Tip Mengatur Keuangan untuk Suami-Istri

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Minggu, 17 Mei 2015 11:48 WIB

Sejumlah pasangan pengantin baru berfoto usai mengikuti upacara pernikahan yang diadakan oleh Harbin International Ice and Snow Festival di Heilongjiang, Cina, 6 Januari 2015. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang insan yang baru saja terikat janji suci pernikahan pasti memiliki berbagai impian bersama. Namun tak semua impian itu bisa sekaligus terwujud, apalagi kalau tidak mengerti bagaimana harus mengatur pundi-pundi rupiah mereka.

Menurut konselor keuangan dan Keluarga MoneynLove Financial Planning & Consultant, Andreas Freddy Pieloor, mempersiapkan perencanaan keuangan bagi suami-sitri memang tidak mudah. Sebab, harus menyatukan pola pikir dari dua insan yang memiliki latar belakang serta kepribadian berbeda.

Pengantin baru ini harus mulai belajar mendahulukan kepentingan bersama, yaitu keluarga yang baru mereka bangun. “Diperlukan komunikasi dan penyamaan pola pikir dengan menanggalkan kepentingan pribadi masing-masing,” katanya.

Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian dan perlu dilakukan oleh pengantin baru agar tujuan keuangan mereka bisa tercapai. Pertama, jumlahkan penghasilan suami dan istri. Selanjutnya, bicarakan pos-pos pengeluaran untuk keluarga serta pengeluaran pribadi masing-masing.

Hal penting lainnya adalah kemukakan utang-utang pribadi, baik milik suami maupun istri, sebelum menikah yang dibawa ke dalam keluarga. Jika sudah melakukannya, susunlah prioritas pengeluaran keluarga.

Apabila sudah menyusun prioritas pengeluaran keluarga, diskusikan dan sepakati pengeluaran keluarga terlebih dulu, baru pengeluaran pribadi suami dan istri. Terakhir, pastikan total pengeluaran masih lebih kecil dibandingkan dengan penghasilan.

Penulis buku Money, Love, & Marriage ini memaparkan secara umum prioritas pos-pos pengeluaran. Pertama, untuk keperluan yang terkait dengan sosial sebesar 2,5-10 persen. Kedua, untuk membayar utang maksimal 30 persen. Ketiga, untuk asuransi 5-10 persen. Dan keempat, untuk investasi 10-20 persen.

Selanjutnya, untuk keperluan pendidikan maksimal 15 persen, untuk keperluan rumah tangga maksimal 60 persen, untuk pengeluaran pribadi maksimal 2,5 persen, dan terakhir untuk wisata atau rekreasi tahunan maksimal 2,5 persen. “Total pos pertama hingga pos kedelapan adalah 100 persen penghasilan berdua,” ujarnya.

Yang perlu diperhatikan dalam menyusun keuangan bagi pasangan suami-istri baru adalah menuliskan rencana keuangan dan menandatanganinya bersama. Setelah itu, awasi dan kendalikan pengeluaran yang melampaui alokasi yang telah ditetapkan. Untuk pasangan pengantin baru, prioritas utama biasanya untuk persiapan persalinan anak khususnya bagi mereka yang tak mau menunda memiliki buah hati.

Untuk mewujudkan berbagai impian, seperti membiayai kuliah anak, suami-istri baru bisa mulai menyisihkan uang untuk investasi terlebih dulu atau memasukkan pada pos pengeluaran keempat. Kelak, jika waktunya tiba, si buah hati akan tersenyum bangga mempersembahkan toga untuk ayah-bunda!

BISNIS


Berita terkait

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

3 hari lalu

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

Long Distance Marriage semakin banyak dialami pasangan suami istri di Indonesia. Simak 5 tips pengelolaan keuangan keluarga.

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

4 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

4 hari lalu

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

Dalam Rancangan Peraturan OJK yang baru, total aset konglomerasi keuangan paling sedikit Rp 20 triliun sampai dengan kurang dari Rp 100 triliun.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

7 hari lalu

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraih kenaikan peringkat menjadi BBB dai Fitch Rating. Tak hanya BBB, terdapat jenis peringkat lain.

Baca Selengkapnya

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

8 hari lalu

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

Mendapat lisensi resmi dari OJK pada 2021, izin operasi TaniFund akhirnya dicabut OJK akibat gagal bayar.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

15 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

18 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

23 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

23 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

23 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya