Pindah ke Kampung demi Kuliner Nusantara

Reporter

Editor

Isma Savitri

Selasa, 13 Januari 2015 02:17 WIB

Gatot (atas) jajanan berbahan olahan singkong dan cenil, jajanan pasar khas Yogyakarta berbahan baku tepung tapioka/kanji. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Lisa Virgiano ngos-ngosan. Gastronomis 33 tahun itu baru saja mencabut singkong di kawasan pertanian di perbukitan Bumi Langit, Imogiri, Yogyakarta. "Nantinya singkong ini akan saya olah menjadi makanan khas Wakatobi," ujarnya kepada Tempo, pekan lalu.

Master komunikasi pembangunan lulusan Malmo University, Swedia, ini sudah berulang kali bermain meracik bahan masakan yang dia peroleh dari berbagai pelosok Tanah Air. Terlebih sejak dia mendirikan Azanaya pada 2009. Komunitas pencinta makanan itu rutin menggelar Underground Secret Dining, blusukan bareng untuk menikmati makanan khas, seperti di Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat.

Bagi Lisa--yang menyebut dirinya pengabdi masakan tradisional--makanan adalah jembatan pemersatu persaudaraan. "Dengan makan bersama, kita membangun interaksi sosial," kata peraih penghargaan Women of Worth 2014 dari L'Oreal ini. Di Azanaya pula Lisa mengajak ribuan anggota saling berbagi pengetahuan tentang kuliner Nusantara. Harapannya, kian banyak orang mencintai kuliner Indonesia.

Azanaya berawal dari pendapat yang menganggap makanan Nusantara tak sekeren hidangan luar negeri. "Padahal, banyak makanan Indonesia yang layak dipromosikan," kata Lisa. Namun memang, dia melanjutkan, menjual masakan Indonesia perlu kehati-hatian. Sebab, makanan berhubungan dengan ketersediaan bahan baku di hulu dan hilir.

Menurut Lisa, masakan yang paling mudah "dijual" adalah umbi, karena bisa tumbuh di mana pun. Nilai tambahnya: mengandung gizi tinggi dan bisa diolah jadi berbagai jenis masakan. (baca: Produksi Singkong Bakal Digenjot)

Kecintaan terhadap kuliner Nusantara Lisa wujudkan dengan melepas kariernya di Jakarta untuk menetap di Imogiri. Di rumah barunya, dia memanfaatkan lahan 2,5 hektare sebagai hutan kecil, tempat dia bertani, berkebun, dan beternak. Tanamannya beragam, dari jagung, talas, selada, bawang merah, labu, ketimun, hingga kemangi. Dia memelihara sapi, ikan, dan bebek, serta membuat biogas dan bank cacing untuk kompos. "Saya jadi lebih bahagia," katanya.

Di sela kegiatannya bercocok-tanam, Lisa berbagi ilmu dengan petani kopi di lereng Gunung Merapi dan daerah lain untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Tahun lalu, ia ikut ekspedisi Liwoto Pasi yang digagas lembaga konservasi World Wide Fund ke Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ekspedisi memetakan kuliner dan kekayaan bumbu Nusantara itu juga melibatkan petani, nelayan, dan penduduk lokal. (baca: Aktivis Dukung Singkong untuk Menu Rapat)

SHINTA MAHARANI

Terpopuler:
Ini Film Slamet Gundono Dalang di Kolong Ranjang
Di Balik 98: Kisah Cinta di Masa Reformasi
Ini Daftar Pemenang Golden Globe 2015
Clooney dan Istri Kompak Dukung Charlie Hebdo
Amal Alamuddin Tampil Memukau di Golden Globes
Film Kartini Segera Digarap Hanung Bramantyo







Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

6 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.

Baca Selengkapnya

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

7 hari lalu

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

9 hari lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

11 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

17 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

20 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

29 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

31 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

32 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

33 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya