<!--more--> Rasa air putih yang datar mendorong selera anak untuk mengkonsumsi makanan bergizi, yaitu sayuran. Sebaliknya, rasa manis dari minuman berwarna membuat anak sulit menelan sayur yang tidak berasa. “Minuman itu akan membuat kecanduan, karena rasa manis itu paling disukai anak-anak,” kata Saptawati. Ketua Indonesian Hydration Working Group ini menyarankan agar para ibu dan pengasuh balita hanya menyediakan air putih sebagai pendamping ASI.
Volumenya bergantung pada berat, usia, dan aktivitas anak. “Tidak ada ketentuan pasti tentang kebutuhan air pada anak,” ujar Sudung. Anggota Asian Pediatric Nephrology Association ini mengatakan perhitungan mudahnya berkisar 10–15 persen dari berat badan anak. Jadi, untuk anak dengan berat 10 kilogram, kebutuhan airnya sekitar 1,5 liter per hari.
Menurut Sudung, orang tua harus mewaspadai dehidrasi pada anak, karena kurang air putih akan berbuntut panjang. Dehidrasi membuat anak emosional dan mengalami gangguan saraf. “Kalau sudah akut, bisa membuat kejang di otak, edema atau pembengkakan, hingga gagal jantung.”
Minum air putih, konon, dapat mempertajam pikiran. Peneliti dari Universitas East London, Inggris, seperti dikutip dari Daily Mail, menyebutkan rasa haus akan menyebabkan seseorang kehilangan fokus. “Konsumsi air akan membebaskan perhatian mereka yang sebelumnya tertuju pada rasa haus,” ujar peneliti Caroline Edmonds.
<!--more--> Air putih sangat bermanfaat. Di antaranya mengembalikan cairan tubuh yang terhidrasi, mengeluarkan racun dan zat berbahaya dalam tubuh, meningkatkan metabolisme tubuh, mempercepat pembakaran lemak, serta menekan nafsu makan.
Air memiliki peran penting dalam mempertahankan sistem limfatik agar tetap sehat. Ketika sistem ini seimbang, tubuh mampu melawan infeksi yang bisa menyebabkan sakit pada tubuh. Jika cairan sudah dicukupi sejak Anda bangun tidur, tubuh akan lebih kuat untuk melawan sumber penyakit yang menyerang ketika beraktivitas seharian. Karena itu, sebelum beraktivitas, mulailah hari Anda dengan meminum segelas air putih.