4. Seorang bocah Surabaya kecanduan seks
Pada akhir Januari, seorang anak berusia sekitar delapan tahun di Surabaya diketahui mengalami gangguan kecanduan seks alias sex addict sebagai dampak negatif lingkungan eks lokalisasi Dolly.
ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Perlahan, kondisi anak ini berangsur normal atau membaik. Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Nanis Chairani, sempat mengatakan kondisi bocah itu dalam tahap penyembuhan dan pendampingan, karena memang sudah cukup lama mengalami kondisi tersebut.
5. Mikroplastik pada botol air kemasan kata BPOM
Masalah kesehatan lain yang juga sempat membuat heboh masyarakat adalah temuan hasil investigasi TEMPO yang bekerja sama dengan organisasi media nirlaba di Amerika Serikat, Orb Media. Tim ini menemukan bahwa air minum kemasan yang beredar luas di pasar mengandung mikroplastik. Temuan itu terungkap dalam hasil penelitian global State University of New York at Fredonia yang didukung Orb Media.
Tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Menanggapi hal itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyebutkan, perkembangan isu mikroplastik masih diamati oleh lembaga pangan internasional, seperti European Food Safety Authority (EFSA) otoritas US-Environmental Protection Agency (US-EPA). “Saat ini sedang mengembangkan pengkajian termasuk metode analisis untuk melakukan penelitian toksikologi terhadap kesehatan manusia,” pada pers rilis Maret lalu.
6. Cacing di Ikan Makarel?
Pemberitaan ditemukannya cacing pada tubuh ikan makarel dan ikan sarden kemasan kaleng sempat meresahkan masyarakat pada akhir Maret 2018. Terlebih, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan mengeluarkan pernyataan ada 27 merek makarel kaleng yang terindikasi mengandung cacing.
Petugas Gabungan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan dan Disperindag mengecek makanan kaleng saat Sidak Produk Ikan Makarel di Swalayan, Karanganyar, Jawa Tengah, 3 April 2018. Sidak tersebut untuk mengantisipasi peredaran produk makanan kaleng ikan makarel. ANTARA/Mohammad Ayudha
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan cacing pada ikan makarel ini tidak berbahaya selama makanan itu diolah dengan benar. Menurut Nila, cacing justru mengandung protein. "Setahu saya itu (ikan makarel) kan enggak dimakan mentah, kita kan goreng lagi atau dimasak lagi. Cacingnya matilah. Cacing itu sebenarnya isinya protein, berbagai contoh saja tapi saya kira kalau sudah dimasak kan saya kira juga steril. Insya Allah enggak kenapa-kenapa," kata Nila di Gedung DPR RI, Kamis 29 Maret 2018.
7. Heboh Terapi Cuci Otak ala Dokter Terawan
Nama Dokter Terawan sempat heboh pada April 2018. Terawan merupakan Kepala Rumah Sakit Kepresidenan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Dokter radiologi ini dikenal berkat terapi 'cuci otak' yang dipakai untuk pengobatan stroke.
ilustrasi cuci otak (pixabay.com)
Sejumlah kalangan elite dan politikus, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla, telah mencoba terapi ini dan mengaku bisa sembuh. Namun di sisi lain, terapi ala Terawan ini menuai kontroversi di kalangan dokter saraf. Para dokter saraf menilai metode cuci otak itu bukan terapi, apalagi tindakan pencegahan. Metode itu hanyalah prosedur diagnosis saja. Perkara itu yang diduga menjadi penyebab pemecatan sementara Dokter Terawan.
8. Masalah Susu Kental Manis yang Ternyata Bukan Susu
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang produsen susu kental manis menggunakan anak di bawah usia lima tahun sebagai bintang iklan pada Juli.
Susu kental manis. Finecooking.com
Sebabnya, menurut Kepala Badan POM Penny Lukito, [demi kesehatan] susu kental manis sangat tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi anak-anak karena mengandung lebih banyak gula ketimbang protein. Susu kental pun seharusnya dijadikan bahan pelengkap makanan, bukan diminum seperti susu segar untuk pengganti asupan gizi.
Baca: Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja