Dampak Buruk Malnutrisi pada Kesehatan Jika Tak Ditangani

Reporter

Antara

Selasa, 17 September 2024 16:03 WIB

Ilustrasi kurang gizi/kurus. Livestrong.com

TEMPO.CO, Jakarta - Malnutrisi adalah kondisi kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi dan/atau nutrisi. Spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia, Luciana B. Sutanto, mengatakan malnutrisi bisa berdampak pada kesehatan jika tidak ditangani.

"Malnutrisi jika tidak dikenali dan diobati maka dapat memperburuk kondisi kesehatan, terutama yang berisiko seperti orang tua, penderita penyakit kronis, dan pasien dengan infeksi," katanya dalam diskusi Pekan Sadar Malnutrisi 2024 yang digelar di Jakarta, Selasa, 17 September 2024.

Menurut informasi di laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisi kurang gizi meliputi stunting (tinggi badan rendah untuk usianya), wasting (berat badan rendah untuk tinggi badannya), underweight (berat badan rendah untuk usianya), dan defisiensi atau insufisiensi mikronutrien (kekurangan vitamin dan mineral penting). Sedangkan kondisi kelebihan gizi mencakup kelebihan berat badan, obesitas, dan penyakit tidak menular yang berhubungan dengan pola makan, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker.

"Malnutrisi bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik dan meningkatkan risiko kematian tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan biaya rawat inap dan rehabilitasi," jelas Presiden Perhimpunan Nutrisi Indonesia itu.

Luciana menjelaskan malnutrisi, terutama pada anak dan ibu hamil, merupakan salah satu masalah kesehatan signifikan di Indonesia. Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan angka nasional prevalensi stunting 2023 sebesar 21,5 persen, hanya turun 0,1 persen dari 21,6 persen pada 2022.

Advertising
Advertising

Pekan Sadar Malnutrisi
Selain itu, hasil riset Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyebutkan 21 juta warga atau sekitar 7 persen penduduk Indonesia kekurangan gizi, asupan kalori per kapita harian di bawah standar Kementerian Kesehatan sebesar 2.100 kkal. Luciana mengatakan, penyebab utama malnutrisi di Indonesia di antaranya kemiskinan, kurangnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, serta layanan kesehatan yang tidak merata.

Dalam upaya mengatasi kondisi ini, kegiatan Pekan Sadar Malnutrisi diadakan untuk meningkatkan pemahaman warga mengenai dampak malnutrisi terhadap kesehatan serta upaya pencegahan. Pekan Sadar Malnutrisi 2024 dilaksanakan 16-20 September dan mencakup kegiatan edukasi mengenai pencegahan dan penanggulangan malnutrisi.

Luciana menekankan pentingnya mencegah malnutrisi sedini mungkin dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai tanda-tanda malnutrisi. Kekurangan gizi antara lain ditandai berat badan rendah, lengan dan kaki kurus, kelelahan terus menerus, mudah pingsan, mudah tersinggung, rambut mudah rontok, suhu tubuh rendah, terus menerus merasa kedinginan, serta detak jantung dan tekanan darah yang rendah.

Sedangkan orang yang kelebihan nutrisi dapat mengalami gejala seperti kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, dan resistensi insulin. Luciana juga menjelaskan kolaborasi lintas sektor diperlukan dalam upaya meningkatkan pemahaman warga mengenai penerapan pola makan dengan gizi seimbang demi mencegah malnutrisi.

Pilihan Editor: Saran Dokter agar Asupan Makanan Anak 1 Tahun Sehat

Berita terkait

PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

5 jam lalu

PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

Sebuah komite PBB mengecam pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap Konvensi Hak Anak terhadap anak Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Pengaruh Gizi Seimbang pada Perkembangan Motorik Anak

2 hari lalu

Pengaruh Gizi Seimbang pada Perkembangan Motorik Anak

Dokter anak mengingatkan orang tua gizi seimbang berperan terhadap perkembangan motorik anak, stimulasi juga tidak kalah penting .

Baca Selengkapnya

Dekan FKUI Sebut Kendala Penanganan Malnutrisi

2 hari lalu

Dekan FKUI Sebut Kendala Penanganan Malnutrisi

Malnutrisi sering tidak terdiagnosis dengan baik sehingga penanganan menjadi terlambat dan berdampak pada kegagalan dalam proses penyembuhan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Gandeng JICA Kerja Sama Pelatihan Makan Bergizi di Sekolah

5 hari lalu

Kemenkes Gandeng JICA Kerja Sama Pelatihan Makan Bergizi di Sekolah

Kemenkes mengandeng Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) bekerja sama dalam pelatihan pendidikan makanan dan gizi anak sekolah

Baca Selengkapnya

Tips Siapkan Fisik Sebelum Ikut Lari Maraton

6 hari lalu

Tips Siapkan Fisik Sebelum Ikut Lari Maraton

Apa persiapan fisik yang perlu dilakukan sebelum ikut lari maraton? Simak kata dokter.

Baca Selengkapnya

Manfaat Buah Sawo untuk Kesehatan, Si Cokelat Kaya Vitamin C

19 hari lalu

Manfaat Buah Sawo untuk Kesehatan, Si Cokelat Kaya Vitamin C

Buah sawo atau dikenal sebagai Manilkara zapota, adalah buah tropis yang memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan, kaya vitamin C.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Air Putih, Ini 8 Pilihan Minuman Terbaik untuk Penderita Diabetes

23 hari lalu

Tak Hanya Air Putih, Ini 8 Pilihan Minuman Terbaik untuk Penderita Diabetes

Memilih minuman yang tepat sangat penting bagi penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan menghindari komplikasi.

Baca Selengkapnya

Imbangi Pembentukan Badan Gizi Nasional dengan Pemberantasan Stunting

24 hari lalu

Imbangi Pembentukan Badan Gizi Nasional dengan Pemberantasan Stunting

Pengamat mengatakan pembentukan Badan Gizi Nasional harus diimbangi pemberantasan stunting untuk memperbaiki gizi anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tips Kurangi Risiko Depresi di Masa Tua dengan Makan Buah

24 hari lalu

Tips Kurangi Risiko Depresi di Masa Tua dengan Makan Buah

Studi peneliti Singapura temukan makan buah-buahan dapat mengurangi depresi di masa tua.

Baca Selengkapnya

Bolehkah Makan Pepaya Setiap Hari?

26 hari lalu

Bolehkah Makan Pepaya Setiap Hari?

Pepaya dapat dimakan setiap hari dan bermanfaat bagi tubuh asalkan masih dalam batas wajar.

Baca Selengkapnya