Titik Krisis Water Purifier Saat Dapatkan Sertifikat Halal

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 8 Juli 2024 00:46 WIB

Halal Partnership and Audit Services Director Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Muslich (Tengah) dalam Konferensi pers bertajuk "Change Your Water, Change Your Life" pada 4 Juli 2024 di Jakarta/Coway

TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin masih banyak masyarakat yang mempertanyakan soal mengapa sebuah water purifier atau pemurni air minum perlu mendapatkan sertifikasi halal. Halal Partnership and Audit Services Director Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Muslich mengatakan aturan soal sertifikat halal pada water purifier sudah masuk dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal. "Aturan itu salah satu bunyinya mengharuskan sertifikasi produk water purifier di kategori barang gunaan," katanya dalam konferensi pers bertajuk “Change Your Water, Change Your Life” pada 4 Juli 2024 di Jakarta.

Muslich mengatakan sebuah produk barang gunaan batas, waktu melakukan sertifikasinya adalah antara 17 Oktober 2021 hingga 17 Oktober 2026. "Kami akan mengecek apakah barang gunaan ini berasal dari hewan, atau mengandung unsur hewan," katanya.

Yang menjadi titik kritis dalam pemeriksaan sertifikasi halal pada water purifier adalah dalam hal membrane filter alias penyaring airnya. "Kami mengecek apakah membrane filter yang digunakan berasal dari hal yang suci atau tidak," katanya.

Muslich mengatakan timnya harus memastikan apakah membrane filter alias penyaring dalam wakter purifier itu sudah sesuai tata cara aturan LPPOM MUI. Menurutnya, ada beberapa macam penyaring untuk sebuah water purifier. "Salah satu membrane filter adalah arang aktif. Beberapa pabrik menggunakannya untuk penyaringan air mereka," kataya.

Arang aktif dalam membrane filter bisa berasal dari apapun, seperti ranting, batok kelapa, atau tumbuhan lain. "Tapi ada juga yang ekstrem. Membrane filternya berasal dari tulang hewan. Makanya kami perlu buktikan titik kritis ini," kata Muslich.

Advertising
Advertising

Apabila membrane filter benar berasal dari tulang hewan, maka perlu pula dicek apakah hewan itu adalah hewan halal atau tidak.

Di kasus water purifier Coway, Muslich mengatakan tidak bisa menjelaskan bagaimana kondisi penyaringan Coway karena masalah etika. Walau negitu, sipnakannya, memberikan apresiasi atas coway yang diraih Coway. "Niat baik Coway untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap produk water purifier didukung penuh oleh LPPOM sebagai LPH bertugas memastikan kehalalan sebuah produk" katanya.

Muslich mengatakan, dalam proses meraih sertifikasi halal itu, tim Coway menambahkan pemeriksaan dilakukan mulai dari bahan baku sampai dengan fasilitas produksi pemurni air Coway. Selain itu, perusahaan juga diminta untuk membentuk sebuah tim manajemen halal, yang bertugas untuk mengontrol secara mandiri implementasi kriteria Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) yang menjadi prasyarat sertifikasi halal.

Pilihan Editor: 3 Hal untuk Menimalisir Polusi Udara di Dalam Ruangan

Berita terkait

Pakar Ingatkan Bahaya BPA pada Kesuburan Pria

15 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya BPA pada Kesuburan Pria

Dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, I Made Oka Negara paparkan bahaya kandungan Bisfenol A (BPA) pada galon guna ulang yang sering kali didistribusikan menggunakan truk-truk terbuka sehingga memicu pelepasa senyawa BPA.

Baca Selengkapnya

Debit Air PDAM Tirta Lawu Karanganyar Turun akibat Kemarau Panjang

21 hari lalu

Debit Air PDAM Tirta Lawu Karanganyar Turun akibat Kemarau Panjang

Debit air yang dipasok kepada pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lawu Karanganyar, Jawa Tengah, menurun akibat terdampak musim kemarau

Baca Selengkapnya

PUPR: Cita-cita Jokowi Sediakan Air Layak Minum di IKN

31 hari lalu

PUPR: Cita-cita Jokowi Sediakan Air Layak Minum di IKN

Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan Jokowi ingin menyediakan air minum layak di IKN.

Baca Selengkapnya

PUPR: Akses Air Minum Layak di Indonesia belum 100 Persen Terpenuhi

31 hari lalu

PUPR: Akses Air Minum Layak di Indonesia belum 100 Persen Terpenuhi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat akses air minum layak di Indonesia baru 91 persen.

Baca Selengkapnya

Ahli Polimer Sebut Jumlah BPA di Campuran Polikarbonat Sangat Kecil

31 hari lalu

Ahli Polimer Sebut Jumlah BPA di Campuran Polikarbonat Sangat Kecil

Ahli polimer jebolan salah satu universitas di Jerman menyebutkan unsur Bisfenol A (BPA) dalam campuran pembuatan kemasan Polikarbonat termasuk galon jumlahnya sangat sedikit.

Baca Selengkapnya

Negara Maju Sudah Larang BPA, Pakar Ini Masih Punya Beda Pendapat

32 hari lalu

Negara Maju Sudah Larang BPA, Pakar Ini Masih Punya Beda Pendapat

Banyak negara di seluruh dunia makin memperketat regulasi untuk mengendalikan paparan senyawa Bisfenol A (BPA).

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian: Ambang Batas BPA Belum Aman

33 hari lalu

Hasil Penelitian: Ambang Batas BPA Belum Aman

Jurnal yang terbit pada 2012 menunjukkan bahwa ambang batas aman 0,6 ppm masih lebih tinggi dari dosis rendah yang dipakai dalam berbagai studi.

Baca Selengkapnya

Infertilitas dan BPA: Dampak Ekonomi Tersembunyi di Balik Kemasan AMDK

35 hari lalu

Infertilitas dan BPA: Dampak Ekonomi Tersembunyi di Balik Kemasan AMDK

Infertilitas memerlukan perawatan medis yang kompleks dan mahal. Dapat membebani keluarga serta memberikan tekanan pada sistem kesehatan nasional.

Baca Selengkapnya

Aktris Spanyol Kaget Harga Sebotol Air Minum di Ibiza 17 Euro

37 hari lalu

Aktris Spanyol Kaget Harga Sebotol Air Minum di Ibiza 17 Euro

Aktris Spanyol, Nuria Casas, menceritakan pengalaman kurang menyenangkan dari perjalanannya ke Ibiza.

Baca Selengkapnya

Perjalanan BPA: Berawal Terobosan Berujung Dampak Kesehatan

38 hari lalu

Perjalanan BPA: Berawal Terobosan Berujung Dampak Kesehatan

BPA dipakai karena kemampuannya memberi kekuatan dan daya tahan pada plastik.

Baca Selengkapnya