Mengenali Kekerasan Emosional dan Dampaknya

Selasa, 21 November 2023 11:27 WIB

Ilustrasi marah (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kekerasan emosional atau emotional abuse perilaku kekerasan nonfisik yang bertujuan menyakiti atau membuat orang lain tak nyaman. Dikutip dari Psychology Today, perlakuan buruk rentan terjadi dalam berbagai hubungan antara lain orang tua, pasangan, dan pekerjaan.

Apa Itu Kekerasan Emosional?

Dikutip dari Verywell Mind, kekerasan emosional serangan yang menyasar emosi yang tujuannya mempermalukan atau menyalahkan. Ini salah satu kekerasan yang mengganggu mental. Sebuah hubungan dikatakan sebagai kekerasan emosional jika terdapat pola intens serangan kata-kata kasar yang mengintimidasi dan merendahkan harga diri seseorang.

Advertising
Advertising

Tujuan utama dari kekerasan emosional biasanya untuk membungkam atau mengendalikan orang lain. Ini adalah salah satu bentuk kekerasan yang paling sulit tak secara langsung kelihatan dampaknya dan cenderung manipulatif.

Kekerasan emosional menggerus harga diri seseorang. Akhirnya dalam kondisi tertentu korban kekerasan emosional bisa merasa terjebak. Orang yang dilecehkan secara emosional sering kali terlalu sakit untuk bertahan dalam hubungan itu lebih lama. Tapi, bisa juga terlalu takut untuk pergi yang menyebabkan siklus berulang jika tak segera diatasi.

Dampak Kekerasan Emosional

Kekerasan emosional dampaknya berlainan, ada yang lama dan sebentar. Dikutip dari Healthline, korban kekerasan emosional mulanya cenderung kebingungan, ketakutan, putus asa, malu.

Dampak jangka pendek dari kekerasan emosional juga memengaruhi perilaku dan fisik korban. Korban kekerasan emosional mungkin akan merasakan kesulitan berkonsentrasi, kemurungan, ketegangan otot, mimpi buruk, detak jantung yang cepat.

Pelecehan yang bersumber dari kekerasan emosional yang parah bisa sama kuatnya dengan serangan fisik. Seiring waktu, keduanya menyebabkan harga diri rendah dan depresi. Risiko jangka panjang dampak kekerasan emosional bisa berkembang menjadi kecemasan, nyeri kronis, rasa bersalah, insomnia, dan kesepian.

Pilihan Editor: Selain Genetika, Kesejahteraan Emosional Mempengaruhi Pertumbuhan Tubuh Anak

Berita terkait

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

1 hari lalu

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

Hakim Kanada menegaskan Universitas McGill tidak dapat membuktikan terjadi kekerasan dalam demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Nakba ke-76, Duta Besar Al-Shun Teringat Penderitaan Rakyat Palestina

1 hari lalu

Peringati Hari Nakba ke-76, Duta Besar Al-Shun Teringat Penderitaan Rakyat Palestina

Dubes Palestina untuk Indonesia mengecam tindakan Israel di Palestina dalam peringatan 76 tahun Hari Nakba.

Baca Selengkapnya

Kecewanya Calon Taruna STIP Asal Flores, Rela Cuti Kuliah Demi Menggapai Cita-cita Pelaut

1 hari lalu

Kecewanya Calon Taruna STIP Asal Flores, Rela Cuti Kuliah Demi Menggapai Cita-cita Pelaut

Banyak calon taruna STIP dari berbagai daerah yang mendaftar ke sekolah kedinasan di bawah Kemenhub itu. Tahun ini tidak menerima mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

1 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

2 hari lalu

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

Ki Darmaningtyas menilai perlu adanya evaluasi terhadap sistem asrama untuk taruna STIP.

Baca Selengkapnya

Gejala ADHD pada Wanita, Tak Selalu Sama dengan Pria

2 hari lalu

Gejala ADHD pada Wanita, Tak Selalu Sama dengan Pria

Sejumlah faktor berperan dalam perbedaan ciri ADHD pada perempuan. Karena itulah gejalanya bisa berbeda dari laki-laki.

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Emosi dengan Teknik Distraksi Menurut Psikiater

7 hari lalu

Cara Mengendalikan Emosi dengan Teknik Distraksi Menurut Psikiater

Teknik distraksi dapat dimanfaatkan sebagai cara mengendalikan emosi agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Kemenhub Ucapkan Kode-kode Khusus saat Aniaya Adik Tingkat Hingga Tewas

7 hari lalu

Taruna STIP Kemenhub Ucapkan Kode-kode Khusus saat Aniaya Adik Tingkat Hingga Tewas

Polisi melibatkan ahli bahasa untuk mengungkap kode-kode khusus yang diucapkan taruna STIP Kemenhub saat menganiaya adik tingkat hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan 3 Taruna STIP Kemenhub sebagai Tersangka Baru Kekerasan Terhadap Adik Tingkat Hingga Tewas

8 hari lalu

Polisi Tetapkan 3 Taruna STIP Kemenhub sebagai Tersangka Baru Kekerasan Terhadap Adik Tingkat Hingga Tewas

Tiga taruna tingkat dua STIP Kemenhub tersebut dianggap terlibat dalam kekerasan terhadap adik tingkat Putu Satria Ananta hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

9 hari lalu

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

YLBHI dan LBH Jakarta mengecam diskriminasi dan kekerasan oleh kelompok intoleran kepada sejumlah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang.

Baca Selengkapnya