TEMPO.CO, Jakarta - Agar tak latihan berlebihan, menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Relly Yanuari, idealnya olahraga dilakukan dua-tiga kali sepekan masing-masing selama 30 menit-satu jam.
Kalau lebih dari itu termasuk dalam kategori berlebihan, apalagi tanpa jeda. “Ini berlaku untuk semua cabang olahraga, tanpa kecuali,” ujar Relly, yang berpraktek di Klinik Fertilitas Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya.
Meski begitu, risiko terganggunya kesuburan tak hanya dipengaruhi aktivitas fisik. Diet juga mempengaruhi. Menurut Relly, dalam sebulan, sedikitnya satu pasien dengan problem diet datang ke kliniknya gara-gara penurunan kesuburan. Ini berbeda dengan jumlah pasien akibat olahraga berlebihan yang relatif stagnan, yakni hanya dua-tiga kasus dalam setahun.
Adapun masalah kesuburan pada pria, menurut dokter spesialis andrologi, Johannes Soedjono, tak hanya disumbang dari aktivitas fisik. Merokok, minum alkohol, menggunakan celana ketat, mandi sauna sehingga menyebabkan kulit testis panas, dan penyakit varikokel, yakni varises pada pembuluh darah testis, bisa mengurangi kesuburan. Karena itu, ia menyarankan lebih baik menghindari faktor yang menimbulkan risiko tersebut.