Digigit Hewan Terinfeksi Rabies, Haruskah Korban Divaksin?

Reporter

Antara

Selasa, 1 Oktober 2024 21:07 WIB

Petugas kesehatan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor menyiapkan vaksin Rabies untuk seekor kucing di Perumahan Gaperi, Cibinong, Bogor, Jabar, Senin 30 September 2024. Hari rabies sedunia tahun 2024 ini mengambil tema Breaking Rabies Boundaries atau Mendobrak Batasan Rabies guna mendorong pemerintah dan semua lapisan masyarakat untuk bersatu guna mencapai tujuan dunia bebas dari kematian akibat virus Rabies pada tahun 2030. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Rabies, atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit anjing gila, merupakan penyakit mematikan, baik pada manusia maupun hewan yang terinfeksi. Penyakit ini disebabkan infeksi virus Lyssa yang ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies (HPR) seperti anjing, kucing, kera, dan hewan berdarah panas lain yang di dalam tubuhnya mengandung virus.

Data Kementerian Kesehatan tahun 2023 menunjukkan di Indonesia sekitar 98 persen rabies ditularkan oleh anjing, 2 persen oleh kucing, kera, atau monyet. Sampai saat ini belum ada pengobatan efektif yang dapat menyembuhkan manusia bila sudah timbul gejala klinis yang khas seperti takut air, cahaya, dan udara.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Jakarta menyebut tak semua kasus orang digigit hewan penular rabies perlu diberi vaksin atau serum antirabies (VAR) karena bergantung pada indikasi penilaian tenaga medis di layanan. Menurut Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Dinkes Jakarta, dr. Arif Syaiful Haq, perlu ada koordinasi antara dinas terkait untuk mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain kondisi hewan saat gigitan terjadi, misalnya tipe tenang atau ganas, dan luka yang ditimbulkan.

"Itulah mengapa ketika ada gigitan hewan penular rabies pada seseorang harus melapor diri, baik ke RT/RW maupun ke petugas kesehatan agar Dinas Kesehatan bisa berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memeriksa dan mempertimbangkan kondisi hewan saat gigitan terjadi," jelas Arif.

Cuci luka dengan air dan sabun
Menurut Arif, pertimbangan tenaga medis di lapangan atas beberapa aspek nantinya yang menentukan seseorang bisa diberikan vaksin rabies atau cukup cuci luka saja. Cuci luka menggunakan sabun dan air mengalir kemudian diberikan cairan antiseptik merupakan pertolongan pertama setelah digigit hewan yang diduga terinfeksi rabies.

Advertising
Advertising

Sesudah menjalani tahapan tersebut, korban gigitan atau cakaran hewan perlu memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan tata laksana lebih lanjut. Adapun tujuan pemberian vaksin rabies untuk membangkitkan sistem imun tubuh terhadap virus rabies yang ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan terinfeksi rabies. Namun apabila virus rabies sudah mencapai sistem susunan saraf pusat maka biasanya pemberian vaksin tidak bermakna lagi.

Pilihan Editor: Jelang Hari Rabies Sedunia, Masyarakat Perlu Pahami Penyakit Menular dan Mematikan Ini

Berita terkait

Australia Memuji Indonesia dalam Menangani Wabah Rabies

17 jam lalu

Australia Memuji Indonesia dalam Menangani Wabah Rabies

Australia memuji kepemimpinan Indonesia dalam memobilisasi layanan kesehatan manusia dan hewan untuk mengatasi wabah rabies.

Baca Selengkapnya

Hari Rabies Dunia, WHO dan FAO Menyoroti Perlunya Tindakan Cepat untuk Cegah Kematian Akibat Rabies

4 hari lalu

Hari Rabies Dunia, WHO dan FAO Menyoroti Perlunya Tindakan Cepat untuk Cegah Kematian Akibat Rabies

WHO dan FAO mendorong tindakan di seluruh Indonesia untuk menghentikan kematian akibat rabies pada manusia.

Baca Selengkapnya

Jelang Hari Rabies Sedunia, Masyarakat Perlu Pahami Penyakit Menular dan Mematikan Ini

8 hari lalu

Jelang Hari Rabies Sedunia, Masyarakat Perlu Pahami Penyakit Menular dan Mematikan Ini

Rabies merupakan penyakit menular dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Warga perlu memahami penyakit ini karena tergolong penyakit berbahaya.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

11 hari lalu

Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

Cacar monyet monkeypox (Mpox) salah satu penyakit yang disebabkan infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit cacar. Apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

11 hari lalu

Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

Pada Agustus 2024, beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk di Swedia, Filipina, dan Thailand, melaporkan peningkatan kasus Mpox atau cacar monyet.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Orang Sering Sakit

15 hari lalu

6 Penyebab Orang Sering Sakit

Berikut beberapa penyebab utama orang sering sakit, termasuk tertular dari anak dan kurang tidur.

Baca Selengkapnya

Cegah Infeksi Berulang di Musim Pancaroba dengan Cerdik dan Ceria

18 hari lalu

Cegah Infeksi Berulang di Musim Pancaroba dengan Cerdik dan Ceria

Hindari penyakit selama musim pancaroba dengan melakukan langkah Cerdik dan Ceria. Cek maksudnya.

Baca Selengkapnya

Hari Anak Nasional, Ini Pesan Praktisi Kesehatan buat Orang Tua

23 Juli 2024

Hari Anak Nasional, Ini Pesan Praktisi Kesehatan buat Orang Tua

Praktisi kesehatan Hari Anak Nasional menjadi pengingat bagi orang tua untuk menghindarkan anak dari penyakit menular.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertanian dan FAO Bikin Pelatihan Investigasi untuk Mitigasi Penyebaran Penyakit Menular Baru

16 Juli 2024

Kementerian Pertanian dan FAO Bikin Pelatihan Investigasi untuk Mitigasi Penyebaran Penyakit Menular Baru

FAO dan Kementerian Pertanian RI menyelenggarakan pelatihan investigasi untuk meningkatkan upaya pengendalian dan mitigasi penyebaran zoonosis.

Baca Selengkapnya

Alasan Jemaah Haji yang Baru Kembali Perlu Rutin Laporkan Kondisi ke Puskesmas

3 Juli 2024

Alasan Jemaah Haji yang Baru Kembali Perlu Rutin Laporkan Kondisi ke Puskesmas

Jemaah haji yang baru tiba wajib melaporkan kondisi kesehatan setiap hari ke puskesmas atau petugas kesehatan haji terdekat selama 21 hari.

Baca Selengkapnya