Dokter Ingatkan Penanganan Segera Pasien DBD untuk Cegah Komplikasi

Reporter

Antara

Selasa, 25 Juni 2024 20:36 WIB

Petugas kesehatan Puskesmas melakukan fogging (pengasapan) dan membasmi sebaran sarang nyamuk Aedes Aegepty, di lingkungan RT.9 RW 8 Kampung Baru I Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 29 Mei 2024. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat tajam mencapai 7.142 orang terjangkit dan 15 orang meninggal dunia terdiri anak - anak dan orang tua lanjut usia, selain itu pemerintah mengingatkan kepada masyarakat selalu rajin melakukan langkah antisipasi untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan upaya 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal masing - masing. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim kemarau pada Mei hingga Agustus 2024. Saat musim kemarau, warga diimbau mewaspadai demam berdarah dengue (DBD) karena meski curah hujan berkurang, nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue masih bisa berkembang biak.

Praktisi kesehatan dr. Fridolin Seto Pandu menjelaskan pasien DBD harus segera ditangani demi mencegah risiko kejang dan penyakit komplikasi. "Penyakit DBD harus segera ditangani karena trombosit dapat terus turun," katanya, Selasa, 25 Juni 2024.

Jika turunnya hingga di bawah 100.00 per milimeter kubik dapat memicu kebocoran plasma yang bisa mengakibatkan sindrom syok dengue (DDS). Pada kondisi ini, aliran darah yang seharusnya mengalir ke seluruh jaringan tubuh mengalami penurunan sehingga dapat membuat tubuh kekurangan oksigen (hipoksia). Kondisi ini berisiko menyebabkan tubuh kejang dan berujung pada komplikasi seperti kerusakan hati, jantung, otak, paru-paru, hingga kematian.

Segera bawa ke faskes
Seto mengatakan apabila ada anggota keluarga yang demam dan tidak kunjung turun sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan sebab demam pada pasien bisa jadi karena sudah terjangkit demam berdarah. Dia menjelaskan gigitan nyamuk memberikan sensasi gatal dan tidak nyaman. Masalah nyamuk Aedes aegypti bukan sekadar gatal tetapi dapat membawa virus demam berdarah.

"Pascadigigit nyamuk biasanya pasien merasa demam tinggi,” kata Head of Department Underwriting Sequis itu.

Advertising
Advertising

Selain demam tinggi, gejala khas DBD lain yakni sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, serta ruam atau bintik merah pada kulit. Pada beberapa kasus, ada yang sampai mimisan dan terjadi pendarahan pada gusi.

Kurangnya air mengalir selama musim kemarau dapat menciptakan banyak genangan yang sering luput dari perhatian warga. Kaleng, botol, dan bak bekas dapat menjadi sarang ideal nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. Data kasus DBD, khususnya di DKI Jakarta, pada Juni 2024 sebanyak 622 atau lebih rendah dari April dan Mei lalu.

Pilihan Editor: Kemenkes Ingatkan Peran Kunci Orang Tua dalam Menangani Anak DBD

Berita terkait

6 Fakta yang Harus Diketahui Tentang DBD

2 hari lalu

6 Fakta yang Harus Diketahui Tentang DBD

Penderita DBD akan mengalami gejala nyeri hebat, terutama pada tulang dan persendian, yang terasa seolah-olah patah.

Baca Selengkapnya

Kenali Pemicu Penyakit DBD dan Penularannya

4 hari lalu

Kenali Pemicu Penyakit DBD dan Penularannya

Kemenkes mengatakan interval puncak peningkatan kasus DBD yang awalnya setiap 10 tahun sekali kian pendek menjadi 5 tahun, bahkan 3 tahun

Baca Selengkapnya

Ketahui Cara Pertolongan Pertama Pada Penderita DBD

4 hari lalu

Ketahui Cara Pertolongan Pertama Pada Penderita DBD

Penularan virus demam berdarah alias DBD disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes. DBD ringan menyebabkan demam tinggi dan gejala seperti flu.

Baca Selengkapnya

5 Gejala DBD yang Sering Diabaikan

4 hari lalu

5 Gejala DBD yang Sering Diabaikan

Penyakit DBD ini sering kali menimbulkan gejala yang khas, seperti demam tinggi beberapa hari, nyeri otot, dan ruam kulit.

Baca Selengkapnya

Interval Puncak Kasus DBD Semakin Pendek, Ini Imbauan Kemenkes

8 hari lalu

Interval Puncak Kasus DBD Semakin Pendek, Ini Imbauan Kemenkes

Kemenkes mengatakan interval puncak peningkatan kasus DBD yang awalnya setiap 10 tahun sekali kian pendek menjadi lima tahun.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Targetkan 230 Kabupaten dan Kota Uji Coba Nyamuk Wolbachia dalam 5 Tahun

9 hari lalu

Kemenkes Targetkan 230 Kabupaten dan Kota Uji Coba Nyamuk Wolbachia dalam 5 Tahun

Pencegahan demam berdarah dengue terus dilakukan. Saat ini terdapat lima wilayah kota yang disebar nyamuk Wolbachia.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Wabah Bakteri Pemakan Daging di Jepang

9 hari lalu

6 Fakta Wabah Bakteri Pemakan Daging di Jepang

Belum ada vaksin khusus untuk menangani wabah bakteri pemakan daging di Jepang

Baca Selengkapnya

Upaya Masyarakat Balikpapan Tekan Demam Berdarah Dengue dengan Vaksinasi Massal

11 hari lalu

Upaya Masyarakat Balikpapan Tekan Demam Berdarah Dengue dengan Vaksinasi Massal

Dinkes Kalimantan Timur laksanakan pilot program imunisasi demam berdarah dengue di kota Balikpapan dengan target 9.800 anak usia 6-14 tahun.

Baca Selengkapnya

Lengkapi 2 Dosis Vaksin Dengue agar Efektif Tangkal DBD

13 hari lalu

Lengkapi 2 Dosis Vaksin Dengue agar Efektif Tangkal DBD

Masyarakat yang memutuskan untuk disuntik vaksin dengue demi memiliki kekebalan imunitas terhadap DBD maka harus memenuhi dosis lengkap.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Ingatkan Peran Kunci Orang Tua dalam Menangani Anak DBD

13 hari lalu

Kemenkes Ingatkan Peran Kunci Orang Tua dalam Menangani Anak DBD

Kewaspadaan orang tua adalah kunci keberhasilan dalam penanganan DBD pada anak. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya