Harapan Menekan Kasus DBD Parah lewat Vaksin Dengue

Reporter

Antara

Minggu, 21 Januari 2024 16:45 WIB

Tes darah sebelum menguji coba vaksin Demam Berdarah Dengue. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Masuknya vaksin dengue sebagai bagian dari rekomendasi pencegahan demam berdarah dengue (DBD) pada anak dan dewasa memunculkan pembahasan seputar khususnya efektivitas hingga efek samping vaksin. Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), berpendapat vaksin sebagai salah satu strategi nasional dalam pencegahan DBD perlu diberikan pada kelompok masyarakat yang berisiko.

Data menunjukkan DBD menyerang anak usia 5-14 tahun dengan angka kematian pada kelompok usia di bawah 14 tahun berkisar 66 persen. Di sisi lain, anak-anak rentan terinfeksi dengue karena berada dekat dengan populasi nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, waktu aktif nyamuk bersamaan dengan jadwal aktivitas anak pada umumnya, yaitu pada siang hari dengan puncaknya pukul 08.00–13.00 serta 15.00–17.00.

Karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi vaksinasi dengue bagi anak-anak yang berisi empat antigen dari empat serotip virus dengue sejak 2020, walau kala itu vaksin yang tersedia merupakan generasi pertama. Saat ini, vaksin dengue yang tersedia yakni TAK-003.

Kemudian, merujuk rekomendasi Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), vaksin dapat diberikan pada usia 6-45 tahun mengingat proteksinya mulai baik di usia 6 tahun dibanding pada anak yang lebih muda. Menurut Hartono, vaksin diberikan mulai usia 6 tahun mengingat daya tahan tubuhnya lebih baik dari anak usia di bawahnya.

Merujuk penelitian di delapan negara, termasuk Asia Tenggara dan Amerika Latin, dengan melibatkan lebih dari 28.000 orang, hasil uji klinis fase 3 memperlihatkan vaksin dengue bisa melindungi terhadap penyakit dengue yang memerlukan rawat inap sebanyak 84 persen. Kemudian, kekebalan yang ditimbulkan berbeda antara orang yang sudah pernah terinfeksi dan belum terkena.

Advertising
Advertising

Pada yang pernah terinfeksi dengue, perlindungan vaksin lebih tinggi, yakni sebanyak 86 persen. Sementara pada yang belum terinfeksi dengue perlindungan sekitar 79 persen. Menurut data, secara keseluruhan perlindungan terhadap dengue mencapai 61 persen sampai dengan 4,5 tahun setelah pemberian dosis kedua dengan interval tiga bulan.

"Hasil ini konsisten dan tidak ada peningkatan risiko terjangkit demam berdarah yang lebih berat pada orang-orang yang telah mendapatkan vaksin ini," kata Hartono yang juga Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia itu.

Minim efek samping
Berbicara efek samping, Hartono menyebut antara lain nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, lemas, nyeri otot, dan demam dengan risiko kurang dari 10 persen. Tidak ada bukti yang menyatakan orang yang pernah divaksin dengue bila terkena dengue akan menjadi lebih berat dan tak ada efek samping berbahaya usai divaksin.

Masih berbicara tentang vaksin dengue, perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Prof. Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, mengatakan vaksin dapat membantu memberikan perlindungan lebih baik dari ancaman keparahan DBD. Menurutnya, perlindungan yang diberikan akan lebih optimal bagi seluruh anggota keluarga, khususnya yang memiliki penyakit penyerta. Pemilik penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi lalu terkena demam dengue berisiko lebih tinggi menjadi dengue berat bila dibanding yang tidak punya penyakit penyerta.

Kasus DBD di Indonesia biasanya meningkat seiring dengan pergantian iklim. Biasanya mulai naik di November dan puncaknya sekitar Februari. Apalagi dengan suhu panas yang sekarang dibawa oleh El Nino seperti yang diungkapkan Wakil Menteri Kementerian Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD.

Pilihan Editor: Cegah DBD Berat pada Anak dengan Vaksinasi

Berita terkait

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

1 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

6 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

6 hari lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

8 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

10 hari lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

11 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

13 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

13 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

14 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

15 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya