TEMPO.CO, Jakarta - Tidur yang nyenyak dan berkualitas sangat penting bagi kesehatan secara keseluruhan. Namun, bagi penderita diabetes tipe 2, tidur yang baik sering kali menjadi tantangan tersendiri.
Sulit tidur atau gangguan tidur adalah masalah umum yang sering dialami oleh penderita diabetes tipe 2. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kualitas tidur. Berikut beberapa penyebab penderita diabetes mengalami gangguan tidur.
1. Hipoglikemia dan Hiperglikemia
Baik hipoglikemia (kadar gula darah rendah) maupun hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dapat mempengaruhi tidur pada penderita diabetes. Hipoglikemia dapat terjadi saat seseorang tidak makan selama beberapa jam, seperti saat tidur malam, atau jika seseorang mengonsumsi terlalu banyak insulin atau obat lainnya.
Sedangkan hiperglikemia terjadi ketika kadar gula darah naik di atas normal. Ini dapat terjadi setelah makan terlalu banyak kalori, melewatkan obat, atau karena penyakit. Stres emosional juga dapat menyebabkan kenaikan gula darah.
2. Neuropati Perifer
Neuropati perifer atau kerusakan pada saraf di kaki merupakan penyebab lain dari gangguan tidur. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan hilangnya sensasi di kaki atau gejala seperti kesemutan, mati rasa, terbakar, dan nyeri. Dikutip dari WebMD, penderita nyeri neuropati perifer dapat mengonsumsi obat pereda nyeri, antidepresan, atau antikonvulsan untuk mengurangi gejalanya.
3. Obesitas
Obesitas atau terlalu banyak lemak tubuh sering dikaitkan dengan mendengkur, sleep apnea, dan gangguan tidur. Obesitas meningkatkan risiko sleep apnea, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, arthritis, dan stroke.
3. Sindrom Kaki Gelisah
Sindrom kaki gelisah adalah gangguan tidur khusus yang menyebabkan dorongan intens yang seringkali tidak tertahankan untuk menggerakkan kaki.
Gangguan tidur ini sering disertai dengan sensasi lain di kaki seperti kesemutan, tarikan, atau nyeri, yang membuat sulit untuk tidur atau tetap tidur. Berbagai obat digunakan untuk mengobati sindrom kaki gelisah, termasuk agen dopamin, obat tidur, antikonvulsan, dan obat pereda nyeri.
4. Sleep Apnea
Sleep apnea merupakan kondisi di mana terjadi hentakan dalam pernapasan saat tidur. Kondisi ini disebabkan oleh penyumbatan saluran udara atas yang menyebabkan berhentinya pernapasan untuk beberapa saat.
Sleep apnea sering tidak disadari oleh penderitanya karena terjadi selama tidur dan menyebabkan bangun tidur yang singkat. Sleep apnea menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah karena penyumbatan menghalangi udara masuk ke paru-paru.
Kondisi ini juga mempengaruhi fungsi otak dan jantung. Penelitian telah menemukan hubungan antara sleep apnea dengan perkembangan diabetes dan resistensi insulin. Diagnosis sleep apnea biasanya dilakukan melalui studi tidur khusus yang disebut polisomnogram.
5. Diagnosa Masalah Tidur
Untuk mendiagnosis masalah pada penderita gangguan tidur, dokter akan menanyakan tentang pola tidur penderita, termasuk apakah kesulitan tidur atau tetap tidur, mengantuk saat siang hari, mengalami kesulitan bernapas saat tidur (termasuk mendengkur), merasakan nyeri di kaki, atau menggerakkan atau menendang kaki saat tidur.
Dokter mungkin akan merujuk pasien ke spesialis tidur yang dapat melakukan studi khusus yang disebut polisomnogram untuk mengukur aktivitas selama tidur. Hasil studi menyatakan tidur dapat membantu dokter membuat diagnosis yang akurat dan meresepkan pengobatan yang efektif dan aman.
Dikutip dari PubMed Central, bagi mereka yang memiliki diabetes, penting untuk menyadari potensi dampak penyakit mereka terhadap tidur dan mencari terapi yang tepat jika mengalami masalah tidur.
Mengetahui betapa eratnya hubungan antara diabetes tipe 2 dan tidur menekankan nilai pendekatan yang baik terhadap kesehatan. Tidak hanya melibatkan perbaikan nutrisi dan olahraga, tetapi juga kebersihan tidur yang tepat dan pengobatan masalah yang terkait dengan tidur.
Pilihan Editor: 4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?