TEMPO.CO, Jakarta - Sastrawan dan wartawan senior, Arswendo Atmowiloto wafat pada Jumat 19 Juli 2019 petang di kediamannya di Kompleks Kompas, Petukangan, Jakarta. Kabar duka ini telah dikonfirmasi kebenarannya oleh salah satu sahabat dekatnya, Eros Djarot. Arswendo Atmowiloto sebelum ini dikabarkan menderita kanker prostat. Sebelum wafat, Arswendo Atmowiloto juga sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pertamina Pusat, Jakarta.
Kanker disebabkan oleh mutasi dari DNA yang menyebabkan pertubuhan sel menjadi tidak terkontrol. Dalam kasus kanker prostat, mutasi DNA tersebut terjadi pada sel-sel di prostat. Kanker prostat merupakan kanker yang hanya menyerang pria.
Penyebab kanker prostat hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, berbagai penelitian telah menunjukkan faktor-faktor tertentu dapat menyebabkan seseorang memiliki risiko lebih besar terkena kanker prostat. Beberapa faktor risiko tersebut seperti dilansir Sehatq, di antaranya:
1. Ras
Penelitian menunjukkan bahwa pada seseorang dengan ras Afrika Amerika memiliki kemungkinan menderita kanker prostat 70 persen lebih besar dibandingkan ras Kaukasian.
2. Usia
Pertambahan usia akan meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat. Kanker prostat jarang ditemukan pada pria berusia di bawah 40 tahun, sedangkan kejadian kanker ini mengalami peningkatan signifikan pada usia 60 tahun ke atas.
Baca Juga:
3. Genetik
Jika Anda memiliki anggota keluarga, terutama ayah atau saudara kandung, yang menderita kanker prostat, maka Anda berisiko dua kali lebih tinggi dibandingkan seseorang yang tidak memiiki riwayat kanker prostat dalam keluarganya. Adanya mutasi pada BRCA1 dan BRCA2 diketahui berhubungan dengan kejadian kanker prostat.
4. Riwayat Kanker
Pria yang telah memiliki kanker tertentu, seperti kanker ginjal, kandung kemih, paru-paru, tiroid, dan kanker kulit melanoma, berpotensi meningkatkan risiko untuk mengalami kanker prostat di kemudian hari.
Beberapa faktor risiko penyebab kanker prostat yang dapat diubah, yaitu kelebihan berat badan, kurang berolahraga, dan konsumsi makanan tinggi lemak. Kadar lemak yang tinggi dalam tubuh akan merangsang peningkatan produksi hormon testosteron. Hormon ini berperan dalam mempercepat pertumbuhan sel kanker prostat dan mengaktifkan sel kanker yang dorman.
Dengan melakukan perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan yang berlebih, berolahraga secara teratur, dan mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak, Anda dapat menurunkan risiko menderita kanker prostat. Selain itu, terapi hormonal juga dapat membantu dengan menurunkan kadar testosteron dalam tubuh.