EKSKLUSIF: Mengapa Nobelis Sastra Ini Jadi Pengawal Hitler?

Reporter

Editor

Kurniawan

Senin, 13 April 2015 19:25 WIB

Guenter Grass

TEMPO.CO, Jakarta - Sastrawan Jerman peraih Nobel Sastra pada 1999, Gunter Grass, meninggal dunia pada Senin, 13 April 2015 dalam usia 87 tahun. Pengarang novel Die Blechtrommel (The Tin Drum atau Genderang Kaleng) ini dianggap sebagai tokoh yang mengkampanyekan tanggung jawab moral dan sosial kaum intelektual.

Pada 2006, sastrawan dan politikus kelahiran 1927 itu membuat heboh dunia ketika mengaku bahwa semasa muda dia pernah menjadi anggota satuan elite pengawal Hitler, Waffen SS.

Reaksi pro dan kontra bermunculan dari seluruh penjuru dunia, karena pengadilan Nuremberg, yang digelar oleh pasukan Sekutu setelah Perang Dunia II untuk mengadili para pemimpin Nazi Jerman, menyatakan Waffen SS sebagai organisasi kriminal.

Apakah dengan begitu Grass otomatis dianggap telah melakukan kejahatan besar? "Saya cuma anak tanggung waktu itu, yang berangan-angan menjadi pahlawan," kata Grass membela diri.

Pengakuan Grass itu muncul dalam otobiografinya, Beim Haut der Zwiebel (Bagai Mengupas Bawang), yang terbit pada 2006. Tapi, pengakuan itu tak menyurutkan kecaman kepadanya dan kontroversi itu masih terjadi hingga kini.

Pada peluncuran buku Beim Haut der Zwiebel di Pameran Buku Internasional Frankfurt di Frankfurt, Jerman, pada 2007, Grass memaparkan soal keputusannya bergabung dengan Waffen SS kepada Sri Pudyastuti Baumeister dari Tempo.


Berikut ini petikan wawancaranya:

Apa yang ada di benak Anda ketika Anda melamar menjadi tenaga sukarela di korps militer Jerman?

Saya ingin menjadi pahlawan, keluar dari lingkungan sempit keluarga. Pilihan saya menjadi tentara. Maka saya sukarela melamar dan bangga ketika lamaran itu diterima.

Kenyataannya keterlibatan Anda di Waffen SS melahirkan begitu banyak reaksi pro-kontra.

Sebagai pemuda, saya akui, mata saya seperti buta. Saya tidak bertanya kepada orang-orang terdekat, seperti keluarga misalnya. Ini hal yang selalu jadi pikiran saya sampai sekarang. Bagaimana tanpa direncanakan saya mendadak mesti bergabung dengan Waffen SS. "Saya masih pemuda ingusan waktu itu," kata saya di pangkuan ibu saya. Saya melamar sebagai tenaga sukarela, tetapi status saya di Waffen SS layaknya wajib militer. Sungguh idiot. Semua itu menjadi pelajaran mahal di masa muda saya. Dan buku saya menjadi saksinya.

Kenapa Anda baru mengungkapnya sekarang?

Ini juga menjadi pertanyaan saya. Mengapa saya tidak melakukannya dari dulu-dulu? Semua saya ungkapkan di dalam buku ini, sehingga pembaca bisa melahirkan pendapatnya sendiri. Sekarang ini saya cuma bisa menggiring pembaca untuk membaca buku saya sebelum berkomentar. Buku-buku otobiografi umumnya ditulis dengan kesan bijaksana. Buku saya membuka kenyataan.

KORANTEMPO | SRI PUDYASTUTI BAUMEISTER | IWANK

Berita terkait

Tiga Ilmuwan Kuantum Raih Penghargaan Nobel Fisika 2022

5 Oktober 2022

Tiga Ilmuwan Kuantum Raih Penghargaan Nobel Fisika 2022

Tiga fisikawan peraih Penghargaan Nobel Fisika 2022 berfokus pada penelitian mengenai quantum entanglement

Baca Selengkapnya

Tiga Ekonom Memenangkan Penghargaan Nobel Ekonomi 2021

12 Oktober 2021

Tiga Ekonom Memenangkan Penghargaan Nobel Ekonomi 2021

Ekonom David Card, Joshua Angrist dan Guido Imbens, memenangkan hadiah Nobel Ekonomi 2021 atas jasanya dalam penelitian ekonomi mereka.

Baca Selengkapnya

Pemenang Nobel Perdamaian Diumumkan 8 Oktober, Bagaimana Mekanismenya?

7 Oktober 2021

Pemenang Nobel Perdamaian Diumumkan 8 Oktober, Bagaimana Mekanismenya?

Penghargaan Nobel adalah penghargaan prestisius yang dicetus oleh penemu dinamit dan pengusaha Swedia Alfred Nobel. Bagaimana cara pemilihan pemenang?

Baca Selengkapnya

Novelis Tanzania Abdulrazak Gurnah Menang Nobel Sastra

7 Oktober 2021

Novelis Tanzania Abdulrazak Gurnah Menang Nobel Sastra

Abdulrazak Gurnah memenangkan Hadiah Nobel Sastra 2021 atas penetrasi tanpa kompromi dan belas kasihnya terhadap efek kolonialisme dan nasib pengungsi

Baca Selengkapnya

Benjamin List dan David MacMillan Dianugerahi Nobel Kimia 2021

6 Oktober 2021

Benjamin List dan David MacMillan Dianugerahi Nobel Kimia 2021

Benjamin List dari Jerman dan David MacMillan yang lahir di Skotlandia memenangkan Nobel Kimia 2021 atas penelitian organokatalisis asimetris.

Baca Selengkapnya

Tiga Ekonom Raih Nobel Berkat Usaha Mengurangi Kemiskinan Global

15 Oktober 2019

Tiga Ekonom Raih Nobel Berkat Usaha Mengurangi Kemiskinan Global

The Royal Swedish Academy of Sciences memberikan penghargaan Nobel Ekonomi tahun 2019 kepada tiga ekonom yang mengajar di AS.

Baca Selengkapnya

6 Penghargaan Bergengsi untuk Ilmuwan Dunia

16 Januari 2019

6 Penghargaan Bergengsi untuk Ilmuwan Dunia

Selain Blavatnik Award, dunia sains memiliki beberapa penghargaan yang cukup bergengsi untuk para ilmuwan dunia, seperti Breakthrough Prize

Baca Selengkapnya

Terapi Kanker Ilmuwan AS dan Jepang Raih Nobel Kedokteran 2018

1 Oktober 2018

Terapi Kanker Ilmuwan AS dan Jepang Raih Nobel Kedokteran 2018

Hadiah Nobel Kedokteran saat ini bernilai $ 1,012,297.05 (Rp 15 miliar) dan akan dibagi di antara pemenang.

Baca Selengkapnya

Penulis Inggris, Kazuo Ishiguro Menangkan Hadiah Nobel Sastra

6 Oktober 2017

Penulis Inggris, Kazuo Ishiguro Menangkan Hadiah Nobel Sastra

Kazuo Ishiguro berharap penghargaan Nobel tersebut akan menjadi kekuatan untuk selamanya

Baca Selengkapnya

Perekam Kehidupan Molekul Ini Dapat Hadiah Nobel Kimia 2017

4 Oktober 2017

Perekam Kehidupan Molekul Ini Dapat Hadiah Nobel Kimia 2017

Tiga ilmuwan mendapat penghargaan Nobel di bidang kimia karena mengembangkan metode untuk menghasilkan gambar molekul beresolusi tinggi.

Baca Selengkapnya