4 Fakta Tajikistan Atur Busana Rakyatnya, Ada Larangan Jilbab, Busana Barat dan Sendal Jepit

Kamis, 27 Juni 2024 10:23 WIB

Seorang wanita berada di depan benteng Hisor yang berada di komplek kota tua Hisor (Hissar), Tajikistan, Selasa, 10 September 2019. Penjelajah dunia Marcopolo serta penakluk dunia Alexander Agung dan Jenghis Khan pernah singgah di kota ini. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Tajikistan dilaporkan mengatur pakaian rakyatnya. Melalui sebuah buku panduan untuk perempuan mengenai pakaian yang harus dan tidak boleh dikenakan, pemerintah melarang jilbab dan busana asing.

Dilansir dari situs berita Asia-Plus, buku tersebut diterbitkan oleh Kementerian Kebudayaan, berisi foto-foto model yang memperlihatkan pakaian yang sesuai untuk perempuan dari segala usia, mulai dari tujuh hingga tujuh puluh tahun.

Buku ini berisi saran tentang pakaian yang pantas dikenakan di tempat kerja, saat perayaan hari libur nasional, untuk pernikahan, dan bahkan untuk akhir pekan. Selain itu, buku ini juga menjelaskan jenis pakaian yang dilarang dikenakan oleh perempuan Tajik. Di bawah ini adalah empat hal penting yang perlu diketahui tentang pelarangan hijab di Tajikistan.

1. Dilarang Menggunakan Gaun Hitam, Kerudung, dan Jilbab

Pemerintah Tajikistan telah menganjurkan perempuan untuk tidak mengenakan gaun hitam, kerudung, dan jilbab sebagai bagian dari kampanye menentang busana muslim, yang masih populer meskipun dikritik oleh Presiden Emomali Rahmon.

Advertising
Advertising

Selain itu, kampanye ini melarang perempuan Tajik untuk mengenakan jilbab dan cadar hitam, terutama di sekolah-sekolah dan universitas serta di semua lembaga negara. Polisi melaporkan bahwa tahun lalu mereka menutup sekitar 160 toko yang menjual jilbab dan mengajak 1.773 perempuan untuk menghentikan penggunaannya.

Menurut pemerintah, jenggot dan jilbab dianggap sebagai budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya asli Tajikistan. Presiden Emomali Rakhmon menyatakan, "Jangan menyembah nilai-nilai asing, jangan ikuti budaya asing. Kenakan warna pakaian tradisional dan bukan hitam, bahkan saat berkabung, wanita Tajik harus memakai seragam putih, bukan hitam."

2. Dilarang Menggunakan Pakaian Kebarat-baratan

Mereka juga melarang perempuan mengenakan pakaian yang dianggap terlalu kebarat-baratan, seperti pakaian terbuka, rok mini, serta gaun yang memperlihatkan belahan dada dan bagian punggung.

3. Dilarang Berjenggot

Pemerintah Tajikistan, yang sering disebut Tajik, mewajibkan warga yang memiliki jenggot untuk mencukurnya dalam upaya mencegah radikalisme di negara bekas Uni Soviet tersebut.

Awal pekan ini, polisi di wilayah Khatlon, Tajikistan, melaporkan bahwa mereka telah mencukur jenggot hampir 13 ribu pria sebagai bagian dari "kampanye antiradikalisasi". Djovid Akramov, seorang warga Tajik, mengatakan bahwa bulan lalu ia dihentikan oleh polisi di luar rumahnya bersama anaknya yang berusia 7 tahun. Ia kemudian dibawa ke kantor polisi di Dushanbe untuk mencukur jenggotnya.

"Mereka menyebut saya Salafi, radikal, musuh publik. Kemudian dua dari mereka memegang tangan saya, sementara satu lagi mencukur setengah dari janggut saya," kata Akramov, seperti dilansir BBC pada 22 Januari 2016.

4. Dilarang Memakai Sandal Jepit atau Sandal Karet

Rakyat Tajikistan juga disarankan untuk menghindari penggunaan sandal jepit atau sandal karet di tempat umum, serta membatasi penggunaan celana ketat atau pakaian sintetis yang dapat berisiko bagi kesehatan.

Mayoritas penduduk di negara-negara bekas Uni Soviet adalah muslim, termasuk Tajikistan, namun pemerintahnya berusaha lebih sekuler sambil tetap menghormati tradisi. Pengaturan tentang pakaian ini disebut-sebut muncul karana pemerintah Tajik yang khawatir mesti disinyalir terkesan terjebak terhadap stigma ekstrimisme agama.

Kekhawatiran tersebut disebabkan kondisi perbatasan Asia Tengah dengan Timur Tengah yang keras. Tajikitsan tak ingin menjadi seperti Afghanistan, Irak, atau Suriah, yang terlibat dalam ekstremisme. Menurut perkiraan, lebih dari 2.000 orang Tajik telah bergabung dalam pertempuran di Suriah. Meskipun populasi muslim di Tajikistan mencapai 99 persen menurut data resmi, ateisme secara resmi dianjurkan selama 70 tahun oleh pemerintahan Uni Soviet.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | BBC | MARIA RITA HASUGIAN

Pilihan Editor: Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Berita terkait

Saeed Jalili, Eks Negoisator Nuklir yang Melaju ke Pemilihan Presiden Iran Putaran 2

1 hari lalu

Saeed Jalili, Eks Negoisator Nuklir yang Melaju ke Pemilihan Presiden Iran Putaran 2

Saeed Jalili memperoleh 9,4 juta suara dalam pemilihan presiden iran pada 28 Juni, dan membuntuti anggota parlemen senior Masoud Pezeshkian di nomor 1

Baca Selengkapnya

Prancis Gelar Pemilu, Kubu Sayap Kanan Diprediksi Menang Besar

1 hari lalu

Prancis Gelar Pemilu, Kubu Sayap Kanan Diprediksi Menang Besar

Para pemilih di Prancis memberikan suara mereka yang dapat melahirkan pemerintahan ekstremis sayap kanan pertama di negara itu sejak Perang Dunia II

Baca Selengkapnya

Viral Video Tamu Hotel Mewah di Dubai Menjemur Pakaian di Balkon

2 hari lalu

Viral Video Tamu Hotel Mewah di Dubai Menjemur Pakaian di Balkon

Viral video seorang ibu sedang menjemur beberapa potong pakaian di balkon hotel The Palm Atlantis di Dubai. Ada yang memuji, ada pula yang mengkritik

Baca Selengkapnya

Lusa Pemilihan Presiden Iran, Simak Profil Para Figur yang Maju

5 hari lalu

Lusa Pemilihan Presiden Iran, Simak Profil Para Figur yang Maju

Lusa, Jumat 28 Juni, Timur Tengah menunggu figur baru dari Pemilihan Presiden Iran. Berikut enam calon yang maju,

Baca Selengkapnya

48 Daftar Negara di Benua Asia Beserta Ibu Kotanya

7 hari lalu

48 Daftar Negara di Benua Asia Beserta Ibu Kotanya

Setiap wilayah di benua Asia terdiri dari beberapa negara dengan keunikan masing-masing. Berikut daftar negara di benua Asia dan ibu kotanya.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Iran Batalkan Hukuman Mati Rapper Terkenal

9 hari lalu

Mahkamah Agung Iran Batalkan Hukuman Mati Rapper Terkenal

Mahkamah Agung Iran telah membatalkan hukuman mati terhadap rapper populer Toomaj Salehi.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Arab Saudi: Tak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Negara Palestina

10 hari lalu

Duta Besar Arab Saudi: Tak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Negara Palestina

Arab Saudi tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel dengan mengorbankan negara Palestina

Baca Selengkapnya

Joe Biden Ucapkan Selamat Idul Adha, Singgung Nasib Penderitaan Warga Gaza

13 hari lalu

Joe Biden Ucapkan Selamat Idul Adha, Singgung Nasib Penderitaan Warga Gaza

Joe Biden dan istrilnya Jill mengucapkan kepada Muslim Amerika dan komunitas Muslim di seluruh dunia

Baca Selengkapnya

Filipina Menggenjot Wisata Halal, Incar Turis dari Negara Arab

13 hari lalu

Filipina Menggenjot Wisata Halal, Incar Turis dari Negara Arab

Filipina berupaya menarik lebih banyak pengunjung Muslim dengan memastikan bahwa mereka memiliki akses terhadap produk dan layanan halal

Baca Selengkapnya

Dewan Eropa Kecam Standar Ganda dalam Konflik Ukraina dan Timur Tengah

15 hari lalu

Dewan Eropa Kecam Standar Ganda dalam Konflik Ukraina dan Timur Tengah

Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan standar ganda tidak dapat diterima sehubungan dengan konflik di Ukraina dan Timur Tengah

Baca Selengkapnya