TEMPO.CO, Jakarta - Foto Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dengan wajah bermasker membuat Anto Nugraha tertegun. Ini bukan karena foto itu lucu atau sempat menjadi perbincangan. Keterangan foto yang diunggah Andreas Prasadjadi di Instagram tersebut membuatnya penasaran. Baca: Beri Hadiah Cokelat saat Lihat Difteri, Anies Baswedan Dikritik
Dalam keterangan foto, Andreas, dokter di klinik tidur Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta Pusat, mengatakan Setya Novanto menggunakan masker nasal yang biasanya terhubung dengan continuous positive airway pressure (CPAP), alat bantu untuk mengatasi sleep apnea alias henti napas saat tidur. Salah satu tanda sleep apnea adalah mendengkur. "Waduh, saya juga ngorok," ujar Anto, 34 tahun, Sabtu dua pekan lalu.
Dalam lanjutan keterangannya, Andreas mengatakan sleep apnea bisa menyebabkan penyakit jantung, diabetes, hipertensi, impotensi, depresi, stroke, dan kematian. Anto, yang merasa tidurnya bermasalah, jadi penasaran dan mencari tambahan informasi di Internet. Tulisan-tulisan tentang sleep apnea yang dibacanya membuatnya seperti berkaca. "Disebutkan bangun jadi enggak seger, rasa ngantuk yang berlebihan, susah konsentrasi. Saya juga begitu," katanya. Baca: Waspada, Dewasa Bisa Membawa Bakteri Difteri Selama Enam Bulan
Kekhawatiran ini membawa Anto mendatangi Andreas pada akhir November lalu. Hasil pemeriksaan dengan alat pemeriksaan tidur membuatnya tercengang. Dalam sejam, Anto bisa berhenti napas 57 kali-normalnya maksimal hanya 5 kali. Itu artinya hampir tiap menit napasnya berhenti. Durasi henti napasnya paling panjang 52 detik. "Pantas, saya sudah nambah jam tidur pun badan tetap enggak segar," ujarnya. Baca: 74 Orang Tewas di Jalan Per Hari, Simak Tips Hindari Kecelakaan
Perkara tidur banyak diperbincangkan setelah gambar Setya Novanto yang tengah terbaring sakit tersebar luas pada akhir September lalu. Ia makin menjadi sorotan saat tepergok tidur sewaktu mengikuti rapat paripurna di DPR dan dalam acara pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu, awal November lalu. Setya, yang menjadi tersangka kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik, bahkan tertidur saat diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. "Tiap ngomong dua menit ketiduran, lha terus bagaimana?" kata Fredrich Yunadi, yang kala itu masih menjadi pengacara Setya, pertengahan November lalu.