Kualitas Udara Jakarta Sedang Buruk, Ini Pesan Praktisi Kesehatan

Reporter

Antara

Jumat, 7 Juni 2024 14:14 WIB

Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Laman IQAir pada Jumat, 7 Juni 2024 dan terakhir diperbarui pada pukul 11.00 WIB menyatakan kualitas udara Jakarta tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif. IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada poin 140 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 51,3 mikrogram per meter kubik dan angka ini menunjukkan 10,3 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Karena itu, praktisi kesehatan dr. Ngabila Salama meminta masyarakat, terutama yang tinggal dan beraktivitas di DKI Jakarta, untuk tidak abai menjaga diri saat kualitas udara memburuk.

“PM 2,5 yang membahayakan dikhawatirkan dapat menyebabkan penyakit tidak menular dalam jangka waktu pendek (akut) dan jangka lama (kronis) secara multiorgan, bisa dari kulit, paru, sampai jantung,” kata Ngabila, Jumat, 7 Juni 2024.

Ngabila menjelaskan kualitas udara di Jakarta yang terpantau memburuk dapat berdampak buruk pada kesehatan paru-paru. Dalam jangka pendek, paru-paru berpotensi terkena serangan asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), eksaserbasi akut, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia, dan alergi. Sementara untuk jangka panjang meningkatkan potensi terkena kanker paru maupun penyakit jantung.

“Apalagi kalau orang itu perokok aktif atau pasif maka akan memperparah kondisi kesehatannya,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Pakai masker yang sesuai
Sebagai bentuk proteksi diri, masyarakat disarankan tetap memakai masker jenis KN95 atau KF94 untuk menghalangi PM 2,5 dan menghindari jadi perokok aktif maupun pasif. Masyarakat perlu memastikan imunitas tetap terjaga dengan fisik dan mental yang sehat melalui pola hidup bersih sehat, CERDIK, dan CERIA setiap hari. Untuk mencegah ISPA dan pneumonia, menjaga pola hidup tetap bersih dapat dilakukan dengan memakai masker, mencuci tangan atau menggunakan penyanitasi tangan, dan menjaga jarak di kerumunan (3M).

“Jangan lupa gunakan air purifier atau hepa filter yang ada di rumah. Rajinlah dibersihkan juga alatnya, hindari aktivitas di luar ruangan jika kondisi polusi udara kurang baik,” pesannya.

Bagi kelompok rentan seperti anak dan lansia, ia meminta setiap pihak tidak malas memakai masker di luar ruangan, mengikuti vaksinasi influenza, dan melengkapi vaksin COVID-19 agar tidak memberatkan gejala yang telah ada. Meski demikian, Ngabila menilai sebenarnya kualitas udara yang buruk dapat dicegah melalui perubahan pola hidup bersama. Misalnya, dimulai dari hal kecil setiap orang dapat beralih menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki demi meminimalisasi penyebaran asap kendaraan di jalan.

Kemudian menghemat listrik dan air, baik di rumah maupun di kantor, menggunakan kendaraan listrik atau sepeda bila mengunjungi tempat-tempat yang dekat, serta memperbanyak memelihara tanaman untuk meningkatkan kadar oksigen di sekitar. Sementara kepada pemerintah, Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan tersebut menyarankan agar secara komprehensif melakukan upaya agresif untuk menurunkan polusi udara, baik dari segi komunitas, ekonomi, dan individu, termasuk mengajak multisektor seperti industri, transportasi, dan rumah tangga untuk menerapkan perubahan pola hidup yang berkelanjutan.

Pilihan Editor: Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

Berita terkait

Hari Paru Sedunia, Pemerintah DKI Jakarta Perlu Sediakan Lebih Ruang Terbuka Hijau

6 hari lalu

Hari Paru Sedunia, Pemerintah DKI Jakarta Perlu Sediakan Lebih Ruang Terbuka Hijau

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu menyediakan lebih banyak ruang terbuka hijau (RTH) guna menjaga kesehatan paru warga.

Baca Selengkapnya

6 Pelajar SMA di Jakarta Usung Proyek Sosial Dekorasi Lumut untuk Lawan Polusi Udara

8 hari lalu

6 Pelajar SMA di Jakarta Usung Proyek Sosial Dekorasi Lumut untuk Lawan Polusi Udara

Sekelompok enam pelajar SMA di Jakarta ini berniat selamatkan pelajar SD yang dianggap rawan dari dampak polusi udara.

Baca Selengkapnya

Tak Seberat Olahraga Lari tapi Manfaat Jogging Tak Kalah Penting bagi Fisik dan Mental

11 hari lalu

Tak Seberat Olahraga Lari tapi Manfaat Jogging Tak Kalah Penting bagi Fisik dan Mental

Jogging bermanfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga berat badan ideal, serta memperkuat otot dan tulang.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Masuk Kategori Tidak Sehat, Warga Disarankan Bermasker

12 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Masuk Kategori Tidak Sehat, Warga Disarankan Bermasker

Kualitas udara Jakarta hari ini, Senin 19 September 2024, berdasarkan indeks kualitas udara (AQI), berada di angka 148.

Baca Selengkapnya

Atasi Kualitas Udara Buruk Jakarta, Mahasiswa UI Gagas Penyaring Karbon Monoksida Raksasa

15 hari lalu

Atasi Kualitas Udara Buruk Jakarta, Mahasiswa UI Gagas Penyaring Karbon Monoksida Raksasa

Lima mahasiswa UI merancang The Green Giant Purifier, sebuah alat penyaring udara berukuran besar untuk mengatasi masalah udara di DKI.

Baca Selengkapnya

Mitos Pneumonia dan Paru-paru Basah karena Mandi Malam, Cek Faktanya

16 hari lalu

Mitos Pneumonia dan Paru-paru Basah karena Mandi Malam, Cek Faktanya

Dokter paru mengatakan pneumonia dan paru-paru basah dapat disebabkan mandi malam hari hanya mitos. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

20 hari lalu

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.

Baca Selengkapnya

Potensi Awan Hujan Sepekan di Selatan Indonesia dan Gempa Bali di Top 3 Tekno

20 hari lalu

Potensi Awan Hujan Sepekan di Selatan Indonesia dan Gempa Bali di Top 3 Tekno

Topik BMKG mendeteksi peluang pembentukan awan hujan di selatan Indonesia, terutama Jawa, 6-12 September 2024, menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Usai Masa Kunjungan Paus Fransiskus, Kualitas Udara Jakarta Kembali Berkategori Tidak Sehat

21 hari lalu

Usai Masa Kunjungan Paus Fransiskus, Kualitas Udara Jakarta Kembali Berkategori Tidak Sehat

Dipantau dari IQAir, tingkat polusi Jakarta yang sempat menurun saat kunjungan Paus Fransiskus kembali meningkat hari ini, Sabtu, 7 September 2024.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Jumat, IQAir Catat Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif

22 hari lalu

Usai Salat Jumat, IQAir Catat Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif

IQAir menunjukkan kualitas udara di Jakarta pada Jumat siang, 6 September 2024, masih berkategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Baca Selengkapnya