Sama-sama Bisa Ditularkan Melalui Hubungan Seksual, Apa Kaitan Mpox dan HIV?

Senin, 6 November 2023 10:01 WIB

Laki-laki, 38 tahun, asal Nigeria, positif menderita penyakit monkeypox. Sumber: The Straits Times

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit zoonosis yang dikenal dengan nama cacar monyet atau Mpox disebabkan oleh virus DNA berantai ganda yang masuk dalam genus Orthopoxvirus. Dilansir dari laman National Library of Medicine, manusia dapat tertular virus Mpox ini melalui kontak langsung yakni secara seksual, kulit ke kulit, tetesan pernafasan, dan benda yang telah terpapar virus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan wabah penyakit Mpox ini sebagai masalah kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional sejak 23 Juli 2022 lalu. Saat ini, wabah global ini terus mempengaruhi kondisi kesehatan di seluruh dunia.

Diketahui bahwa wabah ini terutama dapat menginfeksi kaum homoseksual, biseksual, dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL). Hal ini didasarkan pada bukti peningkatan prevalensi human immunodeficiency virus (HIV) dan Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya.

Menurut WHO, data epidemiologi saat ini menunjukkan bahwa sebanyak 51 persen atau sekitar 13,769/26,992 dari kasus Mpox yang dikonfirmasi mengidap HIV. Hal ini disebabkan karena HIV, IMS, dan Mpox dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Infeksi HIV dan gangguan kekebalan mungkin juga dapat mempengaruhi atau tidak mempengaruhi munculnya cacar monyet ini. Meskipun masuk akal untuk berasumsi bahwa, karena imunosupresi yang mendasarinya, penyakit cacar monyet akan lebih parah para orang yang hidup dengan HIV. Akan tetapi, dampak dari Mpox pada populasi pasien HIV belum dapat ditentukan dengan pasti.

Advertising
Advertising

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Brado Ortiz-Saavedra, dkk yang berjudul “Epidemiologic Situation of HIV and Monkeypox Coinfection: A Systematic Review” diketahui bahwa HIV dan Mpox memang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Sementara itu, temuan dalam penelitian mereka menemukan bahwa infeksi simultan oleh kedua virus tersebut terjadi pada angka 40,32 persen. Diketahui pula bahwa, koinfeksi kedua virus ini bisa sangat berbahaya karena dapat memperburuk gejala kedua penyakit tersebut, serta membuatnya lebih sulit diobati.

Selanjutnya: Apa itu vaksin Mpox?

<!--more-->

Apa itu vaksin Mpox?

Vaksin Mpox digunakan untuk mengurangi kemungkinan seseorang terkena Mpox. Tak hanya itu, vaksinasi ini juga memungkinkan Anda dapat mengurangi gejala jika tertular virus ini. Dilansir dari laman Nyc.gov, siapapun dengan orientasi seksual atau identitas gender apapun yang berisiko terkena Mpox, dapat mendapatkan vaksinasi ini.

Dalam konferensi pers secara daring, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan, “Di Indonesia sampai 26 Oktober 2023 sudah 14 kasus terkonfirmasi, dua probable, dan sembilan suspek.”

Maxi menjelaskan sebagian kasus cacar monyet yang terkonfirmasi itu ditemukan pada usia 25-29 tahun, sebanyak 64 persen, sedangkan sisanya pada umur 30-39 tahun. Ia menambahkan, 14 orang yang terkonfirmasi cacar monyet seluruhnya laki-laki dan penularan itu terjadi melalui kontak seksual.

“Kelompok berisikonya hampir sama dengan HIV. Tren ke depan akan seperti HIV dan terus berkembang di kelompok berisiko tersebut. Strateginya bisa meniru program pengendalian HIV. Ini sebenarnya bisa diputus dan bisa sembuh seperti semula tapi ini kuncinya di contact tracing, isolasi karantina, vaksinasi, dan literasi komunikasi risiko supaya para kelompok berisiko mengubah (perilaku) menjadi seks aman,” kata dia, dikutip dari VoA.

Jika dilihat dari laman Kemkes.go.id, sasaran vaksinasi Mpox ini adalah orang yang masuk dalam kelompok rentan seperti kontak erat dengan penderita dan ODHIV. Pihak Kementrian Kesehatan, telah memulai pendistribusian vaksin ini pada 23 Oktober 2023 lalu dan memiliki sasaran sebanyak 477 orang yang disesuaikan dengan ketersediaan vaksin.

dr. Robert Sinto, Sp.PD, K-PTI, FINASIM dari Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia menjelaskan penelitian di luar negeri menemukan bahwa tidak semua pasien Mpox bisa mendapatkan vaksin ini. Namun, hanya sekelompok kecil pasien saja yang bisa mendapatkannya, yakni kelompok dengan gejala berat atau pasien yang sudah datang dalam keadaan sakit parah.

“Data dari 14 orang yang sudah positif saat ini, kami pantau semuanya belum dalam keadaan membutuhkan antivirus tersebut. Vaksinasi juga bisa dilakukan sebagai pencegahan pasca pajanan. Jadi, dalam 4 hati kalau memang ada kontak erat dengan pasien yang sudah terkonfirmasi Mpox, maka kita bisa memberikan juga vaksinasi ini sebagai proses pencegahan,” kata dr. Sinto


Pilihan Editor: Kemenkes Siapkan Penambahan Vaksin Cacar Monyet atau Mpox untuk Jakarta

Berita terkait

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

2 jam lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

6 hari lalu

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

Meningitis sering sulit didiagnosis dan bisa berkembang sangat pesat. Kalau anak-anak tidak tertolong dalam waktu 24 jam bisa meninggal

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

6 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

Pakar menyarankan agar vaksinasi tetap dijalankan namun dengan menggunakan jenis lain jika masyarakat ragu pada vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

6 hari lalu

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

Jemaah diingatkan pentingnya penyiapan kondisi fisik sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

9 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

12 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

12 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

13 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

14 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

15 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya