Halau Nyeri dengan Suntik Laser

Reporter

Jumat, 31 Maret 2017 14:51 WIB

TEMPO/Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta -Beberapa tahun silam, Meymey, 47 tahun, pernah susah tidur. Dia sulit mendapatkan posisi berbaring yang nyaman karena terganggu nyeri di pinggang bagian belakang. “Guling ke sana ke mari, tetap terasa nyeri,” kata dia ketika dihubungi, Selasa lalu. Keluhan yang sama dialami Meymey jika duduk terlalu lama.


Baca; Waspadai Nyeri Pinggang


Dia kemudian berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, pada Agustus tahun lalu, dan diminta menjalani tes magnetic resonance imaging. Hasilnya, ada saraf yang terjepit di lumbal (ruas tulang belakang) nomor 45. “Saya lalu menjalani suntik laser.” Sejak saat itu, ia tak pernah lagi merasakan nyeri.


Dokter spesialis ortopedi, Muki Partono, menuturkan suntik laser atau percutaneous laser disc decompression (PLDD) kembali digunakan di Indonesia untuk penderita herniated nucleus pulposus (HNP) alias saraf terjepit. Penyakit ini dipicu penonjolan pada bantalan tulang belakang yang menekan sistem saraf.

Teknologi laser ini sempat hadir di Tanah Air beberapa tahun silam, tapi lantas menghilang lantaran tidak populer. Padahal, di Eropa, banyak penderita saraf terjepit yang menjalani pengobatan ini. “Tekniknya hanya memasukkan jarum suntik melalui kulit dan diarahkan ke bantalan yang menonjol,” kata Muki, awal Maret lalu.


Baca: Hati-hati Membungkuk, Saraf Bisa Terjepit


Advertising
Advertising

Tingkat keberhasilan suntik laser mencapai 80 persen atau hampir sama dengan tingkat keberhasilan operasi yang berkisar 80-90 persen. Namun, kelebihannya, ongkos suntik laser hanya Rp 25-30 juta untuk kamar perawatan kelas 3. Bandingkan dengan biaya operasi yang rata-rata lebih dari Rp 60 juta.


Muki menyebutkan, meski tindakan laser hanya berlangsung selama 15 menit, pasien diharapkan menjalani rawat inap. Alasannya, persiapan fisik sebelum dan sesudah penyinaran mempengaruhi tingkat keberhasilan pengobatan. “Paling tidak, 12 jam setelah tindakan baru pasien saya izinkan pulang,” ujarnya. Setelah itu, dalam 3-4 pekan, pasien harus melakukan kontrol dan disarankan tidak melakukan aktivitas berat, seperti mengangkat beban. Dia juga meminta pasien mengenakan korset.


Selanjutnya: Sakit Nyeri Pinggang Bisa Berulang


<!--more-->


Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

2 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

13 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

15 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

15 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

24 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

24 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

25 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya