Undur-undur Laut Enak, Nendang Lidah

Reporter

Editor

Minggu, 7 Juni 2009 11:06 WIB

TEMPO/Adri Irianto

TEMPO Interaktif, Jakarta: Cat kuning membuat restoran itu kontras dengan bangunan lain yang bersebelahan dengannya. Tapi, ketimbang catnya, yang lebih menarik perhatian adalah spanduk yang mencantumkan menu andalan restoran itu: undur-undur laut goreng.

Undur-undur laut goreng tepung adalah menu andalan restoran Nasi Kuning Plus-plus. Nggak nyambung? Ya, undur-undur laut goreng ini adalah salah satu "plus"-nya restoran Nasi Kuning. Undur-undur laut goreng disuguhkan mengelilingi nasi kuning, yang dibentuk seperti tumpeng mini dihiasi lalapan kol dan daun selada.

Undur-undur laut itu terlihat seperti gumpalan yang sedikit lebih besar daripada kuku ibu jari orang dewasa. "Ini kebetulan kecil, biasanya bisa sampai sebesar ibu jari," kata pemilik restoran, Brigitta Yuliana. Sepintas tampak kaki-kaki yang mirip kaki kepiting kecil yang memerah seperti udang yang dimasak. Tapi, bedanya dengan kepiting dan udang, semua bagian undur-undur bisa dimakan tanpa dikupas.

Rasa undur-undur laut ini gurih dan renyah, meski agak asin. Tapi nasi kuning yang hangat mengepul plus sambal menjadikannya paduan yang pas.

Nilai plus lain restoran yang dikelola suami-istri Rudy Daud dan Brigitta Yuliana ini adalah tiga macam sambal: sambal bawang, sambal lombok hijau (cabai hijau), dan sambal mete. Dari ketiganya, yang paling garang adalah sambal mete. "Memang sengaja kami buat pedas. Tapi masih ada yang bilang kurang pedas," kata Rudy sambil tertawa, Senin lalu.

Advertising
Advertising

Rasa pedasnya memang langsung "nendang" begitu sampai pada lidah. Namun, ada juga rasa asam, yang rupanya berasal dari potongan daun jeruk, yang dicampur dalam olahan kacang mete tumbuk, cabai merah, bawang merah, dan bawang putih itu.

Restoran ini hanya menyediakan satu varian menu undur-undur laut. Yuliana menjelaskan, undur-undur laut harus segera diolah saat masih segar. Kalau tidak, rasa dagingnya tak enak. Sejauh ini hewan berkaki delapan yang masih ber-"saudara" dengan udang ini hanya bisa ditemukan di Pantai Selatan Jawa, terutama di Yogyakarta.

Karena tak bisa didapatkan di Jakarta, mau tak mau, Yuliana masih mendatangkan undur-undur laut dari Yogyakarta. Di sana ada kerabatnya yang mengolah undur-undur laut hingga menjadi setengah matang. Undur-undur itu dibalut dengan campuran tepung beras, terigu, dan tapioka. "Makanya cuma bisa dibuat goreng tepung," ujarnya.

Selain undur-undur, teman nasi kuning di restoran ini daging ayam dan bebek goreng. Menu ini bisa dibeli terpisah atau dalam bentuk paket dengan kremes, nasi kuning, dan lalapan.

Mengapa Rudy dan Yuliana menawarkan nasi kuning? Suami-istri yang asli Kota Gudeg ini mengaku mengamati restoran di sekitar daerah Pasar Minggu serta Kalibata dan menemukan banyak sekali warung makan nasi uduk, tapi tak ada yang menawarkan nasi kuning.

Awalnya, bebek goreng yang diorbitkan jadi andalan pendamping nasi kuning. Tapi, lantaran sudah terlalu banyak penjual bebek, akhirnya undur-undur lautlah yang jadi andalan. Rudy mengaku belum banyak yang memesan menu andalan itu lantaran banyak orang belum mencobanya.

Meski tawaran menunya menarik, restoran di tepi jalan raya ini bukan tempat yang nyaman untuk berlama-lama nongkrong. Jalanan yang bising, ditambah desain interior yang seadanya membuat pengunjungnya tak betah. Apalagi area parkirnya sempit, yang membuat pelanggan bermobil kesulitan memarkir mobilnya.

"Biasanya pengunjung datang dan memesan makanan untuk dibungkus dan dibawa pulang," kata Rudy. Restoran memang lengang siang itu. Tapi ada saja pelanggan yang datang dan memesan, lantas membawanya pulang.

Khasiat Undur-undur Laut
Undur-undur laut (Emerita sp.) biasa digunakan untuk umpan memancing di laut. Tapi masyarakat pesisir selatan biasa menjadikannya hidangan sehari-hari. Berbagai penelitian, termasuk yang dilakukan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, menemukan bahwa hewan yang hidup di dalam pasir pantai ini mengandung asam lemak omega-3 yang lebih tinggi dibanding hewan jenis crustacea lain, seperti udang, lobster, dan kepiting.

Asam lemak Omega-3 membantu perkembangan fungsi saraf dan penglihatan pada bayi. Karena itu, undur-undur laut dianjurkan bagi ibu hamil. Omega-3 juga berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan menekan kolesterol jahat.

OKTAMANDJAYA WIGUNA

Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

7 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.

Baca Selengkapnya

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

8 hari lalu

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

10 hari lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

11 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

17 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

20 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

29 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

31 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

32 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

33 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya