Alasan Protein Nabati Tak Dianjurkankan untuk Bayi

Reporter

Antara

Jumat, 26 Januari 2024 20:51 WIB

Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak, konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Meta Hanindita menjelaskan alasan protein nabati tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi bayi. Pasalnya, makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan mengandung antinutrien.

"Antinutrien ini ada macam-macam. Ada serat misalnya, ada polifenol, dan lain sebagainya. Antinutrien bisa menghambat penyerapan berbagai zat gizi penting untuk bayi," katanya, Jumat, 26 Januari 2024.

Meta pun mengimbau orang tua untuk tidak terlalu banyak memberikan asupan protein nabati kepada bayi, khususnya pada usia 6-23 bulan, sebagai bagian dari Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) agar tumbuh kembang bayi tidak terganggu dan tidak menyebabkan stunting. Sebagai gantinya, ia merekomendasikan protein hewani sebagai asupan untuk bayi karena mengandung asam amino esensial yang baik untuk tumbuh kembang anak.

Ia juga membolehkan kombinasi antara protein hewani dan nabati selama takaran protein nabatinya tidak melebihi protein hewani karena ukuran lambung bayi yang kecil.

"Ternyata, dari berbagai penelitian yang ada, anak yang stunting itu kadar asam amino esensialnya lebih rendah dibanding anak yang tidak stunting," ujarnya. "Asam amino esensial sumbernya yang paling lengkap, yang paling komplet, yang paling tinggi kualitasnya adalah ada di protein hewani."

Advertising
Advertising

Ragam protein hewani
Meta mengatakan beragam jenis protein hewani boleh dikonsumsi bayi berusia 6-23 bulan, di antaranya daging dan hati ayam, daging dan hati kambing, daging dan otak sapi, telur, dan ikan. Ia menjelaskan berbagai jenis ikan baik, seperti ikan kembung, mujair, atau lele, dan tidak perlu menggunakan ikan yang mahal seperti salmon, yang dikenal sebagai ikan yang dengan kandungan protein yang paling baik.

Sementara itu, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan Lovely Daisy mengatakan rendahnya asupan protein hewani dapat menyebabkan stunting pada anak.

"Berdasarkan riset di 49 negara yang dilakukan pada 130.000 anak usia 6-23 bulan ditemukan stunting pada balita disebabkan rendahnya asupan makanan sumber protein hewani," katanya.

Daisy pun menyebutkan pemenuhan protein pada bayi usia 6-23 bulan dapat diintervensi melalui MPASI karena pada waktu tersebut ASI sudah tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Pilihan Editor: Diet Vegetarian, Bisa Cegah Penyakit Kardiovaskular tapi Tak Dianjurkan untuk Lansia

Berita terkait

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

4 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

4 hari lalu

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

4 hari lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

5 hari lalu

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

5 hari lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar

Baca Selengkapnya

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

6 hari lalu

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.

Baca Selengkapnya

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

7 hari lalu

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Pemerintah menurunkan target penyelesaian masalah stunting dari 14 Persen menjadi 17 persen pada 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

16 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

18 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

18 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya