TEMPO.CO, Jakarta - Bioskop adalah salah satu tempat hiburan yang digemari banyak orang. Namun, tempat ini sangat tidak cocok untuk anak-anak di bawah usia 3 tahun atau batita. Dalam acara Wealth Wisdom, co-founder Parent Talk dan podcast #CurhatBaBu, Ario Pratomo, menjelaskan alasannya.
Pertama dari segi konsentrasi anak. Menurut Ario, banyak orang tua baru yang kurang memperhatikan kebutuhan anak dan memikirkan kesenangan diri sendiri. Padahal, anak di usia kurang dari 3 tahun belum bisa menyerap keseluruhan cerita yang diputar dalam jangka panjang sehingga jika tetap dipaksa, akhirnya akan merepotkan.
“Setiap anak itu punya batasan untuk menonton yang disesuaikan dengan kemampuan berpikirnya. Biasanya, kalau di bawah 3 tahun itu film-film pendek berdurasi dua hingga sepuluh menit. Jadi ketika dibawa ke bioskop, mereka pasti rewel karena konsentrasinya belum cukup untuk menonton film sepanjang 2 hingga 3 jam,” katanya di Jakarta pada 15 Agustus 2019.
Kedua, ini bisa membahayakan kesehatan telinga anak, khususnya saat berkonsultasi dengan dokter. Ia mengingat bahwa volume yang cukup keras dalam pemutaran film di bioskop dapat merusak pendengaran balita. Terlebih jika terpapar dalam waktu yang cukup lama, akan menimbulkan gangguan pendengaran secara permanen.
“Biasa di bioskop itu 85 desibel. Buat bayi dan balita, ini bahaya sekali karena bisa merusak koklea di bagian dalam telinga. Apalagi kalau nonton berjam-jam. Itulah sebabnya banyak orang tua yang disuruh bawa penutup telinga saat ajak anak nonton di bioskop. Tapi kan kasihan bikin anak tidak nyaman. Lebih baik tidak usah,” katanya.
Ketiga, ini juga berhubungan dengan kesehatan lain, yakni mata. Menurut Ario, mata anak belum cukup tanggap untuk membedakan gelap dan terang. Sedangkan saat berada di bioskop, lampu akan dimatikan sementara cahaya dari film yang ditayangkan akan menyesuaikan.
“Anak juga bisa mengalami masalah di mata karena dia belum tangkas untuk membedakan cahaya,” katanya.