TEMPO.CO, Jakarta - Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks sedini mungkin dapat membantu mencegah munculnya penyakit tersebut.
"Deteksi dini, pra-kanker tersebut bisa sembuh total," kata Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Andi Darma Putra saat seminar di Women's Health Expo 2015 di Jakarta, Minggu, 26 April 2015.
Deteksi kanker serviks melalui papsmear atau Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dini bermaksud agar apabila ditemukan masa pra-kanker, pasien dapat diobati sesegera mungkin sehingga penyakit tidak menjadi kanker dan menyebar.
Dr. Laila Nuranna, SpOG (K) menyayangkan kecenderungan perempuan memeriksakan diri bila sudah mengalami gejala kanker serviks, misalnya pendarahan pada vagina.
Masih ada perempuan yang enggan memeriksakan diri karena pemeriksaan membuat tidal nyaman dan takut bila benar-benar terkena penyakit tersebut. "Itu untuk melindungi kehidupan perempuan," kata Laila saat ditemui di acara yang sama.
Pemeriksaan serviks sebaiknya dilakukan setiap tiga hingga lima tahun sekali. Selain deteksi sedini mungkin, kanker serviks dapat dicegah dengan pemberian vaksin. "Vaksin juga termasuk pencegahan primer," kata Laila.
Dalam kurun waktu setahun, perempuan divaksin sebanyak tiga kali dan setelah itu tidak perlu diberikan vaksin lagi. "Setelah vaksin tetap perlu pemindaian untuk virus risiko tinggi," kata Laila.
Gejala penyakit kanker serviks cenderung tidak diketahui sehingga perlu dilakukan pemeriksaan. Laila menegaskan semua perempuan berisiko.
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV), yang juga dapat menyebabkan penyakit kutil kelamin.
Perjalanan virus penyebab kanker serviks tergolong lambat, dapat memakan waktu enam hingga 17 tahun.
Andi menjelaskan 85 persen HPV masuk ke leher rahim disebabkan oleh kontak seksual, sisanya oleh kontak non-seksual. "HPV hidup di permukaan kulit, bisa kulit kelamin atau kulit tangan," kata Andi.
Virus tersebut mati bila misalnya tersapu air, 85 persen hilang dengan sendirinya. Faktor risiko meningkat ketika virus terdorong ke leher rahim dan kekebalan tubuh meningkat. "Misalnya karena merokok," kata Andi.
Seseorang dapat terinfeksi HPV dari orang lain meski orang tersebut tidak menderita penyakit.
ANTARA
Berita terkait
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai
15 jam lalu
Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel
Baca SelengkapnyaPasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas
2 hari lalu
Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.
Baca SelengkapnyaImigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun
4 hari lalu
Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker
Baca SelengkapnyaCara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter
5 hari lalu
Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.
Baca SelengkapnyaRaja Charles III Siap Kembali Bertugas
7 hari lalu
Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.
Baca SelengkapnyaGaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat
11 hari lalu
Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.
Baca SelengkapnyaMemahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca
12 hari lalu
Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.
Baca SelengkapnyaHindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah
12 hari lalu
Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaHati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat
15 hari lalu
Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.
Baca SelengkapnyaSering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker
17 hari lalu
Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.
Baca Selengkapnya