Dampak Kista Kelainan Bawaan Dibiarkan Membesar, Kerusakan Hati sampai Otak

Reporter

Antara

Rabu, 14 Agustus 2024 15:32 WIB

Ilustrasi bayi baru lahir. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah pediatri di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kshetra Rinaldhy, mengatakan kista kelainan bawaan lahir atau duktus koledokus yang dibiarkan membesar bisa menimbulkan komplikasi karena sisa kista yang tidak bisa diangkat bersih. Ia mengatakan kista yang sudah terlanjur membesar membuat dokter sulit mengambil semua bagian kista karena sudah menempel ke jaringan tubuh lain dan akhirnya menyebabkan komplikasi.

“Kista yang tertinggal karena terlalu besar menempel ke usus halus, ke pembuluh darah, jadi sulit membersihkan semua sehingga terpaksa ada bagian tertinggal. Muncul keluhan ada yang berkembang menjadi kanker walaupun angkanya kecil,” kata Sherta dalam diskusi daring pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Meskipun operasi sudah dilakukan dengan memotong saluran empedu langsung ke usus halus (bypass), akan timbul beberapa masalah lain yaitu muncul batu di saluran bypass karena sumbatan sebelumnya. Ia mengatakan kista yang tidak terdeteksi sejak dini juga bisa berakibat masalah kesehatan pada saat dewasa karena kista duktus koledokus sebagian tidak memiliki gejala.

“Ini kelainan bawaan dan bisa enggak bergejala. Gejalanya benjolan di perut karena salurannya membesar. Semakin bertambah usia bisa disertai kuning dan infeksi. Kalau enggak infeksi, enggak ngeh ada benjolan dan enggak kuning itu bisa sampai dewasa baru ketahuan. Tapi kelainannya sudah ada sejak dari lahir,” papar Sherta.

Bahaya bilirubin tinggi
Ia juga mengatakan zat bilirubin dari darah yang harusnya mengalir di saluran empedu dari hati menuju usus bisa tersumbat karena kista yang terlalu besar sehingga sumbatan menumpuk di hati dan menyebabkannya rusak. Bilirubin yang tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan otak dan menurunkan kesadaran pasien.

Advertising
Advertising

Kerusakan hati menyebabkan sirosis atau penyakit hati kronis dengan berbagai gejala seperti gagal hati, muncul cairan di perut, perdarahan di saluran cerna, pasien muntah darah, perut membesar, dan akhirnya harus transplantasi hati selain operasi pengangkatan kista.

Bilirubin tinggi berbahaya pada otak, ada ensefalopati (penyakit otak) sehingga kesadaran turun. Jadi, biasanya bilirubin tinggi pada bayi lahir harus diturunkan dengan sinar atau jemur. Di kista koledokus gejala yang juga muncul kulit gatal-gatal, jadi harus dihilangkan penyakitnya,” paparnya.

Kista yang membesar seiring bertambahnya usia juga perlu tindakan operasi yang bertahap, seperti mengurangi perut yang membesar, lalu pengangkatan kista. Jika hati sudah rusak maka harus dilakukan transplantasi hati. Pengobatan pascaoperasi harus dilakukan rutin setidaknya setahun sekali untuk menghindari masalah pencernaan. Pada pasien yang melakukan transplantasi hati juga harus minum obat seumur hidup untuk mengurangi risiko penolakan cangkok hati dari pendonor.

Pilihan Editor: Mitos Terkait PCOS dan Faktanya

Berita terkait

Apa Itu Kista Duktus Koledokus Penyebab Bayi Kuning?

35 hari lalu

Apa Itu Kista Duktus Koledokus Penyebab Bayi Kuning?

Pakar menjelaskan salah satu penyebab bayi kuning adalah kelainan bawaan langka pada saluran empedu yang disebut kista duktus koledokus.

Baca Selengkapnya

Mengenal Prosedur Bedah Angkat Tumor Kanker Pankreas

51 hari lalu

Mengenal Prosedur Bedah Angkat Tumor Kanker Pankreas

Whipple surgery biasanya menjadi pilihan ketika tumor belum menyebar ke organ lain di sekitar pankreas. Ini prosedur angkat tumor pankreas.

Baca Selengkapnya

5 Gejala Kerusakan Hati yang Sering Tak Disadari

8 Juni 2024

5 Gejala Kerusakan Hati yang Sering Tak Disadari

Bagaimana mengetahui bila ada masalah pada liver dan bagaimana menemukannya? Berikut lima tanda paling umum kerusakan hati menurut hepatolog.

Baca Selengkapnya

Ragam Tindakan untuk Atasi Batu Empedu, Mana yang Paling Direkomendasikan?

3 Juni 2024

Ragam Tindakan untuk Atasi Batu Empedu, Mana yang Paling Direkomendasikan?

Dokter menjelaskan ada beberapa tatalaksana yang dapat digunakan untuk mengatasi batu empedu, tergantung kondisi dan kebutuhan setiap pasien.

Baca Selengkapnya

3 Masalah Batu Empedu, Penyebab dan Bedanya

3 Juni 2024

3 Masalah Batu Empedu, Penyebab dan Bedanya

Batu empedu terbentuk ketika substansi seperti kolesterol, garam empedu, atau zat-zat lain terjadi secara tidak seimbang dalam empedu.

Baca Selengkapnya

Inilah Perbedaan Batu Empedu dengan Batu Ginjal

2 Juni 2024

Inilah Perbedaan Batu Empedu dengan Batu Ginjal

Batu empedu dan batu ginjal adalah dua kondisi medis yang berbeda, meskipun keduanya melibatkan pembentukan kristal atau batu di dalam tubuh.

Baca Selengkapnya

Waspadai Kelainan Hati bila Bayi Kuning Lebih dari 2 Minggu

28 Mei 2024

Waspadai Kelainan Hati bila Bayi Kuning Lebih dari 2 Minggu

Orang tua perlu waspada apabila bayi kuning terus meski sudah lebih dari 14 hari karena menjadi pertanda ada kelainan hati.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Sebut Perlunya Vaksinasi Hepatitis B untuk Cegah Kanker Hati

19 Mei 2024

Guru Besar FKUI Sebut Perlunya Vaksinasi Hepatitis B untuk Cegah Kanker Hati

Guru Besar FKUI menjelaskan vaksinasi hepatitis B diperlukan sebagai salah satu pencegahan penyakit hati, termasuk kanker hati.

Baca Selengkapnya

Manfaat Melewatkan Makan Daging bagi Penderita Sirosis Hati

5 Mei 2024

Manfaat Melewatkan Makan Daging bagi Penderita Sirosis Hati

Sesekali tidak makan daging bermanfaat bagi penderita penyakit hati stadium lanjut seperti sirosis hati. Peneliti ungkap alasannya.

Baca Selengkapnya

Apakah Perempuan yang Pernah Keguguran dan Diangkat Ovarium Masih Bisa Hamil?

21 Maret 2024

Apakah Perempuan yang Pernah Keguguran dan Diangkat Ovarium Masih Bisa Hamil?

Kiky Saputri mengabarkan dirinya akan diangkat ovarium kirinya akibat keguguran. Perempuan yang diangkat ovarium masih bisa hamil?

Baca Selengkapnya