Dokter Negeri Jiran Ogah Beri Data Rekam Medis  

Reporter

Editor

Heru Triyono

Jumat, 17 Oktober 2014 21:18 WIB

Ketua Yayasan Kesehatan Payudara (YKP) Jawa Barat, Sendy Dede Yusuf berbincang dengan salah satu pasien kanker payudara di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Senin (26/4). YKP Jawa Barat bekerjasama dengan RS Hasan Sadikin membuka layanan kesehatan Payudara untuk masyarakat secara gratis mulai besok, Selasa (27/4). TEMPO/ADITYA HERLAMBANG PUTRA

TEMPO.CO, Jakarta - Singapura dan Malaysia adalah dua negara yang sering dijadikan tujuan pengobatan pasien kanker di Indonesia. "Kami tidak bisa memaksa orang untuk berobat di Indonesia," kata Aru W. Sudoyo SpPD KHOM FACP dalam konferensi pers Jakarta Megapolitan Hematologi-Medical Oncology Forum (JAMHEMOF) 2014 di Double Tree, Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2014.

Para pasien lokal biasanya sudah mencari pengobatan di Indonesia. Tapi, kata Penasihat Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) itu, belum mendapatkan kepuasan. Akhirnya pasien datang ke negeri tetangga. Hanya, Aru menambahkan, waktu kembali ke Indonesia, pasien tidak dibekali data rekam medis yang lengkap. "Tidak semua dokter di Singapura itu bersedia," katanya.

Walhasil, waktu pasien melanjutkan perawatan ke rumah sakit lokal, dokter jadi kebingungan dengan status perawatannya. Sekretaris JAMHEMOF, dokter Nadia Ayu Mulansari SpPD, mengatakan ia kerap harus meminta tagihan biaya rumah sakit kepada pasien. Lantaran dalam nota tersebut, biasanya tercantum jenis obat apa saja yang diresepkan dokter. "Meski tidak jelas sudah dikonsumsi berapa juga," ujarnya. Tapi setidaknya ada gambaran medis.

Sejumlah dokter dari Singapura, Nadia menambahkan, sudah ada yang mau berbagi data tersebut ketika dihubungi dari Indonesia. Tapi, tak jarang pula yang menahan data agar pasien kembali lagi ke mereka. "Untungnya Singapura lebih baik daripada Penang, Malaysia, yang tidak mau berbagi," katanya.

Situasi ini cukup menyulitkan. Mengingat, kata Nadia, kanker sudah menjadi penyakit pembunuh kedua di Indonesia. Penderitanya terus meningkat. Kalau perawatannya tidak ditangani, bisa jadi beban ke pemerintah. Untuk itulah mulai tahun ini dijalin kerja sama dengan onkologi Singapura. Lewat JAMHEMOF 2014, onkolog Indonesia dan Singapura mengawali kerja sama.

Sebagai tahap awal, akan dibuat tata laksana baru kanker kolon metastatik. "Nantinya akan ada manual atau Standard Operator Procedure," ujar dokter spesialis penyakit dalam, Djumhana Atmakusuma. Aturan ini menjadi pedoman perawatan kanker pasien yang akan dirujuk ke Singapura atau yang setelah dirawat dari Singapura.

DIANING SARI

Berita terkait

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

1 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

8 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

9 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

9 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

12 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

14 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

15 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

17 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya