TEMPO.CO , Jakarta:Anti-Aging Medicine merupakan ilmu kedokteran yang saat ini tengah menarik minat para dokter muda. Maklum, cabang ilmu kedokteran ini terbilang baru berkembang. (Baca: Indonesia Jadi Pusat Akreditasi Anti-Aging Dunia)
Anti-Aging Medicine mulai terbentuk pada tahun 1993 di Amerika Serikat yang dipelopori oleh American Academy of Anti-Aging Medicine (A4M). Di Indonesia sendiri, pendidikan pascasarjana Anti-Aging Medicine dimulai pada tahun 2007 di Universitas Udayana, Bali.
"Pendidikan anti-aging Indonesia di mulai pada tahun 2007, pendidikan ini tercatat sebagai yang pertama di dunia," kata Prof Dr dr Wimpie Pangkahila kepada Tempo, Kamis 9 Oktober 2014.
Pengakuan dunia tersebut diberikan oleh A4M berupa bentuk penghargaan kepada Wimpie selaku pemrakarsa pendidikan Pascasarjana Anti-Aging Medicine yang pertama di dunia.
"Amerika memang pelopor tetapi mereka tidak kepikiran untuk membuat ilmu tersebut menjadi pendidikan yang formal," kata Wimpie. (Baca: Berfoto Bugil demi Kepuasan Pribadi)
Meski masih tergolong baru, program Pascasarjana Anti-Aging Medicine ini telah banyak menghasilkan lulusan Magister dan tersebar di beberapa kota di Indonesia.
"Mempelajari anti-aging medicine merupakan bidang yang menarik minat dokter-dokter muda. Mereka ingin menjadi profesional sejati, bukan hanya mempelajari sebagai salah satu pelajaran kejuruan (vocational)," Wimpe menjelaskan.
Namun sayang, lanjut Wimpie, banyak dokter yang mengambil atau menempuh pelatihan di lembaga asing yang belum tentu terakreditasi.
"Ingat, akreditasi hanya diberikan oleh institusi yang terakreditasi pula. Lembaga asing yang memberikan akreditasi belum tentu diakui di Indonesia. Tidak sedikit lembaga asing yang ternyata di negaranya sendiri tidak terakreditasi, tetapi di Indonesia dipromosikan seolah-olah telah terakreditasi".
