Endometriosis Tingkatkan Risiko Kelahiran Prematur

Reporter

Editor

Kamis, 9 Juli 2009 13:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perempuan hamil yang mengidap endometriosis, meningkatkan risiko melahirkan dengan prematur, sekaligus kemungkinan terserang sejumlah masalah yang berkaitan dengan kehamilan, demikian hasil penelitian.

Endometriosis adalah kondisi menyakitkan yang terjadi di masa reproduktif, yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan di sepanjang uterus dan beberapa bagian di perut diluar uterus, seperti di ovarium. Gejala dari endometriosis diantarannya nyeri panggul yang parah, periode menstruasi yang berat, dan sakit kepala.

“Karena endometriosis cukup lumrah terjadi pada wanita di usia produktif, kami berharap penelitian ini bermanfaat bagi para wanita hamil yang membutuhkan perhatian khusus, agar mereka manjalani kehamilan yang normal dan melahirkan bayi yang sehat,” kata Dr. Henrik Falconer, peneliti dari Departmen Kesehatan Wanita dan Anak, Karolinska Institute, Stockholm, Swedia.

Falconer dan koleganya menganalisa data dari lebih 1,4 juta wanita Swedia yang melahirkan antara tahun 1992 hingga 2006 di Swedia. Mereka mengindentifikasi 13.090 kelahiran diantara 8.922 perempuan yang didiagosa dokter mengidap endometriosis. Falconer akan mempresentasikan hasil temuan mereka di konferensi European Society of Human Reproduction and Embryology, bulan dini di Amsterdam, Belanda. Hasil penelitian ini juga akan diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction, Juli 2009.

Ditemukan 5 dari 100 perempuan tanpa endometrioasis melahirkan secara prematur, yaitu sekitar 37 minggu kehamilan bukan seperti normalnya 40 minggu, hampir 7 dari 100 perempian dengan endometriosis melahirkan prematur. Ini berarti ada 33 persen risiko lebih besar kelahiran prematur pada perempuan yang mengidap endometriosis.

Perempuan dengan endometrioasis juga tampaknya lebih sulit untuk hamil dan membutuhkan teknologi untuk mengatasinya. Para peneliti juga menemukan melahirkan dengan bedah Caesar juga dua kali lebih mungkin terjadi pada perempuan degan endormetriosis dibanding yang tidak.

Advertising
Advertising

Risiko kelahiran prematur tetap tak berubah ketika perempuan menjalani atau tidak mendapatkan bantuan teknologi reproduksi untuk hamil seperti, ART, atau vitro fertilization. Karena diketahui ART bisa meningkatkan risiko perempuan melahirkan prematur.

Perempuan dengan endometriosis juga lebih mungkin menderita pre-eklampsia. Ini adalah kondisi yang potensial berbahaya yang terjadi pada trisemester kedua atau ketiga kehamilan. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah dan kadar protein dalam urin. REUTERS

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

4 jam lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

4 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

11 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

13 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

20 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

22 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

22 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

22 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

23 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya