TEMPO.CO, Jakarta - Stroke adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Stroke terjadi ketika pasokan darah terputus dari otak atau terjadi perdarahan pada otak atau area di sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh pembuluh darah arteri menjadi lebih keras, lebih sempit, atau tersumbat.
Menurut para ahli di McMaster University di Ontario, Kanada, 90 persen dari serangan stroke disebabkan oleh pemicu yang bisa dicegah. Dengan membuat perubahan gaya hidup mendasar untuk menghindari masalah kesehatan ini, sembilan dari 10 orang secara dramatis dapat mengurangi risiko serangan fatal.
Studi ini melibatkan peneliti dari 32 negara untuk memetakan penyebab utama stroke di berbagai negara, termasuk di generasi dan jenis kelamin yang berbeda. Dari simpulan mereka, ada 10 pemicu stroke yang paling signifikan, yaitu:
Hipertensi
Menurut penelitian itu, mengontrol tekanan darah pasien akan mengurangi hingga 50 persen risiko stroke. Biasanya dokter akan merekomendasikan diet rendah garam dan lebih banyak berolahraga.
Kurang olahraga
Penelitian ini menyimpulkan, risiko mengalami stroke akan dipangkas hingga lebih dari sepertiganya (36 persen) jika seseorang lebih aktif secara fisik. Para ahli merekomendasikan jalan kaki dengan intensitas sedang minimal 30 menit sehari selama lima hari dalam seminggu, atau 25 menit sehari dengan intensitas tinggi selama tiga hari seminggu.
Olahraga lain yang disarankan adalah jogging, berenang, bersepeda, atau olahraga lain untuk menurunkan risiko serangan jantung atau stroke.
Diet yang buruk
Makan sehat akan mengurangi risiko stroke sebesar 19 persen, menurut penelitian. Para ahli kesehatan merekomendasikan untuk makan lebih banyak serat, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak. Hindari makanan berlemak dan makanan manis untuk meningkatkan kesehatan jantung.
Kegemukan
Para peneliti menyatakan mengurangi berat badan bagi yang mengalami kegemukan akan mengurangi risiko stroke.
Merokok
Merokok merusak lapisan arteri Anda, menyebabkan penumpukan lemak, yang mengarah ke serangan jantung atau stroke. Mengurangi rokok akan mengurangi risiko terkena stroke sebesar 12 persen.
Kesehatan jantung yang buruk
Banyak kondisi jantung, seperti fibrilasi atrial—semacam denyut jantung tidak teratur—yang didorong oleh obesitas, diabetes, merokok, pola makan yang buruk, stres, dan kurang olahraga.
Diabetes
Orang dengan diabetes berada pada risiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah, yang merupakan penyebab utama stroke. Mencegah diabetes akan mengurangi risiko stroke empat persen, kata studi tersebut.
Minum minuman beralkohol
Terlalu banyak alkohol memacu tekanan darah seseorang secara signifikan dari waktu ke waktu. Karena tekanan darah tinggi telah terbukti menyebabkan stroke, alkohol dapat menjadi pemicu utama stroke. Selain itu, minuman beralkohol berkontribusi sebagai pemicu utama penyakit lain, seperti meningkatkan risiko terkena diabetes, hipertensi, atau fibrilasi atrial. Mengurangi asupan alkohol memotong risiko stroke seseorang sebesar enam persen.
Stres
Dalam banyak kasus, stres menyebabkan kebiasaan gaya hidup yang buruk, seperti merokok, tidak aktif, dan menjadi pemabuk. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa depresi, stres, dan kecemasan sangat meningkatkan risiko stroke, terutama pada orang tua. Mengurangi tingkat stres, menurut para peneliti, mengurangi risiko stroke hingga enam persen.
Kolesterol
Tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat menyebabkan dislipidemia, pemblokadean arteri, dan membatasi aliran darah ke dan dari hati, yang dapat menjadi pemicu stroke. Dengan membuat beberapa perubahan diet asupan kolesterol, seseorang dapat mengurangi risiko stroke sebesar 27 persen.
INDAH P | HEALTH
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
42 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya