Rumah Riset Jamu Teliti Obat Kanker

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 31 Januari 2013 18:05 WIB

Jamu kunyit asam. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Karanganyar - Rumah Riset Jamu di Karanganyar, Jawa Tengah, menyiapkan penelitian obat kanker wasir, mag, kegemukan, pegal linu, lancar air susu ibu, dan meningkatkan stamina, yang semua menggunakan bahan jamu.

“Satu formula butuh waktu sekitar setahun. Prosesnya bisa paralel dengan formula lainnya,” ujar Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Kementerian Kesehatan, Indah Yuning Prapti, saat peresmian Rumah Riset Jamu, Kamis, 31 Januari 2013.

Kementerian Kesehatan mendirikan rumah riset jamu pertama di Indonesia di Karanganyar, Jawa Tengah. Peresmian rumah riset jamu dilakukan oleh Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi. “Formula jamu bisa mengurangi kerusakan hati atau ginjal yang diakibatkan obat-obatan kimia yang notabene impor,” katanya.

Dia mengakui masih banyak dokter yang tidak percaya jamu. Karena itu, butuh usaha untuk membuktikan bahwa secara ilmiah jamu bisa sama baiknya, atau bahkan lebih baik, daripada obat kimiawi. “Jika sudah terbukti, akan meningkatkan kepercayaan dokter, ilmuwan, dan masyarakat akan khasiat jamu,” katanya.

Dia berharap rumah riset jamu dapat menghasilkan jamu yang berkhasiat dan bermutu, menghasilkan jamu yang berasal dari tanaman obat berstandar, melakukan penelitian berdasarkan standar, dan mudah diakses masyarakat.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, Trihono, mengatakan rumah riset jamu baru satu-satunya di Indonesia. Dalam setahun dia menargetkan ada empat formula yang diteliti. “Kami sudah meneliti empat formula jamu. Tapi baru dua yang sudah terbukti khasiatnya secara ilmiah, yaitu untuk obat tekanan darah tinggi dan asam urat,” katanya. Dua lainnya, obat diabetes dan kolesterol tinggi, terus disempurnakan. Selain untuk penelitian, rumah riset ini menyediakan sembilan kamar untuk rawat inap.

Ada 25 peneliti di rumah riset jamu dengan basis keilmuan mulai dokter, ahli biologi, ahli pertanian, dan apoteker. Ada juga lulusan pascasarjana kesehatan lingkungan untuk tanaman. Fasilitas yang dimiliki mulai benih hingga jadi jamu dan diresepkan ke masyarakat, yakni kebun tanaman obat, laboratorium penelitian, peresepan jamu, dan pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita Terpopuler Lainnya:
Skandal Suap PKS, Ada Wanita Sedang Bermesraan

Kurir Suap Daging Ditangkap Bersama Gadis Muda

Tersangka Suap Daging PKS Sewa Gadis Rp 10 Juta?

Gratifikasi Seks? Presiden PKS Tersenyum

Presiden PKS Jadi Tersangka Suap Impor Daging

Berita terkait

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

1 jam lalu

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

2 hari lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu

Baca Selengkapnya

Pensiunan Guru Nasabah Mekaar berhasil Kembangkan Usaha

3 hari lalu

Pensiunan Guru Nasabah Mekaar berhasil Kembangkan Usaha

Pensiunan Guru sekaligus nasabah Mekaar Cabang Blitar, Jawa Timur, Nanik Yuliati, mengaku usahanya terus berkembang sejak ia bergabung menjadi nasabah Mekaar tahun 2020.

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

6 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

10 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

15 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

17 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

20 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

23 hari lalu

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

Mooryati Soedibyo meninggal dalam usia 96 tahun dan saat ini disemayamkan di rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

23 hari lalu

Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

Mooryati Soedibyo mencetuskan kontes kecantikan nasional, Puteri Indonesia, yang biasa diadakan setiap Maret.

Baca Selengkapnya