Mengenal Stres Perjalanan, Begini Kondisi Psikologis karena Perjalanan Rutin

Minggu, 28 Januari 2024 15:25 WIB

Sejumlah penumpang berdesakan di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Depok Baru, Depok, Jawa Barat, Senin, 24 April 2023. VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba menyebutkan kepadatan penumpang KRL Jabodetabek sejak H+1 hingga H+2 Lebaran didominasi pengguna musiman yang memanfaatkan waktu liburnya untuk bersilaturahmi dengan kerabat ataupun berwisata ke sejumlah tempat di Jabodetabek, seperti Kota Tua, Monas, Kebun Raya Bogor, dan sejumlah obyek wisata lainnya. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengan perkembangan urbanisasi dan mobilitas, kehidupan modern seringkali memaksa banyak orang untuk melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Kondisi ini seringkali dikenal sebagai “commuting stress” atau stres perjalanan.

Kondisi ini telah secara khusus menjadi perhatian utama dalam dunia kesehatan mental.

Apa itu Commuting Stres?

Tak dapat dipungkiri, commute atau perjalanan rutin menjadi bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan sehari-hari. Terutama di wilayah perkotaan ataupun urban.

Maka tentu saja ini dapat menjadi sumber stres yang signifikan. Dikutip dari laman New York University, commuting stres merujuk pada setiap perubahan psikofisiologis yang dilaporkan sendiri atau diukur secara objektif yang dialami sebagai bentuk stres yang disebabkan oleh perjalanan. Umumnya, kondisi ini muncul akibat perjalanan panjang yang seringkali dihadapi oleh individu yang tinggal jauh dari tempat kerja mereka. Faktor seperti waktu tempuh yang lama, kemacetan, dan ketidaknyamanan transportasi dapat memicu stres ini.

Setiap hari, ratusan juta orang di seluruh dunia bepergian menuju dan dari tempat kerja menggunakan berbagai bentuk transportasi seperti mobil, bus, dan kereta api, dll. Apapun bentuknya, seringkali para komuter dihadapkan pada rangkaian pemicu stres psikofisiologis serta berbagai rangsangan lingkungan yang tidak menyenangkan seperti kelelahan, polusi, kepadatan penduduk, dan mungkin kecelakaan kendaraan.

Ketika faktor-faktor ini berinteraksi dengan kerentanan genetik individu terhadap pengembangan respon stres, maka dapat menyebabkan manifestasi berbagai patologi.

Advertising
Advertising


Praktik Mindfulness untuk Mengatasi Commuting Stres

Biasanya, saat seseorang mengalami commuting stres, cara utama yang dilakukan individu untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan mengalihkan perhatian mereka melalui penggunaan telepon seluler. Meskipun hal ini dapat meringankan stres yang ditimbulkan oleh perjalanan yang penuh tekanan, namun penggunaan telepon seluler sebagai mekanisme penanggulangan ini bersifat maladaptif dalam jangka panjang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti tahun 2013, penggunaan ponsel secara berlebihan ini juga sering dikaitkan dengan kelainan pada otak yang berhubungan dengan peningkatan perasaan stres, penurunan kemampuan emosi, dan masalah tidur.


Untuk itu, pilihan alternatif potensial guna mengurangi commuting stres dapat ditemukan dalam praktik mindfulness. Mindfulness merupakan sebuah metode penanaman perhatian yang mempengaruhi respon stres terhadap sejumlah keadaan psikologis dan fisik yang sulit. Melalui praktik ini, Anda akan memiliki kesadaran dan terbuka terhadap momen yang terjadi namun tetap rileks. Keadaan rileks dan tetap terjaga ini telah terbukti dapat meningkatkan pengalaman subjektif mengenai kesejahteraan pribadi seseorang. Selain itu, mindfulness juga dapat mengatur dan meningkatkan fungsi fisiologis dalam bentuk peningkatan respons imun dan penurunan kadar kortisol.


Commuting stres adalah aspek yang penting untuk dipahami dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan mengidentifikasi faktor pemicu dan menerapkan strategi pengelolaan yang efektif, individu dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap kesehatan mental. Hal ini juga dapat meningkatkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dalam era mobilitas yang tinggi pemahaman dan penanganan commuting stres menjadi kunci untuk menjaga kesejahteraan dan produktivitas Anda.

Pilihan editor:

Berita terkait

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

1 jam lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

1 hari lalu

Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif sejalan dengan proses penuaan sistem saraf di otak ketika zat dopamin mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

1 hari lalu

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

Mengatasi hipertensi tidak selalu dengan obat. Masalah kesehatan ini juga bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

2 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

5 hari lalu

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

Me time atau waktu sendirian merupakan cara yang sehat untuk meremajakan diri, mengurangi stres, dan memulihkan energi

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

16 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

19 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

19 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

19 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

22 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya