Nikmatnya Kopi tanpa Gula

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 23 September 2012 05:20 WIB

Sxc.hu

TEMPO.CO, Jakarta - Takaran standar membuat cappuccino adalah sepertiga kopi, sepertiga air, dan sepertiga susu. Tapi tidak demikian bagi Saxon Wright. “Saya lebih suka memberi lebih banyak kopi,” kata juri World Barista Championship itu.

Dengan cekatan Wright menunjukkan kebolehannya membuat sajian kopi kebanggaan Italia tersebut pada saat pembukaan cafe Blacklisted di Puri Mall, Jakarta, Jumat lalu, 14 September. Biji kopi bubuk jenis arabica dari Guatemala ia masukkan ke dalam mesin espresso. Proses ini sebenarnya menyeduh kopi ke dalam air panas. Wright menggunakan temperatur sekitar 92-94 derajat Celcius untuk memanaskan air. Dalam hitungan detik, kopi kental mulai keluar dari alat tersebut langsung menuju cangkir.

Pria asal Australia itu segera menyiapkan susunya. Ia memakai produk susu cair kemasan biasa. Dari sebuah tongkat uap di mesin espresso segera muncul susu yang berbentuk foam. Cairan tersebut ia kumpulkan di gelas. Perlahan-lahan ia masukkan susu ke dalam cangkir berisi kopi yang sudah mengental.

Susu ia putar-putar ke dalam cangkir kopi. Setelah hampir penuh, Wright berhenti dan menghentakkan cangkir ke atas meja. Susu ia tuang kembali membentuk garis melintang di tengah cangkir. Langsung saja, buih cairan putih bercampur kopi itu pecah dan membentuk daun pakis. Aroma kopi yang harum dan manis langsung terasa.

Ketika lidah mengecap cappucino itu, memang rasanya manis dan teksturnya seperti santan. Malah kepahitan kopi tidak terasa. Semua bisa terjadi karena Wright memakai biji kopi pilihan. Buih susunya pun ia buat sangat kental, seperti mentega cair.

Kopi yang ia pilih siang itu berasal dari daratan tinggi sebuah desa di Guatemala. Petani di sana hanya memetik biji kopi berwarna merah dengan tangan. Warna tersebut menandakan biji yang telah matang. Bentuknya yang bulat-bulat kecil membuatnya sering disebut berries. Setelah pemetikan, Wright mengatakan, proses selanjutnya adalah pengeringan dan pengelupasan kulit luar.

Biji yang telah berwarna hijau kemudian masuk ke dalam mesin pemanggang. Proses ini disebut roasting. Wright memakai panggangan otomatis dengan suhu sekitar 220 derajat Celcius. Dari temperaturnya, proses pemanggangannya ini disebut City Roast yang umum dipakai di Amerika Serikat. “Jangan terlalu panas, nanti gosong dan rasa manisnya tidak terasa,” ujar pria yang sudah berkecimpung di dunia kopi lebih dari 15 tahun ini. Selanjutnya, biji kopi yang sudah masak bisa langsung dijadikan bubuk dan diseduh.

Menurut dia, secara natural kopi sudah memberikan rasa manis. Jadi tidak perlu penambahan gula saat menikmatinya. A good coffee needs no sugar. Begitulah prinsip Wright. Hal ini, menurut dia, sangat berbeda dengan tradisi di Indonesia. “Di sini orang minum kopi dengan gula banyak sekali,” ujar Wright. Cara itu tidak masalah, tapi cita rasa aslinya akan berkurang.

Aimee Saras, 29 tahun, berpendapat serupa. Menurut dia, orang Indonesia lebih suka minuman dengan banyak rasa. “Sangat berbeda dengan kebiasaan orang-orang di New York,” katanya. Setiap pagi, orang-orang di sana biasa mengawali rutinitas dengan minum kopi, tanpa gula tentunya. Perempuan bertubuh mungil itu pernah menghabiskan masa remajanya di salah satu kota terpadat di Amerika Serikat itu.

Kebiasaan minum kopi pahit, ia bawa sejak memutuskan menetap di Indonesia sekitar empat tahun lalu. Apalagi sekarang Aimee menjadi pembawa acara After Hours pukul satu pagi di Metro TV. “Saya harus minum kopi dulu sebelum bekerja,” ujarnya.

SORTA TOBING

Berita Terpopuler
Tiap Bulan, Ada 4500 Gigitan Anjing di Pulau Ini

Mahal atau Murah, Berlian Tetap Berkilau

Komunitas Makassar Berkebun Atasi Global Warming

Tren Penyakit Saat Perubahan Cuaca

Pria Rentan Kena Stroke dari Orang Tua Bercerai

Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

7 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.

Baca Selengkapnya

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

8 hari lalu

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

10 hari lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

11 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

17 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

20 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

30 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

31 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

32 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

33 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya