PPOK Penyebab Kematian Sinead O'Connor, Apa Itu Penyakit Paru Obstruktif Kronis?

Rabu, 31 Juli 2024 08:52 WIB

Sinead O'Connor tampil di O2 Shepherd's Bush Empire pada 16 Desember 2019 di London, Inggris. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab kematian penyanyi sekaligus aktivis Irlandia Sinead O'Connor sekitar satu tahun lalu akhirnya terungkap. Bintang berusia 56 tahun itu meninggal karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma bronkial, menurut laporan Irish Independent yang dilansir People di AS.

Mengutip laporan tersebut, sertifikat kematian penyanyi "Nothing Compares 2 U" secara resmi didaftarkan oleh mantan suaminya John Reynolds ke London Inner South Coroner's Court, London pada Rabu, 24 Juli 2024 lalu.

"Sinead O’Connor meninggal karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma, sertifikat kematiannya telah dikonfirmasi," tulis laporan tersebut.

Wanita yang menyatakan mualaf pada 2018 itu juga menderita infeksi saluran pernapasan, yang berpuncak pada kematiannya di London pada 26 Juli 2023 lalu. Saat itu, situs web Pengadilan Koroner menyatakan bahwa "tidak ada penyebab medis kematian yang disebutkan". Tak lama setelah kematiannya, juru bicara Scotland Yard memberi tahu People bahwa kematiannya "tidak dianggap mencurigakan".

Mengenal Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Advertising
Advertising

Dikutip dari Mayo Clinic, PPOK adalah penyakit radang paru kronik yang menyebabkan aliran udara dari paru-paru terhambat. Gejalanya meliputi kesulitan bernapas, batuk, produksi lendir (dahak), dan mengi. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap gas atau partikel yang mengiritasi. Orang dengan PPOK memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kanker paru-paru, dan berbagai kondisi lainnya.

Emfisema dan bronkitis kronis merupakan dua kondisi yang paling umum yang menyebabkan PPOK. Kedua kondisi ini biasanya terjadi bersamaan dan dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya di antara penderita PPOK.

Bronkitis kronis adalah peradangan pada lapisan saluran bronkial, yang membawa udara ke dan dari kantung udara (alveoli) paru-paru. Kondisi ini ditandai dengan batuk harian dan produksi lendir (sputum).

Emfisema merupakan suatu kondisi di mana alveoli pada ujung saluran udara terkecil (bronkiolus) paru-paru hancur akibat paparan asap rokok dan gas serta partikulat lain yang dapat mengiritasi.

Gejala

Gejala PPOK sering kali tidak muncul hingga terjadi kerusakan paru-paru yang signifikan, dan biasanya makin parah seiring berjalannya waktu, terutama jika paparan merokok terus berlanjut.

Tanda dan gejala PPOK dapat meliputi:

  • Sesak napas terutama saat melakukan aktivitas fisik
  • Mengi
  • Sesak di dada
  • Batuk kronis yang dapat menghasilkan lendir (sputum) yang berwarna bening, putih, kuning atau kehijauan
  • Infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi
  • Kekurangan energi
  • Penurunan berat badan yang tidak diinginkan (pada tahap selanjutnya)
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki atau tungkai

Pengidap PPOK juga cenderung mengalami episode yang disebut eksaserbasi, di mana gejala mereka menjadi lebih buruk daripada variasi harian biasanya dan bertahan setidaknya selama beberapa hari.

Faktor risiko

Sementara itu, faktor risiko untuk PPOK meliputi:

  • Paparan asap tembakau. Faktor risikoPPOK yang paling signifikan adalah kebiasaan merokok dalam jangka panjang. Semakin lama Anda merokok dan semakin banyak bungkus rokok yang Anda hisap, semakin besar risiko mengidap PPOK. Begitu pula orang-orang yang terpapar asap rokok dalam jumlah besar.

  • Orang dengan asma.Asma, penyakit radang saluran napas kronis, dapat menjadi faktor risiko untuk mengembangkan PPOK. Kombinasi asma dan merokok semakin meningkatkan risiko PPOK.

  • Paparan debu dan bahan kimia di tempat kerja.Paparan asap, uap, dan debu kimia dalam jangka panjang di tempat kerja dapat menyebabkan iritasi dan radang paru-paru.

  • Paparan asap dari pembakaran bahan bakar.Di negara berkembang, orang yang terpapar asap dari pembakaran bahan bakar untuk memasak dan memanaskanruangan di rumah yang berventilasi buruk memiliki risiko lebih tinggi terkena PPOK.

  • Kelainan genetik yang jarang terjadi, yaitu defisiensi alfa-1-antitripsin, merupakan penyebab beberapa kasus PPOK. Faktor genetik lainnya kemungkinan membuat perokok tertentu lebih rentan terhadap penyakit ini.

Pilihan Editor: Bulan Kesadaran Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Percepatan Edukasi Diperlukan

Berita terkait

Punya Alergi Tapi Ingin Miliki Hewan Peliharaan, Begini Solusinya

4 hari lalu

Punya Alergi Tapi Ingin Miliki Hewan Peliharaan, Begini Solusinya

Bagi Anda pecinta hewan peliharaan, tetapi memiliki alergi. Berikut cara mengatasi alergi tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Reaksi Declan Rice dan Jack Grealish yang Dapat Sambutan Dingin saat Timnas Inggris Kalahkan Irlandia 2-0

10 hari lalu

Begini Reaksi Declan Rice dan Jack Grealish yang Dapat Sambutan Dingin saat Timnas Inggris Kalahkan Irlandia 2-0

Declan Rice dan Jack Grealish pernah bermain untuk Timnas Irlandia di level kelompok umur sebelum berpaling membela Timnas Inggris.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala Infeksi yang Sebabkan Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru

10 hari lalu

Mengenal Gejala Infeksi yang Sebabkan Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru

Paus Fransiskus yang berkunjung ke Indonesia ternyata hanya memiliki satu paru-paru saja akibat mengalami infeksi paru-paru. Inilah gejalanya.

Baca Selengkapnya

Diplomat Utama Uni Eropa Desak Sanksi terhadap Menteri Ekstremis Israel

19 hari lalu

Diplomat Utama Uni Eropa Desak Sanksi terhadap Menteri Ekstremis Israel

Diplomat utama Uni Eropa Josep Borrell mendesak 27 negara anggota untuk menjatihkan sanksi terhadap menteri ekstremis Israel

Baca Selengkapnya

Cara Mengatasi Gigi Sensitif dengan Minim Bahan Kimia

24 hari lalu

Cara Mengatasi Gigi Sensitif dengan Minim Bahan Kimia

Pakar mengatakan meski banyak pasta gigi yang tersedia untuk gigi sensitif, ia lebih menyarankan memilih pasta gigi dengan bahan alami.

Baca Selengkapnya

Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

32 hari lalu

Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

Riset mengindikasikan paparan zat kimia TCDF turut berkontribusi pada epidemi gangguan metabolik, seperti obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Kandungan Produk Perawatan yang Bahayakan Ibu Hamil dan Dampaknya

33 hari lalu

Kandungan Produk Perawatan yang Bahayakan Ibu Hamil dan Dampaknya

Kandungan fenol dan paraben, bahan kimia yang umum pada kosmetik dan produk perawatan kulit, dapat meningkatkan risiko hipertensi pada ibu hamil.

Baca Selengkapnya

Eks CEO Youtube Susan Wojcicki Meninggal Akibat Kanker Paru, Ini Penyebab dan Gejala nya

33 hari lalu

Eks CEO Youtube Susan Wojcicki Meninggal Akibat Kanker Paru, Ini Penyebab dan Gejala nya

Susan Wojcicki eks CEO YouTube dan eksekutif Google meninggal di usia 56 tahun setelah dua tahun berjuang melawan kanker paru-paru.

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Manfaat Teknik Pernapasan untuk Hadapi Polusi Udara

34 hari lalu

Dokter Sebut Manfaat Teknik Pernapasan untuk Hadapi Polusi Udara

Latihan teknik pernapasan diperlukan untuk menghadapi polusi udara dan membantu mengurangi sesak napas dan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.

Baca Selengkapnya

Pulmonolog Sebut Sederet Gejala Kanker Paru sehingga Perlu Deteksi Dini

35 hari lalu

Pulmonolog Sebut Sederet Gejala Kanker Paru sehingga Perlu Deteksi Dini

Dokter paru menyebut beberapa gejala yang harus diwaspadai yang berhubungan dengan kanker paru dan memerlukan deteksi dini.

Baca Selengkapnya