Menggigil Saat Tidur Malam: Penyebab, Manfaat, dan Solusi

Jumat, 8 Desember 2023 09:50 WIB

Ilustrasi wanita tidur menggunakan penutup mata. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pengalaman menggigil saat tidur, terutama pada tidur malam hari, mungkin pernah dirasakan oleh sebagian besar orang. Namun, mengapa fenomena ini sering terjadi? Beberapa faktor dapat menjadi penyebabnya.

Kenapa Menggigil Saat Tidur?

Menurut CNA Lifedata-style, ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Pertama, ritme sirkadian yang merupakan jam internal tubuh manusia.

Saat matahari terbenam, ia memerintahkan otak untuk beristirahat dan pada saat yang sama memacu sel-sel kekebalan tertentu untuk menjadi lebih aktif. Setiap malam, sel-sel tersebut ini melakukan pemindaian pada berbagai bagian tubuh untuk melawan patogen seperti virus dan bakteri.

Dalam penjelasan Dr. Diego Hijano, spesialis penyakit menular anak di St Jude Children’s Research Hospital, sel kekebalan yang aktif dapat menyebabkan iritasi dan peradangan, yang pada gilirannya memperburuk gejala pernapasan terutama pada malam hari.

Hormon tertentu, seperti kortisol, yang mengikuti ritme sirkadian juga ikut berperan. Kortisol memiliki tingkat tertinggi di pagi hari, membantu menekan peradangan selama siang hari. Namun, ketika malam tiba dan tingkat kortisol menurun, gejala seperti batuk dan pilek bisa kembali muncul.

Penurunan Suhu Tubuh Membantu Tidur Nyenyak

Advertising
Advertising

Ternyata, penurunan suhu tubuh saat tidur adalah respons alami tubuh terhadap kegelapan dan merupakan bagian dari siklus tidur manusia. Suhu tubuh inti biasanya berkisar antara 36 hingga 39 derajat celsius, tetapi turun satu atau dua derajat saat seseorang mengantuk dan seiring berjalannya malam.

Dilansir dari Dreams.co.uk, terdapat penjelasan bahwa penurunan suhu tubuh ini membantu seseorang mendapatkan tidur yang nyenyak.

Dampak Lainnya

Meskipun menggigil saat tidur dapat dianggap sebagai respons alami terhadap penurunan suhu tubuh, ada faktor lain yang dapat memperburuk kondisi tersebut. Salah satunya adalah postnasal drip, yaitu lendir yang mengumpul di bagian belakang tenggorokan saat seseorang berbaring. Hal ini dapat memicu keinginan untuk batuk dan membersihkan saluran napas.

Kondisi lingkungan kamar tidur, seperti kekeringan udara, juga dapat mengiritasi saluran pernapasan, menurut Dr. Juan Chiriboga-Hurtado, seorang spesialis kedokteran keluarga di Keck Medicine of the University of Southern California. Ketidaknyamanan ini sulit diabaikan pada malam hari karena kurangnya gangguan di sekitar, yang biasanya baik untuk tidur.

Solusi dan Penanganan

Untuk mengatasi batuk pada malam hari, terutama yang disebabkan oleh postnasal drip, dianjurkan untuk minum lebih banyak cairan sepanjang hari agar lendir tetap encer dan meminimalkan postnasal drip saat berbaring. Penggunaan humidifier di malam hari juga dapat membantu menjaga kelembapan saluran hidung.

Pentingnya istirahat yang berkualitas tidak bisa diabaikan, dan mengatasi gangguan tidur seperti batuk pada malam hari menjadi kunci untuk memastikan pemulihan yang cepat. Dokter Juan menyarankan untuk menggunakan suplemen atau obat batuk yang mengandung dextromethorphan untuk mengurangi keinginan batuk, atau guaifenesin untuk melonggarkan lendir.

Jadi, meskipun menggigil atau batuk pada saat tidur malam hari bisa menjadi tantangan, pemahaman terhadap proses alami tubuh dan penerapan solusi yang sesuai dapat membantu seseorang mendapatkan tidur yang lebih nyenyak dan menyehatkan. Jika gejala berlanjut atau tidak membaik setelah beberapa minggu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang lebih serius.

CNA LIFESTYLE | VOX
Pilihan editor: Mengapa Cahaya Biru Perangkat Elektronik Mengganggu Siklus Tidur Malam?

Berita terkait

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

3 hari lalu

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

8 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

9 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

10 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

11 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

16 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

18 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

19 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

28 hari lalu

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya

Baca Selengkapnya

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

28 hari lalu

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

Flu Singapura atau HFMD mengalami peningkatan selama mudik atau libur Lebaran 2024. Apa gejala dan penyebab dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya