Selain DBD, Ini 3 Penyakit Berbahaya pada Musim Pancaroba

Jumat, 17 November 2023 13:32 WIB

Sejumlah anak menutup hidung saat petugas Dinas Kesehatan melakukan pengasapan di salah satu rumah di Desa Pataruman, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/11). Sekitar 124 warga dari dua RT di Desa ini terkena demam Chikungunya. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Musim pancaroba ditandai dengan perubahan cuaca atau suhu udara yang tidak stabil, seperti banyak angin dan hujan. Namun keesokan harinya sepanjang hari didominasi panas. Begitu pula sebaliknya.

Perubahan cuaca ini dapat meningkatkan potensi berbagai penyakit. Biasanya, saat musim pancaroba tiba, orang lebih sering berada di tempat tertutup. Akibatnya, seseorang dapat mengalami peningkatan risiko penularan infeksi.

Selain itu, virus dan bakteri juga mampu hidup lebih lama dan berkembang ketika suhu dan kelembaban lebih rendah, termasuk pada musim pancaroba. Biasanya, pada musim pancaroba memicu maraknya orang terjangkit Demam Berdarah Dengue disingkat DBD. Namun, selain DBD, terdapat tiga penyakit berbahaya lain yang marak pada musim pancaroba. Berikut adalah tiga penyakit berbahaya ketika musim pancaroba tiba, yaitu:

1. Chikungunya

Chikungunya merupakan infeksi virus yang menimbulkan demam secara tiba-tiba dan nyeri sendi menyakitkan. Virus dari penyakit ini, alphavirus menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. Biasanya, nyamuk tersebut menggigit pada siang dan malam hari. Namun, virus chikungunya tidak menyebar secara langsung dari manusia.

Meskipun nyaris sama dengan DBD, tetapi chikungunya dapat menjadi lebih berbahaya. Chikungunya dapat menyerang siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit lebih tinggi pada bayi baru lahir, orang usia 65 tahun ke atas, dan orang dengan kondisi medis lain (hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung), seperti dikutip kemkes.go.id.

Advertising
Advertising

Adapun, gejala dari penyakit ini, antara lain demam sampai 39 derajat Celcius, ruam kemerahan, nyeri otot, sendi, dan tulang, sakit kepala, lemas, serta mual.

2. Leptospirosis

Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama mengingatkan bahwa leptospirosis dari bakteri leptospira perlu diwaspadai selama musim pancaroba. Penyakit ini ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.

Pada musim hujan, terutama ketika banjir, tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus akan berlarian di sekitar manusia dan kotoran serta air kencingnya akan bercampur dengan air banjir. Seseorang yang mempunyai luka, lalu terendam air banjir dengan campuran kotoran tikus mengandung bakteri leptospira. Akibatnya, seseorang tersebut berpotensi terinfeksi.

Untuk menangani infeksi ini, seseorang harus selalu menjaga kebersihan dan tidak bermain air ketika banjir, terutama jika memiliki luka. Seseorang juga harus segera pergi ke dokter, jika mengalami gejala panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil.

3. Diare

Menurut mayoclinic.org, diare merupakan kondisi seseorang yang mengalami buang air besar lebih sering dari biasanya. Diare juga dapat ditandai dengan beberapa gejala lain, seperti kram atau nyeri perut, kembung, mual, muntah, demam, dan tinja berdarah. Meskipun relatif terjadi secara singkat, tetapi jika dibiarkan dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan lain.

Saat diare berlangsung lebih dari beberapa hari menjadi beberapa minggu dapat berarti tanda dari penyakit lain. Salah satu penyakit yang muncul pada musim pancaroba ini menjadi tanda seseorang mengalami sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit celiac, atau radang usus.

RACHEL FARAHDIBA R | YUNIA PRATIWI | ANTARA
Pilihan editor: 5 Makanan yang Dianjurkan Saat Musim Pancaroba Buat Jaga Imun Tubuh

Berita terkait

BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Kota Besar, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jateng

3 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Kota Besar, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jateng

Sirkulasi siklonik membentuk daerah konvergensi yang mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

8 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

13 hari lalu

Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

Sebanyak 202 orang di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan terjangkit penyakit diare. Lima balita meninggal karena dehidrasi parah saat diare.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

13 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

15 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

17 hari lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

18 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

20 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

21 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

21 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya