Tahukah Anda Terapi Nuklir Bisa Bunuh Kanker?

Reporter

Editor

Anton Septian

Jumat, 12 Februari 2016 07:36 WIB

Ilustrasi. drpinna.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mendengar kata 'nuklir' tak jarang membuat orang langsung bergidik. Pasalnya, nuklir memang sering diasosiasikan dengan bom atom yang mematikan. Namun, nuklir juga bisa dimanfaatkan untuk pengobatan khususnya pengobatan kanker tiroid.

"Nuklir itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan termasuk dalam bidang kesehatan," ujar Alvita Dewi, ahli pengobatan nuklir RSCM, Kamis, 11 Februari 2016. Ia menerangkan, nuklir telah dimanfaatkan sebagai pengobatan sejak 1940.

Ia menerangkan pemanfaatan nuklir di Indonesia masih terbatas, yakni hanya pada pengobatan kanker tiroid yaitu dengan iodium radioaktif dan untuk pengobatan hipertiroid (gondok). "Kalau di luar negeri terapi nuklir telah dimanfaatkan untuk berbagai penyakit kanker salah satunya limfoma," kata dokter muda ini.

Namun, lulusan Ilmu Kedokteran Nuklir di Universitas Padjadjaran ini mengatakan masyarakat masih merasa takut terhadap terapi ini karena nuklir dianggap berbahya dan dapat merugikan kesehatan. "(Nuklir) sudah terbukti keamanannya karena selama proses penggunaannya pasti ada penelitiannya. Apa saja efek-efeknya," ujar dia.

Terapi nuklir, ia menambahkan, tidak menimbulkan cacat bawaan atau mengganggu kesuburan seseorang. "Kita bandingkan orang yang tidak diterapi nuklir juga bisa keguguran. Tidak ada perbedaan yang bermakna," ujar Alvita.

Di Indonesia terapi nuklir dapat ditemukan di beberapa rumah sakit di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. "Kalau di Jakarta ada di RSCM, RSPAD, Dharmais, RSPP, Siloam MRCCCC, Gading Pluit, dan beberapa kota seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Medan," tutur dokter berkaca mata ini.

Dengan begitu, ia berharap masyarakat yang divonis memiliki kanker tiroid bisa memanfaatkan pemeriksaan melalui terapi nuklir ini. Terlebih ia juga mengatakan sebagian besar terapi kanker saat ini bisa ter-cover oleh BPJS.

Hanya, terkadang fasilitas ini memiliki kendala. "Kapasitas sama jumlah pasien kita tidak sebanding jadi mengakibatkan antrian relatif panjang. Kamar kita terbatas tapi pasien banyak jadi terpaksa bergantian menggunakan fasilitas itu," ujar dia.

DINI TEJA

Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

1 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

3 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

4 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

10 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

11 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

11 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

14 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

16 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

17 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya