Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

Minggu, 14 April 2024 09:20 WIB

O.J. Simpson. wrdw.com

TEMPO.CO, Jakarta - OJ Simpson meninggal pada 10 April 2024 dalam usia 76 tahun. Kabar tersebut dibagikan oleh keluarga Simpson di media sosial X, @TheRealOJ32 dengan mengatakan, “Pada 10 April 2024, ayah kita, Orenthal James Simpson menyerah dalam pertempurannya melawan kanker.”

Pada Februari 2024, berita lokal dari Las Vegas melaporkan OJ telah didiagnosis menderita kanker prostat dan sedang menjalani kemoterapi. Namun, ketika isu tersebut mencuat ke publik yang juga menyatakan OJ berada di rumah sakit, ia membatahnya.

Menurut usmagazine, OJ sampai berkomentar di media sosial untuk menyangkal kabar tersebut.

“Rumah sakit? Rumah sakit?! Kamu berbicara tentang rumah sakit? Tidak, saya tidak di rumah sakit mana pun. Saya tidak tahu siapa yang memberikan informasi itu di luar sana. Anda tidak dapat mempercayai media,” kata OJ dalam sebuah video yang diunggah melalui X, pada 9 Februari 2024.

Kendati begitu, dalam video 9 Februari tersebut, OJ tidak menyangkal didiagnosis kanker. Lalu, pada 11 Februari 2024, ia mengunggah video sedang mengikuti Super Bowl sambil menulis “Tuhan memberkati, hati-hati.” Unggahan tersebut pun menjadi yang terakhir sebelum kepergian selama-lamanya.

Advertising
Advertising

Kanker Prostat

Secara khusus, OJ didiagnosis mengalami kanker prostat. Mengacu cancer.org, hampir semua kanker prostat adalah adenokarsinoma. Kanker ini bermula ketika sel-sel di kelenjar prostat mulai tumbuh dan tidak bisa terkendali. Prostat adalah kelenjar yang hanya ditemukan pada pria. Kelenjar ini membuat beberapa cairan yang menjadi bagian dari air mani. Prostat berada di bawah kandung kemih dan di depan rektum. Prostat cenderung tumbuh seiring bertambahnya usia laki-laki.

Dilansir mayoclinic.org, kanker prostat dimulai ketika sel-sel di prostat mengembangkan perubahan dalam DNA. Setelah itu, DNA memberitahu sel apa yang harus dilakukan. Perubahan memberitahu sel ini dilakukan untuk tumbuh dan membelah lebih cepat daripada sel normal. Kemudian, sel tersebut berubah menjadi abnormal yang terus hidup ketika sel lain akan mati.

Sel-sel abnormal yang terakumulasi membentuk tumor yang dapat tumbuh untuk menyerang jaringan di dekatnya. Saat waktunya tiba, beberapa sel abnormal dapat pecah dan menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Terdapat faktor-faktor yang membuat seseorang memiliki potensi lebih tinggi terserang kanker prostat, yaitu:

  • Usia yang lebih tua di atas 50 tahun.
  • Ras yang berpotensi mengalami kanker prostat adalah orang kulit hitam. Pada orang kulit hitam, kanker prostat juga lebih mungkin terjadi secara agresif atau berkala.
  • Riwayat keluarga. Jika memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara (BRCA1 atau BRCA2), kanker prostat akan berpotensi terjadi lebih tinggi.
  • Obesitas atau seseorang yang bertubuh gemuk lebih mungkin mengalami kanker prostat agresif.

Kanker prostat yang dialami OJ Simpson dapat muncul tanpa gejala pada tahap awal. Namun, kondisi ini dapat menunjukkan gejala, jika sudah dalam kondisi yang semakin buruk. Berikut adalah gejala kanker prostat, yaitu:

  • Kesulitan buang air kecil
  • Penurunan kekuatan dalam aliran urine
  • Darah dalam urine dan sperma
  • Nyeri tulang
  • Berat badan turun tanpa diet atau olahraga
  • Disfungsi ereksi

Pilihan Editor: Kenapa Deteksi Kanker Prostat Diperlukan Ketika Seseorang Memasuki Usia 50 Tahun

Berita terkait

Pakar Ungkap Penyebab Kehilangan Indera Perasa karena Pengobatan Kanker seperti Raja Charles

18 jam lalu

Pakar Ungkap Penyebab Kehilangan Indera Perasa karena Pengobatan Kanker seperti Raja Charles

Pakar ungkap penyebab kasus seperti Raja Charles III yang kehilangan indera perasa sebagai efek samping pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

19 jam lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Berisiko Sakit, Jemaah Haji Jangan Menahan Kencing selama di Pesawat

1 hari lalu

Berisiko Sakit, Jemaah Haji Jangan Menahan Kencing selama di Pesawat

Banyak kasus jemaah haji jatuh sakit begitu sampai di Arab Saudi karena menahan kencing saat dalam penerbangan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lebih Dekat 7 Jenis dan Tipe Popok Clodi

1 hari lalu

Mengenal Lebih Dekat 7 Jenis dan Tipe Popok Clodi

Dengan memahami karakteristik jenis-jenis popok codi, orang tua bisa menemukan yang sesuai dengan kebutuhan dan k konndisi keluarga.

Baca Selengkapnya

4 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli Popok Bayi

1 hari lalu

4 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli Popok Bayi

Popok bayi merupakan starter pack penting untuk bayi yang mempengaruhi kenyamanannya dalam bergerak, beraktivitas, hingga saat tidur lelap.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

2 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

3 hari lalu

Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

Penelitian menyebut penderita disfungsi ereksi lebih mungkin terkena penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke. Cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Frekuensi Buang Air Kecil yang Disarankan pada Jemaah Haji

3 hari lalu

Frekuensi Buang Air Kecil yang Disarankan pada Jemaah Haji

Jemaah haji disarankan buang air kecil minimal setiap jam sebagai tanda tubuh terhidrasi dengan baik. Semakin sering kencing lebih bagus.

Baca Selengkapnya

Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

4 hari lalu

Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

Hanya beberapa hari bekerja jadwal shift malam dapat mempengaruhi perkembangan kondisi metabolik kronis dengan risiko diabetes dan obesitas.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

4 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya