TEMPO.CO, Jakarta - Banyak kasus menunjukkan vitamin B17 biasanya ditoleransi dengan baik dan tidak menyebabkan keracunan atau membahayakan. Namun, beberapa orang mengalami efek samping yang berhubungan dengan gejala keracunan sianida.
Sianida merupakan racun saraf yang menyebabkan berbagai efek samping, termasuk mual dan muntah, sakit kepala, pusing, perubahan warna kulit, kekurangan oksigen dalam darah, kerusakan hati, tekanan darah rendah yang tidak normal, kebingungan mental, dan bahkan kematian.
Vitamin B17 yang diminum secara oral dianggap lebih berbahaya dan rawan sianida dari vitaman B17 yang disuntikkan. Efek samping meningkat dengan makan almon mentah atau biji buah aprikot yang disebut-sebut paling banyak mengandung vitamin B17, atau dengan makan buah-buahan dan sayuran yang mengandung enzim beta-glukosidase. Yaitu seledri, buah persik, taoge, dan wortel. Dosis tinggi vitamin C juga dapat menambah efek samping yang berbahaya saat mengkonsumsi vitamin B17.
Di sisi lain, mengkonsumsi makanan yang mengandung asam ternyata juga dapat membantu mencegah efek samping dari vitamin B17. Ini termasuk buah jeruk, seperti lemon, jeruk, atau grapefruit. Beberapa peringatan serius yang perlu diwaspadai mengenai interaksi vitamin B17. Termasuk fakta bahwa hal itu dapat menurunkan tekanan darah secara drastis dalam beberapa kasus dan juga menyebabkan penipisan darah.
Jadi sebaiknya hindari penggunaannya bersamaan dengan obat tekanan darah lainnya. Juga tidak dianjurkan untuk meminum vitamin B17 dengan probiotik karena probiotik dapat meningkatkan efek dari sianida dan menyebabkan keracunan.