DBS, Cara Modern Penanganan Pasien Penyakit Parkinson

Reporter

Antara

Sabtu, 10 Agustus 2024 18:23 WIB

Legenda sepak bola Jerman Franz Beckenbauer berpose setelah dimasukkan ke dalam Hall of Fame, sebuah pameran permanen untuk menghormati legenda sepak bola Jerman di Museum Sepak Bola Jerman di Dortmund, Jerman, 1 April 2019. Beckenbauer kerap didera penyakit diantaranya parkinson, demensia dan sempat melakukan operasi jantung pada tahun 2016 dan 2017. Ina Fassbender/Pool via REUTERS/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Neurolog di Siloam Hospitals Lippo Village, Rocksy Fransisca Situmeang, menyebut metode operasi pemasangan Deep Brain Stimulation (DBS) dapat mengurangi efek penyakit Parkinson. Ia menjelaskan untuk pengobatan Parkinson saat ini ada metode operasi DBS atau pemasangan cip di otak pasien yang dapat mengurangi efek penyakit.

"Cipnya sangat halus, seperti rambut manusia. Cip mengalirkan listrik dan dapat diprogram untuk meningkatkan produksi dopamin di area otak pasien Parkinson yang sebelumnya kurang produktif. Sebelum penanaman cip, pemrograman juga sudah diatur," jelas Rocksy usai simposium medis Siloam Hospitals Group di Palembang, Sabtu, 10 Agustus 2024.

Ia mengatakan tidak semua pasien Parkinson dapat menjalani tindakan DBS ebab untuk dilakukan DBS ada beberapa kriteria khusus, seperti pasien sudah mengalami Parkinson selama empat tahun, saraf sudah tidak bisa merespons lagi meski sudah minum obat, dan lainnya.

"Maka itu perlu konsultasi dulu ke tim kedokteran RS Siloam dan akan dilakukan analisis serta pengambilan tindakan untuk operasi DBS. Pemasangan cip ini bisa mengurangi efek Parkinson," papar Rocksy.

Kerusakan sel saraf di otak
Sementara itu, spesialis saraf subspesialis epilepsi dan neurofisiologi klinis di RS Siloam Sriwijaya Palembang, Theresia Christin, menambahakan Parkinson disebabkan kerusakan sel-sel saraf di otak, terutama pada area yang disebut substantia nigra, yang berperan dalam produksi dopamin.

Advertising
Advertising

"Penyebab Parkinson belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor penyebab Parkinson, yaitu pengaruh obat-obatan, obat antipsikotik, sayuran yang mengandung pestisida, dan juga cedera kepala. Faktor usia juga menjadi salah satu penyebab," jelasnya.

Ia menjelaskan di Indonesia prevalensi Parkinson diperkirakan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan penyakit ini mempengaruhi sekitar 1-2 persen populasi berusia di atas 60 tahun.

"Untuk Kota Palembang sendiri Parkinson cukup banyak karena ini penyakit neurodegeneratif, tidak bisa sembuh secara keseluruhan. Tetapi dengan obat dan terapi dan juga operasi bisa memperbaiki gejala Parkinson," ujarnya.

Pilihan Editor: Mengenali Penyebab dan Gejala Penyakit Parkinson

Berita terkait

Mengenal Skiatika, Nyeri Menjalar di Satu Bagian Kaki

1 hari lalu

Mengenal Skiatika, Nyeri Menjalar di Satu Bagian Kaki

Skiatika adalah nyeri yang menjalar dari satu bagian kaki ke panggul. Biasa terjadi akibat cedera atau iritasi pada saraf skiatik di tubuh.

Baca Selengkapnya

Cegah Kerusakan Otak dengan Menghindari Kebiasaan Ini

10 hari lalu

Cegah Kerusakan Otak dengan Menghindari Kebiasaan Ini

Paparan berulang terhadap waktu layar, pola makan tidak sehat, kurang tidur mengganggu perkembangan kognitif, terkadang menyebabkan kerusakan otak.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Periksa Rutin pada Orang dengan Riwayat Keluarga Aneurisma Otak

12 hari lalu

Pentingnya Periksa Rutin pada Orang dengan Riwayat Keluarga Aneurisma Otak

Pemilik riwayat keluarga aneurisma otak, apalagi jenis ruptur atau pecah, diminta untuk melakukan pemeriksaan secara rutin.

Baca Selengkapnya

Pakar Saraf Jelaskan Penyebab Aneurisma Otak, Bahaya dan Risikonya

13 hari lalu

Pakar Saraf Jelaskan Penyebab Aneurisma Otak, Bahaya dan Risikonya

Aneurisma otak disebabkan pelebaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah dan berisiko mengalami pecah.

Baca Selengkapnya

Studi: Tidur Menyegarkan Otak, Memberi Ruang bagi Memori Baru

23 hari lalu

Studi: Tidur Menyegarkan Otak, Memberi Ruang bagi Memori Baru

Peneliti dari Universitas Cornell, dalam studinya, menemukan bahwa tidur berperan penting dalam mengatur ulang memori.

Baca Selengkapnya

1 dari 5 Pasien Koma Bisa Jadi Masih Sadar tapi 'Terkunci'

26 hari lalu

1 dari 5 Pasien Koma Bisa Jadi Masih Sadar tapi 'Terkunci'

Satu dari lima orang yang mengalami koma mungkin kesadarannya berada dalam kondisi seperti 'terkunci'.

Baca Selengkapnya

Cara Menghadapi Lansia yang Mengalami Demensia

26 hari lalu

Cara Menghadapi Lansia yang Mengalami Demensia

Saat keluarga memiliki demensia, seseorang kerap bingung dan tidak dapat menghadapinya dengan baik.

Baca Selengkapnya

Sebab Pasien Operasi Otak Hanya Dibius Lokal dan Tetap Dibuat Sadar

30 hari lalu

Sebab Pasien Operasi Otak Hanya Dibius Lokal dan Tetap Dibuat Sadar

Metode operasi otak dengan pasien dalam keadaan sadar dan terjaga dipilih untuk menangani beberapa kondisi otak, seperti tumor otak. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Penyebab Tangan Sering Kesemutan, dari yang Ringan sampai Berat

32 hari lalu

Penyebab Tangan Sering Kesemutan, dari yang Ringan sampai Berat

Masalah kesehatan dan gangguan autoimun bisa menyebabkan kerusakan saraf dan memicu kesemutan di jari-jari, tangan, dan lengan.

Baca Selengkapnya

Ragam Masalah Kesehatan yang Tampak di Lengan

43 hari lalu

Ragam Masalah Kesehatan yang Tampak di Lengan

Tak hanya mata, lengan bisa bercerita banyak soal kesehatan kita. Berikut beberapa masalah kesehatan yang gejalanya tampak di lengan.

Baca Selengkapnya