Bertanam Jamur Tiram Bisa di Kamar

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 13 Juni 2013 18:08 WIB

Petani jamur tiram putih. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Menanam jamur bisa bertempat di kamar tidur, ruang tamu, bahkan meja kantor. Agar bahan pangan itu juga terlihat elok sebagai pajangan, sekelompok anak muda Bandung membuat Growbox. Berbentuk kubus berbahan kardus, kotak itu membungkus baglog atau media tanam jamur agar tak terlihat kotor atau menjijikkan.

Growbox merupakan hasil kreasi Robbi Zidna Hilman bersama Adi Reza Nugroho, Ronaldiaz Hartantyo alias Aldi, serta Annisa Wibi Ismarlanti. Ketiga cowok berusia 23-24 tahun tersebut lulusan Teknik Arsitektur ITB, sedangkan Anissa alumnus Manajemen Universitas Padjadjaran. Mereka semua lulusan 2012 dan mulai merintisnya sejak akhir tahun lalu.

Menurut Robbi, kotak jamur itu dibuat untuk mengajak generasi muda di perkotaan atau masyarakat urban, tergerak menanam sendiri bahan pangan di rumah. Semboyan mereka: tumbuhkan makananmu sendiri. Jamur tiram mereka pilih karena daya tahan hidupnya kuat, perawatannya mudah, begitu pula tempat hidupnya. "Jamur tiram juga sudah banyak dikenal lidah orang Indonesia," ujarnya kepada Tempo.

Mereka kini punya dua jenis jamur tiram yang dibudidayakan, yaitu jamur tiram putih dan kuning. Jenis lainnya, seperti abu-abu dan merah muda, masih dikembangkan di laboratorium mereka bersama mahasiswa Teknologi Hayati ITB. Riset itu juga termasuk kadar nutrisi agar jamur tiram bisa cepat tumbuh dan banyak panen.

Jamur tiram idealnya tumbuh di daerah bersuhu 23-30 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban lebih dari 70 persen. Dari hasil pengujian mereka, selain di Bandung, jamur tiram bisa tumbuh di daerah panas seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, Yogyakarta, Surabaya dan Kalimantan. Agar media tanam jamur tetap lembab di daerah panas, penyemprotan harus dilakukan 3-5 kali sehari. Penempatan jamurnya pun harus di dalam ruangan yang tak kena sinar matahari langsung. 'Begitu pun di ruangan ber-AC. Sebab walau hawanya terasa dingin, kelembabannya kering," kata Robbi.

Saat ini, jamur tiram mereka rata-rata mulai panen pada hari ke-15. Begitu seterusnya hingga seumur hidup jamur yang lamanya hanya 4 bulan. Selama itu, panen jamurnya berkisar 3-7 kali. "Hasil panen pertama dari sebuah kotak berkisar 150-200 gram jamur," kata Annisa. Pada panen kedua dan seterusnya, hasil panen berkurang karena nutrisi di baglog untuk jamur juga menyusut.

Peminat jamur tiram Growbox rata-rata sekarang mencapai 200 orang per bulan. Sebagian peminat, kata Annisa, menjadikan kotak jamur itu sebagai kado. "Ada juga yang dipakai untuk merayu calon mertua," katanya.


ANWAR SISWADI
Topik Terhangat:
Produk Baru Apple
| Mucikari SMP| Taufiq Kiemas| Priyo Budi Santoso| Rusuh KJRI Jeddah

Berita Lainnya:

Kata Fahri, Istana 'Tendang' PKS dari Koalisi

Tensi Darah Dicek, Kening Jokowi Berkerut

Polisi Ambil Visum Mucikari SMP

Skandal Seks Guncang Kemlu AS

5 Pujian untuk "Man of Steel"

Suswono Tak Pusing PKS Dikeluarkan dari Koalisi

Berita terkait

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.

Baca Selengkapnya

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.

Baca Selengkapnya

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .

Baca Selengkapnya