Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Reporter

Winda Oktavia

Editor

Nurhadi

Minggu, 31 Maret 2024 13:31 WIB

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko

TEMPO.CO, Jakarta - Demam berdarah (DBD) merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Meskipun demam berdarah ringan sering kali hanya menimbulkan gejala mirip flu dan demam tinggi, namun ada bentuk yang lebih parah dari penyakit ini.

Dikutip dari Mayo Clinic, DBD dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian. Setiap tahunnya, jutaan kasus infeksi demam berdarah dilaporkan di berbagai belahan dunia.

Penyakit ini paling umum terjadi di wilayah Asia Tenggara, kepulauan Pasifik bagian barat, Amerika Latin, dan Afrika. Namun, terdapat juga laporan wabah lokal di Eropa dan Amerika Serikat bagian selatan.

Seiring dengan dampak yang luas, para peneliti sedang berusaha keras untuk mengembangkan vaksin yang efektif terhadap demam berdarah. Hingga saat ini, di daerah-daerah di mana demam berdarah sering terjadi, tindakan terbaik yang dapat diambil untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari gigitan nyamuk dan mengurangi populasi nyamuk melalui berbagai langkah preventif.

Secara umum, kebanyakan orang dapat pulih dari demam berdarah dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, dalam kasus yang lebih parah, gejala dapat memburuk dan mengancam nyawa. Kondisi ini dikenal dengan sebutan demam berdarah berat, demam berdarah dengue, atau sindrom syok dengue.

Advertising
Advertising

Demam berdarah parah terjadi ketika pembuluh darah terus mengalami kerusakan dan kebocoran. Sementara jumlah trombosit dalam aliran darah menurun. Hal ini dapat mengakibatkan syok, pendarahan internal, kegagalan organ, bahkan kematian.

Meskipun kebanyakan penderita demam berdarah hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali, dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat berubah menjadi sangat serius dan mengancam jiwa. Individu yang sudah pernah terinfeksi sebelumnya memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami demam berdarah parah.

Dilansir dari World Health Organization, gejala demam berdarah sering kali muncul setelah fase demam mereda, dan dapat mencakup gejala seperti sakit perut hebat, muntah berulang, pernapasan yang cepat, pendarahan pada gusi atau hidung, kelelahan yang ekstrem, rasa haus yang berlebihan, kulit pucat dan dingin, serta rasa lemah yang luar biasa.

Penderita yang mengalami gejala parah tersebut harus segera mendapatkan perawatan medis yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih lanjut. Meskipun dapat sembuh, penderita demam berdarah akan merasa lelah dalam beberapa minggu pasca pemulihan.

Ketika demam berdarah mencapai tingkat keparahan tertentu dapat menyebabkan pendarahan internal dan kerusakan organ yang serius. Tekanan darah yang turun secara drastis juga dapat menyebabkan syok, bahkan berujung pada kematian.

Perempuan yang terkena demam berdarah selama kehamilan berisiko menularkan virus kepada bayi mereka. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita demam berdarah selama kehamilan juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, atau gangguan pada janin.

Pilihan Editor: Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Berita terkait

Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

1 hari lalu

Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

Kehilangan orang yang dicintai biasanya disertai dengan beragam emosi yang kompleks. Ini tahapan mengatasi rasa kehilangan

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

2 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

3 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

4 hari lalu

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

Hamas mengatakan bahwa sandera Israel Nadav Popplewell telah meninggal. Ia tewas akibat luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel ke Gaza

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

6 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

Perusahaan farmasi AstraZeneca akui ada efek samping langka, yaitu Trombositopenia.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

7 hari lalu

Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

Mahasiswa STIP Jakarta bernama Putu Satria Rastika dinyatakan meninggal setelah dianiaya seniornya. Ini bukan kejadian pertama kematian di kampus.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

8 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

8 hari lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

9 hari lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

9 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya