TEMPO.CO, Jakarta - Membeli makanan secara online saat pandemi Covid-19 sering membuat masyarakat khawatir. Terlebih dengan berbagai informasi di media sosial, tak jarang video atau foto menunjukkan ketidakamanan mengonsumsi makanan dari luar rumah. Padahal, hal tersebut belum tentu benar.
Sebagai bentuk antisipasi dan pengetahuan, profesor kesehatan masyarakat yang mengajar epidemiologi penyakit menular dan kesehatan lingkungan di Muhlenberg College, Chrysan Cronin, pun memberikan beberapa penjelasan. Seperti dilansir dari situs Men’s Health, berikut tiga di antaranya.
Mitos pertama: Pembungkus pembawa makanan bisa membawa virus corona
Banyak orang yang takut wadah dan kantong plastik saat membeli makanan di luar sebab dianggap bisa membawa virus corona. Padahal, Cronin mengatakan hingga saat ini badan yang berwenang seperti CDC, FDA, dan WHO menyebutkan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Covid-19 dapat disebarkan lewat pembungkus atau makanan.
“Itu berarti Anda sebenarnya tidak perlu khawatir tentang hal tersebut. Tapi, jika merasa kurang nyaman dan masih takut, Anda bisa menenangkan diri dengan mencuci tangan sebelum makan atau memindahkan makanan ke piring berbeda dari wadah yang dibeli,” katanya.
Mitos kedua: Memanaskan makanan penting untuk membunuh virus corona
Setelah membeli makan, banyak orang memilih untuk memanaskan makanan kembali agar virus corona mati. Memang, mikroorganisme tidak bisa bertahan dalam kondisi panas sehingga masyarakat menerapkan hal tersebut.
“Ada penelitian yang menunjukkan virus corona lain (seperti yang menyebabkan SARS) sensitif terhadap suhu dan akan dihancurkan pada 149 derajat selama 3 menit. Ini karena lapisan protein yang mengelilinginya dapat dihancurkan oleh panas,” ujarnya.
Meski begitu, lagi-lagi belum ada bukti yang tepat untuk membenarkan pernyataan tersebut. “Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa memanaskan makanan dengan kompor atau microwave sampai uap naik efektif membunuh virus dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ini perlu dilakukan,” tuturnya.
Mitos ketiga: Pesan makanan mentah lebih berisiko daripada makanan matang
Makanan mentah memang selalu diasosiasikan dengan tempat berkumpulnya mikroorganisme, termasuk virus dan bakteri. Tak heran orang meninggalkan makanan mentah dan lebih memilih makanan matang untuk dibeli lewat online. Padahal, Cronin mengatakan makanan mentah dan matang sama saja. Namun, yang mempengaruhi adalah bagaimana makanan tersebut disiapkan.
“Jika memilih restoran yang benar, pasti cara menyiapkan makanannya akan mengikuti pedoman keselamatan yang sudah terstandarisasi. Itu berarti ketika ini diikuti, tidak ada peningkatan risiko, baik dari makanan mentah maupun matang,” tuturnya.