Seluk-beluk Influencer: Apa Itu Psikologi Influence?

Rabu, 28 Agustus 2024 09:40 WIB

Ilustrasi influencer. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam semesta influencer dikenal psychology influence atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai psikologi pengaruh, yang merupakan dorongan untuk melakukan suatu tindakan. Tindakan yang dimaksud memang ditunjukan secara persuasif untuk mempengaruhi banyak orang, bahkan dilakukan secara tidak sadar.

Ketika seseorang menunjukkan suatu tips atau memperagakan gerakan tarian yang kemudian diikuti oleh banyak orang, secara sederhana itu termasuk dalam psikologi persuasi. Pelaku dari tindakan ini biasanya dikenal orang banyak dan memiliki pengaruh sehingga pengikutnya tak sadar sedang meniru apa yang ia lakukan.

Mengenal Psikologi Pengaruh

Mengutip dari Grin.id psikologi pengaruh atau persuasi saat ini muncul dalam bentuk modern dengan munculnya influencer. Jika dulu, orang-orang akan terpengaruh dengan iklan komersial di majalah, televisi, maupun koran, saat ini muncul media sosial yang menjadi jalan munculnya orang-orang yang mempunyai pengaruh untuk membuat masyarakat mengikuti tindakan mereka.

Disebutkan juga jika perbedaan psikologi pengaruh saat ini juga dilihat dari jangkauannya. Dengan media sosial informasi bisa diketahui hampir di seluruh dunia. Kemudian, dengan media sosial juga mampu memperkenalkan para influencer ini secara lebih personal dan terasa lebih dekat daripada zaman dahulu. Mereka mengenalkan dirinya bahkan pada level privat untuk menunjukkan sisi lainnya.

Munculnya para influencer ini sering mengarah untuk menjalankan strategi pemasaran. Dan ini cukup berhasil. Sehingga dampak psikologi persuasi ini akan mempengaruhi orang untuk melakukan tindakan dan mengambil keputusan yang konsumtif. Seringkali keputusan yang salah akan membawa orang untuk bertindak untuk melakukan pemborosan.

Prinsip-prinsip Psikologi Pengaruh

Advertising
Advertising

Meskipun demikian, tidak semua psikologi persuasi mengarah pada unsur pemasaran. Di era maraknya media sosial, para influencer juga memberi pengaruh tindakan yang akan diambil masyarakat mulai dari, gaya hidup, pekerjaan, hubungan, hingga kegiatan sehari-hari.

Dikutip dari Psychology Today, ada prinsip-prinsip yang mempengaruhi terjadinya psikologi pengaruh ini:

1. Kesukaan

Orang mudah terdorong untuk melakukan sesuatu dengan alasan menyukai tokoh atau seseorang. Hal ini bisa dilihat jika semakin baik citra tokoh kemudian disukai banyak penggemar, maka semakin banyak yang akan mengikuti perilakunya atau membeli apa yang dipromosikan. Pengikut cenderung percaya dengan apa yang dilakukan karena merasa adanya ikatan personal dengan tokoh atau influencer tersebut. Efek mengikuti apa yang dilihat dari orang yang disukai cenderung tidak disadari atau pengikut merasa ini terjadi begitu saja.

2. Timbal Balik

Timbal balik merupakan perasaan ingin membalas budi atas apa yang sudah diberikan oleh para influencer kepada pengikutnya. Ketika pengikut merasa telah dihibur atau diberi manfaat dari tokoh, pengikut merasa harus memberi kontribusi atas kerja keras yang telah dilakukan. Jika itu promosi produk, pengikut akan ikut membeli produk itu atau membagikan promosi konten kepada orang lain.

3. Bukti Sosial

Influencer saat ini mempunyai pengaruh hingga pada level membantu mengurangi keraguan pengikutnya. Para pengguna media sosial mencari arah untuk melakukan sesuatu dari para influencer dan review yang mereka berikan. Baik soal produk atau soal tips-tips kesehatan, bahkan soal memasak. Hal-hal sederhana banyak diulas oleh para influencer sehingga memberikan informasi yang memandu keputusan pengikutnya berdasarkan pengalaman mereka.

4. Konsistensi

Ketika seseorang memiliki komitmen, mereka cenderung akan mengulanginya. Kecenderungan ini dibuat untuk melakukan strategi pemasaran dengan membuat orang terlibat se-konsisten mungkin. Misalnya, ketika orang menyukai film mereka akan meluangkan waktu untuk menonton film. Hal tersebut membuat ide untuk menciptakan platform film agar orang mau membayar untuk berlangganan.

5. Otoritas

Orang cenderung mengikuti saran atau pendapat orang yang mereka anggap ahli. Di media sosial, otoritas dapat dibangun melalui sertifikasi, penghargaan, atau membuat konten ahli. Merek dan individu yang secara konsisten menunjukkan keahlian mereka di media sosial atau melalui pemasaran konten dapat mempengaruhi keputusan pengikut mereka secara signifikan.

6. Kelangkaan

Ada kecenderungan orang memiliki barang yang terbatas atau menginginkan sesuatu yang bersifat eksklusif. Kelangkaan ini yang kemudian mendorong permintaan. Seperti konten eksklusif yang malah semakin diminati karena mereka sebelumnya sudah percaya kemudian terdorong untuk menindaklanjutinya dengan cepat, yang tidak semua orang bisa melakukannya.

PSYCHOLOGY TODAY | GRIN
Pilihan editor: Aksi Kawal Putusan MK, Guru Besar UGM: Pembuktian Anak Muda Sadar Demokrasi

Berita terkait

5 Cara Kenali Akun Bot AI yang Merajalela di Medsos dan Aplikasi Pesan

16 jam lalu

5 Cara Kenali Akun Bot AI yang Merajalela di Medsos dan Aplikasi Pesan

Ada beberapa cara yang dapat membantu mengidentifikasi akun bot AI. Berikut 5 cara yang bisa digunakan.

Baca Selengkapnya

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

1 hari lalu

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

RT menyebut pemblokiran oleh Meta ini sebagai hal yang 'lucu'.

Baca Selengkapnya

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

1 hari lalu

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

Media-media asal Rusia beberapa hari ke depan tak bisa lagi menggunakan media sosial milik Meta

Baca Selengkapnya

Chatbot AI WhatsApp akan Punya Suara Figur Terkenal, Ada Seleb dan Influencer

2 hari lalu

Chatbot AI WhatsApp akan Punya Suara Figur Terkenal, Ada Seleb dan Influencer

Fitur chatbot AI pada WhatsApp akan diisi suara dari figur terkenal, dari influencer hingga seleb. Ada opsi suara dengan aksen berbeda.

Baca Selengkapnya

Ragam Makna Istilah "ACC" yang Sering Digunakan di Media Sosial

2 hari lalu

Ragam Makna Istilah "ACC" yang Sering Digunakan di Media Sosial

Istilah ACC yang kerap digunakan di Tik Tok maupun media sosial lainnya awalnya adalah sebuah istilah slang dalam bahasa Inggris.

Baca Selengkapnya

Paspampres Disorot Usai Anggotanya Diduga Pukul Pemuda Selfie dengan Jokowi, Berikut Sejumlah Kasus Paspampres

3 hari lalu

Paspampres Disorot Usai Anggotanya Diduga Pukul Pemuda Selfie dengan Jokowi, Berikut Sejumlah Kasus Paspampres

Paspampres kembali dapat sorotan setelah anggotanya diduga memukul pemuda yang selfie dengan Jokowi. Ini sejumlah kasus yang melibatkan Paspampres.

Baca Selengkapnya

Viral Perempuan ke Kampus Pakai Lingerie, Psikolog Singgung Etika Berbusana

4 hari lalu

Viral Perempuan ke Kampus Pakai Lingerie, Psikolog Singgung Etika Berbusana

Belum lama ini viral di medsos soal memakai lingerie ke lingkungan kampus. Psikolog sebut kesopanan dan etika berbusana.

Baca Selengkapnya

Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

4 hari lalu

Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

Psikolog menyarankan media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang menimbulkan dampak positif dan bukan konten negatif.

Baca Selengkapnya

Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

5 hari lalu

Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.

Baca Selengkapnya

Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

6 hari lalu

Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

Pengaruh media sosial merupakan pemicu remaja rentan terpengaruh hal buruk, selain karena korban pola asuh yang kurang maksimal.

Baca Selengkapnya