Sinar Matahari Sembuhkan TBC  

Sabtu, 8 September 2012 11:33 WIB

Lionel Messi bersama kekasihnya Antonella Rocuzzo berjemur di pantai Grumari, Rio de Janeiro, Brasil, tahun 2010. AP/Gabriel Reis-Bytebeach/Agencia O Globo

TEMPO.CO, Jakarta - Vitamin D ternyata bisa membantu tubuh melawan infeksi tuberkulosis (TB) yang mematikan, demikian diungkapkan para dokter di London.

Setiap tahun, hampir 1,5 juta orang meninggal akibat infeksi penyakit ini. Bahkan ada kecenderungan penyakit ini tidak bisa diatasi.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa pasien bisa sembuh lebih cepat ketika diberi vitamin dan antibiotik. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menjadikannya sebagai kegiatan pengobatan yang rutin.

Sebelum antibiotik ditemukan, pasien TB diminta untuk “mandi matahari” alias berjemur, yang dikenal dengan istilah heliotherapy. Upaya ini bisa meningkatkan produksi vitamin D. Namun pengobatan ini menghilang begitu antibiotik ditemukan dan sukses menyembuhkan penyakit tersebut.

Penelitian terbaru ini dilakukan terhadap 95 pasien di berbagai rumah sakit di London. Pengobatannya adalah mengkombinasikan antibiotik dengan pil vitamin D. Hasilnya menunjukkan bahwa para pasien ini sembuh dua minggu lebih cepat saat ditambahkan vitamin D. Pasien yang hanya minum antibiotik sembuh dalam waktu 36 hari, sedangkan yang mengkonsumsi antibiotik dan vitamin D sembuh dalam 23 hari.

Dr Adrian Martineau, dari Queen Mary University of London, mengatakan kepada BBC, “Ini bukan untuk menghilangkan peran antibiotik, tetapi bisa berguna sebagai senjata tambahan.” Ia menambahkan, ”Cara ini lebih menjanjikan, tetapi kita perlu banyak bukti yang lebih kuat.”

Vitamin D berfungsi untuk meredakan peradangan selama infeksi. Respons atas peradangan sangat penting dari tubuh yang terkena infeksi. Selama terjadi infeksi TB, dinding paru-paru rusak dan sel darah putih harus melawan infeksi tersebut. Namun hal ini juga menciptakan rongga kecil yang membuat bakteri TB bisa bermukim di dalamnya.

“Jika kita bisa membantu rongga ini sembuh lebih cepat, pasien akan terinfeksi dalam waktu yang lebih pendek dan kemungkinan mereka juga tidak mengalami kerusakan paru-paru yang lebih parah,” kata dr Martineau. Bahkan para dokter mengatakan kemungkinan cara ini bisa mengobati penyakit yang berkenaan dengan paru-paru lainnya, seperti pneumonia dan sepsis.

Profesor Peter Davies, sekretaris dari lembaga amal TB Alert, mengatakan bahwa temuan tersebut “luar biasa” dan vitamin D mempunyai peran penting dalam penyembuhan TB.

BBC | ARBA’IYAH SATRIANI

Berita terkait

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

47 hari lalu

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC

Baca Selengkapnya

Pimpinan MPR Minta Komitmen Pencegahan Tuberkulosis

24 Maret 2023

Pimpinan MPR Minta Komitmen Pencegahan Tuberkulosis

Perpres 67/2021 menargetkan pada 2030 harus terjadi penurunan angka kejadian TB.

Baca Selengkapnya

Musim Pancaroba, Simak Jenis-jenis Batuk yang Perlu Diwaspadai

11 Agustus 2022

Musim Pancaroba, Simak Jenis-jenis Batuk yang Perlu Diwaspadai

Batuk paroksimal atau batuk rejan merupakan penyakit menular melalui droplet individu yang terinfeksi di udara bebas. Biasanya berlangsung 6-10 pekan.

Baca Selengkapnya

Forum G20 untuk Penanganan Tuberkulosis, Berikut Poin Kesepakatannya

31 Maret 2022

Forum G20 untuk Penanganan Tuberkulosis, Berikut Poin Kesepakatannya

Forum G20 menyampaikan pentingnya kemauan politik untuk mengakhiri penyakit tuberkulosis atau TBC.

Baca Selengkapnya

Penyakit yang Paling Mematikan di Indonesia Sebelum Pandemi Covid-19

31 Maret 2022

Penyakit yang Paling Mematikan di Indonesia Sebelum Pandemi Covid-19

Sebelum pandemi Covid-19 terjadi, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebutkan penyakit yang paling mematikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ahli Paru di G20: Penanggulangan TBC Bisa Belajar dari Penanganan Covid-19

31 Maret 2022

Ahli Paru di G20: Penanggulangan TBC Bisa Belajar dari Penanganan Covid-19

Untuk menyelamatkan pasien TBC, tidak hanya membutuhkan investasi dalam bentuk uang, melainkan juga keterampilan mengatasi stigma tuberkulosis.

Baca Selengkapnya

Ada Pengecekan TBC Lewat Skrining X-ray Mobile, Masuk Mobil Langsung Difoto

31 Maret 2022

Ada Pengecekan TBC Lewat Skrining X-ray Mobile, Masuk Mobil Langsung Difoto

Kementerian Kesehatan menerapkan skrining x-ray mobile di sejumlah provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera untuk mendeteksi dini TBC.

Baca Selengkapnya

Ahli Paru: TBC Belum Sepopuler Covid-19, padahal Sama-sama Berbahaya

31 Maret 2022

Ahli Paru: TBC Belum Sepopuler Covid-19, padahal Sama-sama Berbahaya

Ahli kesehatan berharap pemerintah, akademisi, dan industri memperhatikan kondisi tuberkulosis atau TBC sebagaimana Covid-19. Sama-sama berbahaya.

Baca Selengkapnya

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Mendorong Investasi Dunia untuk TBC

30 Maret 2022

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Mendorong Investasi Dunia untuk TBC

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, setiap tahun Tuberkolusis Bacillus atau bakteri TBC menginfeksi 10 juta orang.

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia: WHO Beberkan Data TBC dan Prioritaskan Generasi Muda

24 Maret 2022

Hari Tuberkulosis Sedunia: WHO Beberkan Data TBC dan Prioritaskan Generasi Muda

TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru seseorang.

Baca Selengkapnya