Imunisasi, Fakta dan Mitos

Reporter

Selasa, 18 Juni 2013 06:43 WIB

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta--Usia Kuina Magenta Suryadi kini memasuki dua bulan. Bayi perempuan dari pasangan Iwa Kusuma Suryadi dan Eka Utami Aprilia itu telah mendapatkan vaksinasi Hepatitis B sejak berumur satu hari. Sebelum Kuina lahir, Eka sempat bingung dengan pemberian imunisasi. Sebab beberapa orang terdekatnya memberikan saran agar tidak memvaksinasi anak. “Menurut mereka, imunisasi bisa menurunkan kekebalan tubuh anak,” kata Eka beberapa waktu lalu.

Kebimbangan Eka berakhir setelah suaminya mendorong untuk memvaksinasi Kuina. Bila tidak diimunisasi, menurut Iwa, ada kemungkinan dokter akan bingung menangani Kuina ketika sakit. Akhirnya Kuina pun divaksinasi. Tapi hanya imunisasi yang dianjurkan pemerintah saja, seperti BCG dan polio. "Kalau kebanyakan vaksin takut juga,” kata Eka. "Seperti orang dewasa, terlalu sering minum obat kimia nanti pertahanan tubuh malah menurun."

Selama ini, pro-kontra soal imunisasi memang cukup gencar tersiar. Dokter spesialis anak Rumah Sakit Awal Bros, Makassar, Fith Dahlan, mengatakan, setidaknya ada tiga kontroversi soal vaksinasi. Pertama, vaksin tidak penting; kedua, vaksin tidak 100 persen aman; serta anak terlalu banyak menerima vaksin. “Dan semua itu hanya mitos,” kata Fith Dahlan dalam Seminar Smart Parents di Rumah Sakit Awal Bros, Sabtu pekan lalu. “Vaksin dapat menurunkan kekebalan tubuh, itu juga mitos.”

Pada kenyataannya, Fith melanjutkan, vaksin dapat memusnahkan atau mengeradikasi suatu penyakit. Misalnya polio. Selain itu, teknologi imunisasi sudah semakin canggih. Sehingga reaksi pada anak menjadi lebih ringan. Dan mengutip peneliti imunologi dari University of California, Amerika Serikat, bayi dan anak-anak dapat merespon, dengan aman, 100 ribu vaksin dalam sekali waktu. “Padahal rata-rata, anak hanya mendapatkan 14 jenis vaksin dalam waktu dua tahun,” ujar Fith.

Setiap anak perlu mendapatkan imunisasi karena banyak kuman berbahaya di sekitarnya. Sementara kekebalan tubuh bayi atau anak belumlah sempurna, tak seperti orang dewasa. Imunisasi, Fith melanjutkan, juga berfungsi sebagai pelindung anak kala melawan penyakit infeksi serius di masa depan.

Untuk jenis imunisasi, ada lima vaksin yang diwajibkan pemerintah: BCG, Hepatitis B, Polio, DTP, dan campak. Hepatitis B diberikan dalam jangka waktu 12 jam setelah kelahiran bayi. Sementara empat imunisasi lainnya disuntikan tiap dua bulan sekali, dengan petunjuk dokter, hingga anak berusia 18 bulan. Selain kelima vaksin itu, ada imunisasi tambahan: PCV atau Pneumokokus dan Rotavirus.

Menurut Fith, dua vaksin terakhir itu tidak diwajibkan pemerintah. Karena harganya sangat mahal. Antara Rp 350 ribu-Rp 950 ribu, sekali suntik. “Sedangkan diperlukan tiga kali suntikan sebelum usia setahun.”

Guna memudahkan pemberian imunisasi, kini tersedia vaksin kombinasi. Yakni jenis vaksin yang disuntikkan dalam waktu bersamaan, guna mencegah datangnya sejumlah penyakit. Contohnya vaksin DPT+Hib, kombinasi antara vaksin pencegahan penyakit difteri, pertusis, tetanus, dan Hib atau Haemophilus Influenza type B. “Vaksin kombinasi bisa mengurangi stres dan rasa sakit pada bayi pasca-vaksinasi.”

CORNILA DESYANA

Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah


Baca juga:

Ini Penyebab Orang Ekstrovert Suka Berpesta

Kontrasepsi Jangka Panjang Kurang Diminati Perempuan

Orang Cenderung Tak Cuci Tangan Usai dari Toilet

Jempol Kaki Tiba-tiba Bengkok? Ini Sebabnya

Berita terkait

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

12 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

12 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

15 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

16 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

17 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

17 hari lalu

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

17 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

19 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

59 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya