Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Reporter

Antara

Minggu, 31 Maret 2024 11:40 WIB

Ilustrasi stunting. Foto : UNICEF

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Damayanti Rusli Sjarif, meminta anak yang terdeteksi stunting segera diterapi agar tetap cerdas.

"Beberapa penelitian memperlihatkan penurunan kecerdasan akibat stunting masih bisa diperbaiki 90 persen jika dilakukan sebelum usia 2 tahun dengan terapi nutrisi tinggi kalori dan tinggi protein, serta stimulasi bermain," ujar Damayanti dalam siaran pers BKKBN di Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2024.

Ia menjelaskan anak yang terdeteksi stunting dan tidak segera mendapatkan terapi selain otaknya tidak berkembang juga berpotensi rentan menderita berbagai penyakit di masa depan.

"Untuk jangka panjang, anak yang kekurangan gizi akan menyebabkan stunting yang berdampak pada daya tahan tubuh, kecerdasan menurun, perkembangan terlambat, serta penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, hipertensi, obesitas, dan lain sebagainya ketika dewasa," ujarnya.

Jangan terlambat terdeteksi
Ia juga menjelaskan para kader keluarga berencana (KB) atau tim pendamping keluarga (TPK) dapat segera merujuk anak yang terdeteksi berisiko stunting ke dokter spesialis dan memberikan nutrisi atau asupan makanan tinggi protein.

Advertising
Advertising

"Selain dirujuk ke dokter spesialis anak, balita terdeteksi stunting harus segera diberikan nutrisi sesuai indikasi untuk mengejar pertumbuhannya dan kontrol teratur sampai pulih dari stunting untuk mencegah penurunan kecerdasan," ucapnya.

Selain itu, mengonsumsi terapi nutrisi yang baik dalam makanan pendamping ASI (MPASI) juga sangat dianjurkan dengan protein hewani setiap kali makan, misalnya telur, hati ayam, daging merah, daging ayam, ikan, atau susu. Ia juga menekankan agar stunting tidak dianggap sepele dan biasa-biasa saja.

"Stunting jangan dianggap biasa-biasa saja. Seorang anak yang menderita stunting, maka otaknya terancam terganggu. Anak stunting itu adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak ketika mau masuk sekolah, anak tersebut akan kesulitan mengikuti pelajaran," tuturnya.

Ia mengatakan apabila penanganan terlambat maka tidak banyak yang dapat dilakukan. "Kalau baru sadar ketika masuk sekolah maka tidak banyak yang bisa kita perbuat. Semakin awal kita tangani, semakin cepat kembali pulih dan selamat otaknya," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN, Irma Ardiana, menyatakan BKKBN telah memiliki situs web orangtuahebat.id yang merupakan media promosi dan edukasi pengasuhan serta pembinaan tumbuh kembang anak yang dapat diakses siapa pun, kapan pun, dan di mana pun.

"Di situs web ini, para orang tua hebat dapat mengakses seluruh program Direktorat Bina Keluarga Balita (BKB) dan Anak, termasuk video lengkap webinar, akses materi para narasumber, hingga unduh sertifikat. Salah satu fitur lain yang tidak kalah keren adalah menu belajar mandiri, di mana para pengunjung dapat mempelajari tentang pengasuhan dan eliminasi masalah anak stunting dengan mengikuti Sibima kelas BKB emas," ujar Irma.

Pilihan Editor: Pesan Dokter Anak pada Remaja untuk Cegah Kelahiran Stunting

Berita terkait

BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting

12 jam lalu

BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting

Pentingnya data yang presisi untuk penguatan kemitraan agar mencegah stunting.

Baca Selengkapnya

Regal Springs Indonesia Bersama FAO dan IPB University Menggagas Transformasi Blue Food, Ini Penjelasannya

5 hari lalu

Regal Springs Indonesia Bersama FAO dan IPB University Menggagas Transformasi Blue Food, Ini Penjelasannya

Transformasi Blue Food digagas Regal Springs Indonesia bersama FAO dan IPB Universityang menggagasnya. Apa tujuannya?

Baca Selengkapnya

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

6 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

6 hari lalu

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

7 hari lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

7 hari lalu

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

8 hari lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar

Baca Selengkapnya

Berbagai Mitos soal Orang Cerdas dan Faktanya

9 hari lalu

Berbagai Mitos soal Orang Cerdas dan Faktanya

Orang cerdas sering memunculkan anggapan atau mitos tertentu. Sayangnya, asumsi tersebut banyak yang keliru. Berikut faktanya.

Baca Selengkapnya

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

9 hari lalu

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Pemerintah menurunkan target penyelesaian masalah stunting dari 14 Persen menjadi 17 persen pada 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

18 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya