Benarkah Kelelahan Dapat Menyebabkan Tipes?

Reporter

Winda Oktavia

Editor

Nurhadi

Selasa, 5 Desember 2023 13:03 WIB

Ilustrasi pria sakit. Nbc.news.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kelelahan sering disebut sebagai penyebab seseorang terserang penyakit tipes atau demam tifoid. Ungkapan ini tidak benar karena kelelahan merupakan gejala yang timbul akibat demam tifoid, bukan penyebabnya.

Dikutip dari World Health Organization (WHO), demam tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini biasanya menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Setelah dicerna, bakteri ini berkembang biak dan menyebar ke aliran darah dan saluran usus.

Gejala demam tifoid termasuk demam tinggi yang berkepanjangan, kelelahan, sakit kepala, mual, sakit perut, dan sembelit atau diare. Beberapa penderita mungkin juga akan mengalami ruam. Kasus yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius atau bahkan kematian.

Dilansir dari Healthline, Salmonella typhi bukan bakteri yang sama yang menyebabkan penyakit bawaan makanan salmonellosis (salmonella). Metode utama penularan bakteri ini adalah rute oral-fecal. Selain melalui makanan dan air, bakteri ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang memiliki infeksi tipes.

Beberapa daerah yang memiliki risiko lebih tinggi terserang tipes yaitu Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara. Di seluruh dunia, demam tifoid mempengaruhi sekitar 11 juta hingga 20 juta orang per tahun.

Advertising
Advertising

Bagi kebanyakan orang dengan kesehatan yang baik, vaksin tifoid tidak diperlukan. Tetapi dokter akan merekomendasikan vaksin jika seseorang:

  • Tidak menunjukkan gejala tetapi masih dapat menyebarkan bakteri yang menyebabkan tifus
  • Dalam kontak dekat dengan operator
  • Bepergian ke negara di mana tipes adalah hal biasa
  • Seorang pekerja laboratorium yang mungkin bersentuhan dengan S. typhi.

Vaksin tifoid efektif untuk mengobati sebanyak 50-80 persen. Vaksin ini hadir dengan dua bentuk, yaitu:

1. Vaksin tifoid yang tidak aktif.

Vaksin ini adalah suntikan satu dosis. Ini bukan untuk anak-anak di bawah 2 tahun, dan butuh sekitar 2 minggu untuk bekerja. Seseorang harus mendapatkan dosis booster setiap 2 tahun.

2. Vaksin tifoid hidup

Vaksin ini bukan untuk anak-anak di bawah usia 6 tahun. Ini adalah vaksin oral yang diberikan dalam 4 dosis, terpisah selama 2 hari. Dibutuhkan setidaknya satu minggu setelah dosis terakhir untuk bekerja. Seseorang harus mendapatkan booster setiap 5 tahun.

Pilihan Editor: Ketahui 6 Cara Mencegah Penyakit Tipes

Berita terkait

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

1 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

2 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Sindrom Kelelahan Kronis

5 hari lalu

Kenali Gejala Sindrom Kelelahan Kronis

Sindrom kelelahan kronis (CFS) adalah suatu kondisi di mana Anda terus-menerus merasa lelah, mengantuk, kurang termotivasi, dan kurang waspada.

Baca Selengkapnya

Panas Mulai Menyengat, Waspadai 9 Gejala Heat Stroke

7 hari lalu

Panas Mulai Menyengat, Waspadai 9 Gejala Heat Stroke

Heat stroke' yang dapat berujung kematian tidak serta merta terjadi. Kenali 9 gejala heat stroke di musim kemarau

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

7 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

8 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

8 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

12 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

14 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya