Liburan Unik, Juga Mendidik  

Reporter

Editor

Minggu, 19 Juni 2011 06:56 WIB

Pegunungan Beurayeung, Leupung, Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. ANTARA/Ampelsa

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kampung Cinangneng, Kecamatan Ciampea, Bogor, Jawa Barat, terdengar gaduh oleh teriakan dan celotehan sekitar 60 anak usia taman kanak-kanak, Rabu pagi, 15 Juni 2011. Mereka adalah murid TK Budi Asih dan TK Puri Andika di Serpong, Banten, serta TK Islam M. Ramdhan Taman Galaksi, Bekasi, Jawa Barat. Satu kelompok anak terlihat saling melempar lumpur di satu petak sawah, kelompok lainnya saling menyipratkan air di sungai saat memandikan kerbau. Wah pokoknya seru!

“Aduh aku terjebak, kakiku terbenam lumpur nih,” tiba-tiba Nabila, 4,5 tahun berteriak sambil mengacung-acungkan tanaman padi yang akan ditanamnya. Aida, Zahira, Ardan, Rafli, dan teman-temannya sesama murid TK Islam M Ramdhan hanya tertawa mendengar keluhannya. Mereka sibuk sendiri menanam padi di garis yang telah ditentukan. “Hei bantuin aku dong,” teriak Nabila dengan nada merajuk.

Di tempat lain, sekelompok anak asyik memukul-mukulkan palu kayu ke arah bonang dan peralatan gamelan lainnya. Arahan guru pendamping agar memukulkan palu secara perlahan tak digubris. Mereka juga tak peduli dengan notasi yang tercatat di depan peralatan gamelan. Pokoknya terus memukul sesuka hatinya, ”nang neng nong nang neng nong…”

Selain mencoba menabuh gamelan, anak-anak juga diajarkan cara membuat berbagai mainan sederhana. Misalnya, membuat wayang-wayangan dari tangkai dan daun singkong. Juga melukis di atas caping yang hasilnya bisa dibawa pulang sebagai cenderamata.

Sebelumnya, secara berkelompok anak-anak itu diajak berjalan-jalan ke perkampungan warga. Mereka berkenalan dan melihat-lihat aktivitas para perajin tas dari kulit dan penyablonan kaus. Namun, anak-anak terlihat antusias saat bertandang ke kediaman Abah Saim. Di sana terdapat aneka perkakas dari bahan batok kelapa seperti gayung, obor, kentongan, juga egrang.

Hatur nuhun ibu, hatur nuhun bapak,” serempak mereka berunjuk salam setiap kali usai bertamu.

Indah Anggraini, guru TK Islam M Ramdhan, mengatakan sengaja membawa murid-muridnya berwisata ke Kampoeng Wisata Cinangneng agar mereka melihat dan merasakan langsung uniknya kehidupan alam pedesaan. “Selama ini kan mereka cuma tahu dari buku, televisi, atau berimajinasi. Sekarang mereka bisa membandingkan langsung, oh menanam padi di sawah itu seperti ini. Oh kalau kerbau itu mandinya seperti itu,” kata Indah.

Seorang pemandu menimpali, “Iya biar anak-anak kota jangan berpikir bahwa beras itu dibikin dengan mesin di pabrik. Atau telur itu asalnya dari supermarket." Dengan cara melihat langsung kehidupan masyarakat di desa, anak-anak juga diharapkan tahu dan menghargai bahwa nasi putih yang terhidang adalah jerih payah petani sejak menanam benih di lumpur.

Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di sisi Kali Cisadane, dengan pemandangan penuh Gunung Salak di latar belakang. Obyek wisata ini digagas pasangan suami-istri Hester dan Willy Basoeki pada Maret 2000. Semula, di area seluas 16 ribu meter persegi itu hanya terdapat sebuah bungalow tempat pasangan itu dan keluarga besarnya beristirahat di akhir pekan.

Kini, obyek wisata sejenis bertebaran di wilayah Bogor hingga Sukabumi. Sebut saja Kebun Wisata Pasir Mukti, Silent Kampoong Salaca, Kampoeng Wisata Pancawati, dan Kampung Budaya Sindangbarang.


“Semuanya merujuk ke Cinangneng ini. Bahkan yang di Magelang, Jawa Tengah, pun studi bandingnya ke sini,” kata Yudha Catur Saputra, Duty Manager Kampoeng Wisata Cinangneng.

Bagi yang ingin mengisi liburan dengan melakukan keterampilan seperti membatik dan membuat gerabah, Kampung Batik Laweyan di Solo atau Kelurahan Melikan, Wedi di Klaten, atau Rumah Keramik F. Widayanto di kawasan Beji-Depok bisa menjadi alternatif.

Putra Tidar, pelajar SMA Yayasan Batik, dan Yogi Arif, pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Solo, misalnya, tampak tekun mengikuti kursus membatik selama dua jam. Mulai dari membuat sketsa, mewarnai garis sketsa dengan canting berisi lilin khusus, mewarnai, menjemur kain, mencuci, hingga kembali menjemur, dilakoni dengan gembira.

Aktivitas membatik, kata Putra, ternyata lebih menyenangkan dibanding sekadar kongkow di mal atau bermain game PlayStation. “Saya jadi tambah pengalaman,” Yogi menimpali.

Menurut Ketua Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan Alpha Febela Priyatmono, mereka yang datang belajar ada yang sekadar bersenang-senang, ingin tahu proses membatik, dan ada yang serius belajar karena berniat mendirikan usaha batik. Bagi yang sekadar senang-senang dan sebatas tahu proses membatik, Kampung Batik Laweyan menawarkan program kursus singkat. Biayanya cuma Rp 25 ribu per peserta. Hasil membatik lantas dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.

Buang jauh-jauh bayangan tentang museum sebagai bangunan tua tak terawat dengan ratusan arca kuno di dalamnya. Di tengah kota Jakarta, ada museum yang asri, resik, dengan taman yang ditata harmonis. Namanya Museum di Tengah Kebun, berlokasi di Jalan Kemang Timur Raya Nomor 66, Jakarta Selatan.

Koleksinya berjumlah lebih dari 2.000 obyek dari 59 negara, dan 20 provinsi di Indonesia. Di antaranya, bejana terakota Amphora yang berasal dari tahun 4800 sebelum Masehi, fosil kerang laut dari era Jurasic (230 juta tahun sebelum Masehi) yang ditemukan di Maroko, dan arca Bodhisatwa Wajrapani berasal dari Jawa Tengah dari abad ke-9. Tak mengherankan bila museum ini bak mozaik kekayaan peradaban dunia.

Bergerak sedikit ke arah selatan Jakarta, tepatnya kawasan Srengseng Sawah, Jagakarsa, ada cagar budaya yang menarik disambangi. Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Di area seluas 289 hektare ini, anak-anak dapat menikmati arsitektur rumah adat betawi dan berbagai keseniannya yang biasa digelar setiap ahad dari pukul 14.00-17.00. Bagi yang ingin ikut berlatih menari Betawi dapat berkunjung pada Ahad dan Jumat pagi, serta Rabu sore.

Psikolog Ratih Ibrahim menilai liburan edukatif akan memberi nilai tambah dari hanya mendapatkan kesenangan dan kepuasan pada anak. Bermain ke wahana-wahana outbound atau ke tempat eksperimen sains akan memberi nilai petualangan dan pengalaman tersendiri.

Meski demikian, bukan berarti liburan edukatif harus selalu membawa anak ke wahana-wahana semacam itu. "Orang tua bersama anak pun bisa merancang liburan edukatif bersama keluarga. Jadi di rumah, di kebun, sawah, atau ke tempat yang disepakati bersama pun bisa dilakukan," kata dia.

Yang tak kalah penting, kata Ratih, adalah melibatkan anak dalam menentukan tema liburan yang akan diberikan. Sebab bagaimana pun liburan edukatif ini lebih banyak ditujukan pada anak untuk mengecas kembali semangat mereka sebelum kembali ke aktivitas sehari-hari, tentunya dengan tetap memberi nilai edukasi.

Ia juga mewanti-wanti agar masa liburan tidak justru memasukkan anak ke tempat-tempat kursus tertentu, kecuali jika itu dikehendaki si anak. “Itu bukannya memberi kesenangan, malah menyiksa anak," kata Ratih yang berpraktek di PT Personal Growth ini.

Ratih memberi saran bagi orang tua yang ingin merancang sendiri
liburan edukatif buat anak-anaknya. Hal yang utama adalah menentukan
tema liburan. Orang tua bersama anak bisa menetapkan membuat liburan
bertema berkemah di halaman rumah, olah raga, atau membuat sebuah
proyek bersama.

l AMIRULLA I UKKY I SUDRAJAT

Berita terkait

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

22 jam lalu

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

Ki Darmaningtyas menilai perlu adanya evaluasi terhadap sistem asrama untuk taruna STIP.

Baca Selengkapnya

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

1 hari lalu

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

Pasca kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok mengeluarkan surat edaran tentang kegiatan study tour.

Baca Selengkapnya

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

2 hari lalu

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mardani Ali menyoroti peran penting komitmen dan investasi negara dalam mengatasi masalah di sektor pendidikan.

Baca Selengkapnya

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

2 hari lalu

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan tema 'Survival Leadership, Facing Uncertainties'.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

4 hari lalu

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong peningkatan pendidikan mikroelektronik untuk kuasai pasar semikonduktor.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

5 hari lalu

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

7 hari lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

7 hari lalu

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

Keseimbangan antara kemampuan akademis, karakter, entrepreneur harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebagai kunci utama kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

10 hari lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

"BRI Peduli Ini Sekolahku", Komitmen Nyata BRI bagi Kemajuan Pendidikan Indonesia

12 hari lalu

"BRI Peduli Ini Sekolahku", Komitmen Nyata BRI bagi Kemajuan Pendidikan Indonesia

Program ini hadir untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah pedalaman dan perbatasan.

Baca Selengkapnya