Perjalanan Karier Komik Kosasih  

Reporter

Editor

Minggu, 29 Juli 2012 04:33 WIB

Raden Ahmad Kosasih yang lebih dikenal dengan RA Kosasih, seorang penulis komik saat hadir dalam acara peluncuran buku Wayang Purwa di Jakarta, (12/3/2010). TEMPO/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO , Jakarta - R.A. Kosasih, yang wafat dalam usia 93 tahun pada Rabu lalu. Sedikitnya ada 100 buku komik yang pernah dibuat Kosasih semasa hidupnya.

Seluruh karyanya memiliki sejarah panjang yang merentang sejak 1953. Muncul dengan berbagai genre, seperti superhero, komik wayang, folklor, fiksi ilmiah, dan petualangan. Sebelum itu, pria yang lahir di Bogor pada 4 April 1919 itu mengambil posisi yang sama laiknya para komikus yang lahir pada zamannya: bekerja sebagai komikus strip di koran-koran.

Inilah kisah perjalanan Kosasih:

1939

* Kosasih melamar sebagai juru gambar, membuat ilustrasi buku-buku terbitan Departemen Pertanian Bogor. Di sela kesibukannya bekerja sebagai juru gambar, ia juga bekerja sebagai pelukis komik di harian Pedoman Bandung.
* Komik serial pertamanya diluncurkan. Tokoh utamanya adalah wanita superhero: Sri Asih. Lalu berlanjut dengan serial Siti Gaharadan Sri Dewi.
* Omzet hasil penjualan komik Kosasih turun setelah Lekra menuding komik-komiknya mencerminkan budaya kebarat-baratan.
* Membanjirnya komik Cina membuat Kosasih dan rekan-rekannya melahirkan komik yang mengangkat cerita klasik lokal, seperti Mundinglaya Dikusuma dan Ganesha Bangun.

1953
Kosasih mendapat gagasan untuk menggambar komik wayang. Tapi, gagasan itu ditolak penerbitnya, Melodi. Penolakan itu tidak membuatnya putus asa. Ia mencoba mengomikkan kisah wayang Burisrawa Merindukan Bulan. Dan ternyata laku keras. Reaksi pasar yang baik mendorong Kosasih mengembangkan ide-ide komik wayang, dari kisah-kisah klasik Mahabharata dan Ramayana.

1955
Karena permintaan melukis komik semakin meningkat, Kosasih memutuskan berhenti dari pekerjaannya di Departemen Pertanian. Kosasih sempat beralih ke komik superhero, seperti Kala Denda. Tapi, kostum, gerak-gerik tokoh, serta dialognya masih terpengaruh wayang.

1960-an
* Terjadi perubahan manajemen penerbit Melodi yang membuat nafkah Kosasih hanya bergantung pada royalti cetak ulang.

* Ia kembali diminta bekerja lagi di Departemen Pertanian. Tawaran itu diterima, meski hanya bertahan beberapa bulan.

* Satu-satunya kreasi baru Kosasih pada masa ini adalah serial Cempaka, Tarzan wanita versi Indonesia.

1964
Kosasih pindah ke Jakarta. Melalui penerbit UP Lokajaya, Kosasih menerbitkan serial Kala Hitam dan Setan Cebol.

1967
Serial Ramayana diterbitkan kembali. Kosasih diminta menggambar ulang serial yang pernah ia buat sebelumnya.

1968
* Kesehatan Kosasih menurun. Selama hampir setahun, ia tidak menyentuh pen dan tinta cina. Karena merasa tak tenteram di Jakarta, Kosasih kembali ke Bogor.

* Di tengah masa suramnya, serial komik Mahabharata dan Ramayana diterbitkan kembali oleh penerbit Maranatha di Bandung. Namun tidak terlalu diminati pasar.

* Kosasih sempat mengubah gaya penyajian komiknya (lebih banyak teks) lewat serial Egul Mayangkara, lantaran para komikus dituding menurunkan minat baca kalangan pelajar.

* Produktivitas Kosasih mulai menurun seiring membanjirnya komik impor.

RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

5 Februari 2024

Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali menyoroti pentingnya kolaborasi sebagai kunci keberhasilan dalam memajukan sektor perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

17 Oktober 2023

IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

Simak sejarah IKAPI yang salah satu pelopornya merupakan sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana. IKAPI mengecam dan batal hadiri Frankfurt Book Fair 2023

Baca Selengkapnya

Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

28 September 2023

Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

Rohaniwan yang juga pengajar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Baskara T. Wardaya menulis buku bertajuk Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan.

Baca Selengkapnya

4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

11 Mei 2022

4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

Begini cara mengajukan permohonan ISBN dengan memenuhi 8 syarat teknis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

9 September 2021

Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

PT Balai Pustaka membuka lowongan kerja bagi lulusan D3 dan S1.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

2 Juli 2021

Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

Sejumlah daerah di Indonesia juga telah menerapkan dan mengembangkan konsep wisata halal.

Baca Selengkapnya

Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

29 Mei 2021

Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

Di era serba digital, cara dapat uang dari Wattpad pun bisa dilakukan oleh mereka yang suka menulis. Simak tipsnya.

Baca Selengkapnya

Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

6 Oktober 2020

Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

Pemerintah memberikan stimulus untuk penulis dan penerbit melalui program "Nulis dari Rumah".

Baca Selengkapnya

London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

13 Maret 2019

London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

Pada hari pertama pameran buku London Book Fair (LBF) 2019, Indonesia sudah membukukan penjualan hak penerbitan untuk 12 judul buku.

Baca Selengkapnya

Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

30 Agustus 2018

Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

Penerbit buku independen Elevation Books belum kapok membidani kumpulan tulisan Herry Sutresna aka Ucok Homicide.

Baca Selengkapnya