TEMPO.CO, Jakarta - Meniran selama ini kerap dianggap sebagai gulma yang sangat mengganggu tanaman lain sebab bisa tumbuh di mana saja, sama seperti rumput pada umumnya. Meskipun demikian, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) menyebut daun meniran memiliki manfaat bagi kesehatan, terutama meningkatkan kekebalan tubuh.

Ketua Umum PDPOTJI, Inggrid Tania, mengatakan daun meniran memiliki segudang manfaat bagi tubuh dan dapat memodulasi sistem imun. Tumbuhan meniran dengan aktivitas imunostimulasinya relevan digunakan pada penyakit-penyakit infeksi melalui sejumlah kandungan senyawa utama, yakni flavonoid, filantin, hipofilantin, dan asam galat.

Meniran sudah teruji klinis dapat menyembuhkan beberapa penyakit infeksi seperti influenza, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), tuberkulosis paru, hepatitis B, herpes zoster, varicella, bahkan kandidiasis vagina.

Mengolah meniran
PDPOTJI juga membagikan kiat mengolah sendiri meniran di rumah. Cukup ambil daun meniran seberat 10–30 gram, lalu direbus dalam 400 mililiter air yang sudah mendidih selama 15-30 menit, kemudian siap diminum. Takaran tersebut berlaku untuk satu kali minum. Jika perlu minum 2-3 kali sehari dan jumlahnya bisa disesuaikan.

Aturan minum air rebusan meniran disesuaikan dengan kebutuhan. Jika diminum dalam keadaan sehat maka cukup 1-2 kali sehari. Sementara untuk pengobatan atau membantu proses penyembuhan penyakit sebaiknya diminum 2-3 kali sehari.

Selain direbus, meniran juga bisa diseduh seperti membuat teh. Cukup masukkan ke dalam gelas kemudian disiram air mendidih, diamkan selama 15 menit dalam keadaan gelas tertutup. Dari dua langkah tersebut, merebus menjadi cara terbaik karena air yang dihasilkan lebih kental dan daya kerja ekstrak meniran akan lebih kuat pula.

Di luar negeri, meniran diolah dengan cara dilarutkan dalam minuman beralkohol. Namun cara tersebut tidak lazim digunakan di Indonesia dengan mayoritas penduduk Muslim yang melarang atau mengharamkan minuman beralkohol.

Tidak hanya daun, semua bagian tanaman meniran bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Jenis daun terbaik dianjurkan yang tidak terlalu muda tetapi juga belum terlalu tua. Meniran tidak disarankan untuk ibu hamil karena hingga kini belum ada penelitian lebih jauh. Penggunaan meniran pada ibu hamil dikhawatirkan dapat memicu keguguran, gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

Manfaat meniran juga telah terbukti melalui berbagai uji klinis. Salah satunya adalah penelitian pada 2007 oleh Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) terhadap 410 jemaah haji untuk menunjukkan efikasi ekstrak meniran dengan durasi terapi 40 hari selama menunaikan ibadah haji.

Pemberian ekstrak meniran tersebut terbukti bisa mengurangi kejadian Influenza-like illness (ILI) sebesar 17,13 persen. Angka penekanan ILI semakin besar ketika ekstrak meniran dikombinasikan dengan multivitamin, yakni mencapai 36,2 persen.

Selain itu juga teruji secara klinis pada terapi suportif pengobatan infeksi virus varicella zoster di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada Juni 2004. Sebanyak 60 pasien yang terinfeksi varicella usia 14-60 tahun, baik laki-laki maupun perempuan, diberikan menriran dengan durasi terapi selama enam hari.

Pemberian ekstrak meniran dikombinasikan dengan asikolovir tiga kali sehari. Hari kedelapan setelah pemberian ekstrak meniran, keberadaan vesikel, luas lesi, dan keparahan sikatriks pasien cenderung lebih baik dibanding yang hanya diberi obat asiklovir sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Pilihan Editor: Bukan Gulma, Daun Meniran Sahabat Kekebalan Tubuh