TEMPO.CO, Jakarta -Sekuat apa pun mental seseorang pasti akan pilu jika melihat bocah yang cuma bisa ngesot ke sana ke mari. Seperti yang dialami Iswahendra Hakim, 9 tahun, yang kakinya tidak lagi kuat menopang badannya, meski sekadar untuk mengambil balon yang terlepas dari genggaman.
Lemas bersarang di tubuh Iswahendra setelah kanker menggerogoti otaknya. "Dia kena kanker batang otak stadium dua," kata Maesaroh, neneknya, saat ditemui di Rumah Anyo--rumah singgah penderita kanker anak--di Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, pekan lalu.
Awalnya, Maesaroh melanjutkan, keluarga bingung ihwal kesehatan Iswahendra yang tiba-tiba menurun. Dia kerap pusing dan muntah tanpa sebab. Pemeriksaan di dokter tidak menunjukkan perkembangan berarti. Setelah berpindah pengobatan beberapa kali, enam bulan lalu dokter memvonis bocah kelas III sekolah dasar itu terserang kanker.
Perlahan-lahan Iswahendra berubah tak lagi seperti dulu. Mukanya menjadi tak simetris, mata kirinya membengkak. Telinga kirinya pun kehilangan fungsi. Ketulian itu berangsur-angsur pulih setelah anak asal Bengkulu ini dioperasi. Namun matanya masih besar sebelah.
Iswahendra tak sendiri. Ada ratusan ribu anak lain di Indonesia yang berjibaku melawan kanker. Kepala Sub-Direktorat Kanker Kementerian Kesehatan, Niken Wastu Palupi, mengatakan prevalensi kanker pada anak di Indonesia 2-3 persen dari seluruh penderita kanker. Diperkirakan sekitar 150 dari 1 juta orang anak menderita penyakit ini.
Masalahnya, tak seperti kanker pada orang dewasa, kanker pada anak tak bisa dicegah. "Karena penyebab kanker sendiri belum diketahui," ujarnya.
Maka, Niken melanjutkan, keberadaan kanker perlu segera diketahui. Jika terdeteksi sejak dini, kemungkinan sembuh sampai 80 persen. Semakin lama, kanker akan makin menyebar sehingga kemungkinan sembuhnya akan berkurang. "Pada stadium empat, bisa hanya sekitar 20 persen."
Dokter spesialis kanker anak Edi Setiawan Tehuteru, dalam bukunya Waspada & Kenali Kanker pada Anak Sejak Dini, mengatakan, secara umum, kanker pada anak terbagi dalam dua kelompok, yakni cair dan padat. Kelompok pertama disebut kanker darah atau dikenal dengan leukemia. Sedangkan bentuk padat biasanya berupa benjolan yang dijumpai di organ, seperti mata, otak, hati, ginjal, dan lainnya.
Menurut Edi, baru satu jenis kanker yang dapat dideteksi secara dini, yakni kanker bola mata atau retinoblastoma. Deteksinya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan di pusat kesehatan masyarakat menggunakan alat ophthalmoscope yang bisa melihat bagian dalam mata anak.
Meski tanda-tandanya saru, Edi melanjutkan, terdapat beberapa gejala yang patut dicurigai bila muncul pada anak (lihat boks). Jika gejala-gejala tersebut tidak kunjung hilang, Edi menyarankan agar orang tua membawa anaknya ke rumah sakit untuk diperiksa ihwal kemungkinan serangan kanker.
NUR ALFIYAH | HP
Berita terkait
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem
1 hari lalu
Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.
Baca SelengkapnyaRutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?
6 hari lalu
Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot
Baca SelengkapnyaJokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
12 hari lalu
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Baca SelengkapnyaMengapa Bayi Harus Diimunisasi?
14 hari lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
15 hari lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
22 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
23 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
23 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
24 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
24 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca Selengkapnya